Bagian 7 : Mundur atau semakin terluka?

3.1K 198 4
                                    

Siapa sangka kami akan ngdate berempat. Awalnya aku ingin menghindari arkan dan elea, aku bahkan pura2 masih ingin tidur karna tak mau mengganggu acara mereka. Tapi dika malah membuat usahaku sia2 dan mengusulkan kencan ganda. Jika seharian ini kami terus bertemu, aku takut tak bisa menahan perasaanku, makanya waktu dika memintaku jadi pacar seharinya, tanpa pikir panjang kusetujui keinginanya.

"akhirnya kenyang juga"
Aku mengelus perutku yang sudah terisi penuh dengan makanan. Dika hanya tersenyum melihat tingkah konyolku
"masih terlalu siang jika kepantai sekarang, bagaimana kalau kita belanja oleh2?" dika memberi usul
"setuju, aku paling suka bagian itu" dika mengelus kepalaku saat kuacungkan jempol tanda menyetujui keinginanya
"apa kita ikut mereka arkan? Sepertinya dunia ini hanya milik mereka berdua" elea sengaja menggoda kami, kulirik arkan yang sejak tadi kuacuhkan. Aku tak ingin terlihat akrab denganya didepan dika, apalagi elea.
"tentu saja, kita kan sudah sepakat untuk kencan ganda" arkan menjawab dengan ekspresi dingin

Kamipun pergi ke pusat belanja oleh2 di daerah bali. Aku tidak tau pasti apa namanya, aku hanya mengikuti kemana dika membawaku. Dika malah sepertinya tau banyak seluk beluk bali. Sesampainya disana aku dan dika langsung berburu berbagai pernak-pernik unik seperti yang sering kami lakukan jika sedang liburan.
Sesekali kulihat arkan dan elea tampak mesra berjalan berpegangan tangan, mereka serasi sekali.

"wie mau coba yang ini?" dika memasangkan kaca mata hitam yang lucu padaku, tentu saja kuterima dengan begini aku bisa memperhatikan arkan tanpa disadari yang lainnya.
"wah kacamata ini cocok denganku, aku ambil yang ini ya" Dika langsung membayar kacamata yang telah kubeli. Kamipun lanjut memilih berbagai oleh2 untuk bunda dan ayah serta teman2 kerja di kantor.
Selama berbelanja tadi aku terus memperhatikan arkan. Dia begitu lembut dan penuh kasih pada Elea, entahlah dadaku rasanya sesak sekali. Tanpa sadar aku terus menepuk-nepuk dadaku dan menjauh dari mereka. Aku meminta dika membelikan minuman dingin untuk membuatnya menjauh dan tak menyadari kegalauan hatiku.

"kau sakit? Dari tadi kau terus memukul dadamu, ada apa?" tiba2 arkan mengejutkanku
"tidak, tapi sepertinya dadaku sedikit sesak" aku berkata jujur pada arkan
"jika memang sangat sakit ayo kuantar ke hotel" arkan mengulurkan tanganya padaku
"tidak usah, sepertinya hanya kelelahan karna terlalu lama berjalan. Mana elea?" aku bertanya karna tak melihat elea disamping arkan.
"Dia sedang membeli oleh2 untuk orang tuanya. Mungkin sebentar lagi dia datang. Elmo kemana?"
"oh dika sedang membeli minuman"
"ayolah kuantar pulang, sepertinya kondisimu memang kurang baik" arkan tiba2 menarik tanganku menjauh dari kerumunan orang2 yang sibuk belanja ini dan itu.
"tapi bagaimana jika elea mencarimu? Lagipula dika pasti curiga jika tiba2 aku menghilang bersamamu." aku melepaskan tangan arkan yang sejak tadi menarikku
"aku sungguh tidak apa2"

Aku kembali ketempat dudukku semula, tak lama kemudian dika datang dengan dua botol minuman dingin yang tadi kupesan. Kami bertiga menunggu elea yang pergi cukup lama untuk berbelanja. Saat elea datang kami langsung pergi kepantai karna hari sudah semakin sore. Sunset di pantai kuta pastilah sunset yang sangat indah, dan kami tak mau melewatkanya.
Sesampainya dipantai aku memilih duduk sendiri dan kembali menjauh dari mereka bertiga yang sangat asik main air di tepi pantai. Arkan dan elea sesekali berpelukan menghindari ombak kecil yang mempermainkan kaki mereka.

"kenapa kau kelihatan tidak semangat wie? Apa kau sakit?" dika langsung duduk didekatku dan menempelkan tanganya dikeningku
"apaan sih, aku baik2 saja dika" aku segera menjauhkan tangan dika dari keningku.
"kalau kau merasa tidak nyaman kau kembalilah duluan ke hotel, nanti aku akan mengunjungimu, malam ini aku akan tidur dikamar arkan" dika kembali memperhatikanku yang terlihat tak bersemangat
"tidak. Mana mungkin aku melewatkan sunset yang indah di pantai bali, siapa tau lain kali aku tak kan sempat kemari lagi" aku menolak tegas usul dika.
Tak lama kemudian elea dan arkan datang dan langsung duduk di pasir pantai sama seperti kami. Tapi aku sedikit tak nyaman karna arkan duduk tepat disebelahku.

Give Me Your LoveWhere stories live. Discover now