Random of Renjun

1.9K 170 7
                                    

Renjun, si pangeran dari negeri tirai bambu.

Di sebuah negeri, yang tenang, sejuk, nan damai, hiduplah sebuah keluarga kerajaan dinasti China yang di pimpin oleh Raja Huang.

Raja Huang memiliki seorang anak laki laki yang sangat tampan, paling tampan di negeri itu. Squidward pun kalah olehnya.
Raja Huang sangat menyayangi anak semata wayangnya itu. Apapun yang anaknya inginkan, dia akan memberinya walaupun anak lelakinya ingin planet jupiter sekalipun.

Huang Renjun namanya. Banyak gadis di negeri itu yang jatuh hati padanya. Tapi, ada satu hal yang kurang dari seorang pangeran Huang ini. Dia terkenal sangat dingin, tidak sedingin es, tetapi namanya dingin ya dingin. Hanya sepatah dua kata dalam satu Minggu yang akan dikeluarkan oleh Pangeran Huang ini.

Senyuman adalah hal yang sangat mahal dari pangeran Huang ini. Sulit sekali untuk mendapatkan senyumannya, bahkan, nafasnya pun nyaris tak terdengar.

Pernah suatu ketika, salah satu anak gadis dari  pelayan kerajaannya, sebut saja oknum A, sedang menyapu halaman kerajaan. Dia merasa hawa hawa dingin merambat ke lehernya. Oknum A heran, mana mungkin ada hantu di pagi bolong begini.

Betapa terkejutnya ia ketika menoleh ke belakang. Pangeran Huang sedang berdiri di sana, memperhatikan oknum A yang sedang menyapu halaman.

"Benar, dia tiba tiba ada di belakangku dan terus memperhatikanku yang sedang menyapu halaman" ujar A saat kami wawancara

Disana, Pangeran Huang berdiri dengan memegang alat lukis kesayangannya. Oknum A sangat heran mengapa pangeran membawa alat lukisnya dan diam tidak melakukan apapun. Dengan keberanian yang ada, oknum A mencoba bertanya pada sang Pangeran.

"Pangeran, apa ada yang bisa saya bantu?"

Pangeran Huang sama sekali tidak membuka suaranya untuk menjawab pertanyaan pelayannya itu. Dia hanya memberi isyarat pada A untuk mengikutinya. Tanpa ada pilihan lain, oknum A mengikuti arah laju sang Pangeran.

Hingga pada suatu tempat sang Pangeran pun berhenti, memberi kembali sebuah syarat agar oknum A duduk di tempat yang ia tunjukkan. Pangeran Huang membuka alat lukisnya dan mulai melukis apa yang ada didepannya.

"Ahh, dia ingin melukisku" ujar oknum A dalam hatinya.

Karena tau dia akan dilukis, oknum A akhirnya memberikan senyuman terbaiknya, agar saat dilukis wajahnya terlihat indah.

Dua jam berlalu, akhirnya Pangeran Huang selesai dengan lukisannya. Oknum A berdiri dan menghampiri sang pangeran.

"Pangeran, aku ingin lihat wajahku di lukisanku!" Ucapnya

Wajah Pangeran Huang tiba tiba terlihat heran. Oknum  A mengangkat alisnya. "Ada apa, pangeran?"

Oknum A dibuat terkejut karena Pangeran Huang menampilkan deretan giginya--tidak, Pangeran terkekeh.

"P-pangeran? Kau sehat?" Tanyanya

"Apa maksudmu? Aku benar benar sehat" ucap Pangeran

HAH?! "1..2..3..4...Ah! Ada 6 kata yang dikeluarkan pangeran dalam waktu kurang dari 2 detik! Ini hal yang langka!"  Itulah yang ada didalam pikiran oknum A.

"Pangeran! Aku harus memberitahu ajudanmu untuk membawamu pergi ke tabib!" Seru oknum A sangat heboh

Pangeran mencekal tangan oknum A, membuat oknum A diam terpaku di tempatnya.

"Diamlah,"

Oknum A akhirnya diam. Matanya melirik ke arah lukisan sang Pangeran. Dia mengernyit heran karena tak ada wajahnya disana, melainkan lukisan sebuah pohon yang tepat ada disebelah oknum A saat duduk.

"Pangeran, mana lukisan wajahku?"

Pangeran Huang kembali terkekeh, "siapa yang melukis wajahmu?"

"Bukannya tadi kau menyuruhku duduk disana karena ingin ada objek lukisan untukmu?"

"Tidak, aku melukis pohon di sampingmu" katanya.

Oknum A semakin heran dibuatnya. "apa maksudmu? Jadi, kenapa kau bawa aku kesana?"

Pangeran Huang berdiri dari duduknya, tangannya ia simpan di belakang sebagaimana khasnya para Pangeran.

"Iya memang, aku menyuruhmu duduk disana untuk menutupi tempat sampah yang menganggu pemandangan ku saat melukis" katanya

Oknum A hanya tersenyum dengan sangat lebar. "Terimakasih pangeran, akhirnya dua jam dari masa hidupku, ku habiskan untuk bersamamu" ujarnya

"Kalau begitu, kau boleh pergi, Ara"

Oknum A, alias Ara menoleh ke arah Pangeran dengan wajah terkejut. "P-pangeran, kau tau namaku?"

"Tentu" ucapnya seraya berlalu dari tempat itu.

"E-eh pangeran!" Teriak Ara

Pangeran Huang menoleh kembali ke arah teriakan sang gadis.

"Kau tau? Baru kali ini aku mendengar kalimat terpanjangmu. Padahal biasanya kau hanya mengeluarkan kan sepatah dua kata selama seminggu!" Ujar Ara dengan wajah berseri.

Pangeran tersenyum, "itu karena aku bersamamu"

Ara tidak mengerti apa yang Pangeran Huang katakan, " apa maksudnya?"

"Pikirkan sendiri, dan satu lagi. Jangan sebut aku pangeran lagi, panggil aku Renjun, Huang Renjun" ucap Pangeran sebelum akhirnya benar benar meninggalkan Ara yang sedang kebingungan.

"HAH?!"


"Itulah kisahku bersama Pangeran Huang-- maksudku, Renjun"







Diketahui, oknum A itu seseorang yang menulis kisah ini. MWEHEHEHEHEH

The End






Gapapa da aku teh gabut:(
Bonus...


Gantengnya jodohq

Receh baby--NCT Dream✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang