Bagian 6 : Kencan yang tak terduga

3K 168 2
                                    

Sejujurnya aku tak terlalu memperhatikan film dilan yang sebelumnya cukup menarik perhatianku, karna sekarang perhatianku tersita oleh sosok tampan yang sejak masuk bioskop tadi menggengam tanganku. Sesekali dia tersenyum ketika mendengar rayuan Dilan pada Milea, aku jadi ikut tersenyum karna memperhatikan senyumanya. Wajah arkan yang selalu terlihat serius dan dingin kini terlihat hangat dan nyaman dipandang.

"apa wajahku lebih menarik dari filmnya?" tiba2 arkan menoleh saat aku sedang asik memperhatikan wajahnya
"iya" aku tersenyum sengaja tak ingin membohonginya
"apa sebaiknya aku jadi aktor saja ya? Bukankah wajahku lebih dari cukup untuk membintangi sinetron?"
Arkan kembali berbisik padaku
"aku akan kesulitan jika punya suami seorang aktor" arkan tersenyum mendengar candaanku. Tiba2 arkan menarik kepalaku dan merebahkannya dibahunya, dia bilang
"nikmati saja filmnya, jika kali ini kau kembali melewatkanya lagi maka aku tak akan menemanimu"
Aku yang terkejut langsung menarik kepalaku darinya, tapi sesaat kemudian tanpa malu2 aku langsung memposisikan diriku dengan nyaman dan menikmati film Dilan yang semakin romantis.

Diam2 aku membandingkan, Rasanya sangat berbeda saat bersama arkan dan saat bersama dika. Dengan dika meskipun sedikit gugup dan deg degan, tapi karna sudah terbiasa jadi tak terlalu berasa. Tapi bersama arkan meskipun sudah mencoba untuk bersikap biasa saja dan menganggap bahwa dia juga lelaki seperti pada umumnya, jantungku terus berdebar tak karuan, perasaan seperti tersengat listrik itu rasanya semakin kuat dan menciptakan sensasi yang sangat aneh. Bagaimana jika dia mendengar suara detak jantungku?

"Eh tunggu dulu, kenapa aku menjadi seperti ini didekatnya? Bukankah selama ini kami sering bersama? Tapi selama ini tak ada perasaan aneh dan gugup berlebihan seperti itu, apa artinya aku sudah mulai menyukai arkan? Ya tuhan semudah itukah hatiku berubah?" Karna menyadari perasaan aneh itu aku segera melepaskan tanganku dari arkan dan duduk biasa seperti semula. Tiba2 aku takut bersentuhan dengannya. Arkan tampak heran, tapi kemudian dia kembali fokus pada film yang sedang kami tonton.

Setelah film selesai kami segera keluar dari bioskop, hampir saja aku terjatuh saat sepasang remaja yang kurang hati2 dan sepertinya sangat terburu-buru tak sengaja menabrakku. Beruntung arkan segera menahan bahuku agar tak terjatuh kebelakang. Tapi hal itu malah membuatku dan arkan jadi tak punya jarak, aku bisa merasakan hembusan nafas arkan dipucuk kepalaku. Seketika itu juga kesadaranku kembali dan segera menjauhkan diri darinya

" apa yang salah denganmu, apa kau baik2 saja? Kenapa tiba2 kau menghindari sentuhan dariku? Padahal beberapa jam yang lalu kau begitu agresif menyentuhku" arkan sedikit heran dengan kelakuanku yang tiba2 berubah
"itu, sepertinya kita harus membuat peraturan"
"peraturan?" arkan mengernyitkan keningnya tak mengerti
"diantara kita, hanya aku yang boleh menyentuhmu dan kau tidak boleh melakukanya kecuali dalam keadaan terdesak seperti tadi" arkan cuek saja ketika kukatakan peraturan itu.
"kalau kau memang tidak menginginkanya aku akan mengikuti apa yang kau mau"

Aku segera meninggalkan arkan dan menolak berdekatan denganya. Tapi aku jadi kesal sendiri karna banyak sekali wanita yang menoleh bahkan sengaja menggoda arkan.
"wah dia tampan sekali, ayo kita ajak dia foto, dia mirip artis" beberapa wanita muda kutaksir masih SMA mulai berbisik2 sambil menunjuk ke arah arkan
"iya sepertinya dia pergi sendiri, ayo kita dekati" mereka segera menghampiri arkan
Aku jadi tak rela dan segera berbalik menggandeng tangan arkan seolah ingin mengkonfirmasi bahwa lelaki ini adalah milikku. Arkan jadi tersenyum sendiri melihat tingkahku
"kalau kau lengah dan kurang berusaha maka cepat atau lambat aku pasti dimiliki wanita lain" arkan sengaja berkata seperti itu untuk menggodaku.

Kamipun meninggalkan plaza senayan saat hari sudah menunjukan pukul 4 petang dan berencana jalan2 sore di stadion Gelora bung karno karna jaraknya cukup dekat. sebenarnya tak ada sesuatu yang menarik sih, hanya lalu lalang orang2 yang lari dan olahraga sore atau sekedar nongkrong dengan pasangan. Tapi karna dulu waktu SMA aku sering mengunjungi GBK bersama dika rasanya kangen juga ingin jalan disini lagi, suasananya sudah jauh berubah, GBK sudah terlihat lebih baik setelah direnovasi.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang