Part-21

6.6K 663 106
                                    

Barbie masih menangis di dalam pelukan Albert, mereka masih menunggu di luar ruangan dimana Samuel dirawat. 

"Stt, tenanglah sayang, Sam pasti baik-baik saja" Albert berusaha menenagkan Barbie, ia juga mengelus rambut panjang gadisnya.

"Tapi.. Ta.. Tadi ba-nyak darah hiks" Isak Barbie semakin menenggelamkan wajahnya di dada Albert.

"Al, Bie"  Panggil Julia mendekati Anaknya dan Calon menantunya itu, Barbie semakin menangis menghambur kepelukan Julia, seakan di sedang mengadu pada sang ibu betapa Khawatirnya dia dengan Adik Laki-lakinya.

"Stt.. Samuel tidak akan apa-apa sayang, jangan menangis lagi ya" Julia mengusap Punggung Barbie dengan lembut.

"Moon, Ana?" Barbie menatap wajah julia dengan deraian air mata.

"Ana ada dirumah sayang, tadi dia menangis terus. Tapi Moon sudah menengkannya hingga dia tertidur" Jawab Julia lembut.

Barbie tidak menjawab lagi,  dia kembali larut didalam pelukan sang ibu,  sedangkan Albert menatap kearah Daddynya yang berdiri di sebelah Julia.

"Ada apa sebenarnya Dad? Mengapa Sam bisa kecelakaan? " Tanya Albert.

"Dad juga tidak tau, tapi sebentar lagi kita akan tau karena Daddy sudah memerintahkan orang-orang Daddy untuk menyelidiki semuanya" Justin menahan Emosinya, Albert tau itu karena Terlihat dari rahang Daddy nya yang mengeras.

Pintu ruang UGD Terbuka, seorang Dokter pria paruh baya baru saja keluar dari dalam ruangan itu.

Barbie berjalan mendekati dokter itu dengan tergesa-gesa "Bagaimana dengan Adik saya dok?  Dia tidak apa-apa kan?" Tanya nya langsung.

"Tenanglah Mrs,  Adik anda tidak apa-apa, meski tadi pasien mengalami pendarahan di bagian tangan kirinya. Namun semua sudah terselesaikan dengan lancar" Semua nya menghembuskan nafas lega mendengar penuturan sang dokter.

"Apa tangan kiri Adik saya tidak akan terjadi sesuatu kan Dok, ya seperti kehilangan fungsinya?" Barbie menggigit bibirnya gelisah.

"Tidak, tangan pasien akan baik-baik saja.  Jika tidak ada hal yang ingin di tanyakan lagi saya pemisi dulu, 1 jam lagi pasien akan di pindahkan ke ruang inap. Permisi" Dokter itu melangkahkan kakinya meninggalkan semua orang yang ada disana.

****
"Bagaimana?" Tanya Justin menyilangkan kakinya, Ia menumpukan kedua tangannya di setiang sanggahan kursinya.

"Seperti yang sudah saya selidiki, ternyata kecelakaan Tuan muda Samuel terjadi dengan kesengajaan Mr" Jawab Pria yang ada di hadapan Justin.

"Siapa?"

"Ariel Edwart, anak tiri dari Romi Eddison, Sedangkan Romi adalah Ayah kandung dari Nona Barbie, Mr." Justin menganggukan kepalanya mengerti, Ternyata Gadis itu berani melukai Anak kesayangan Istrinya itu, meski bukan anak yang istrinya lahirkan, Namun Samuel dan juga Niana sudah menjadi Anak kesayangan Istrinya.

"Kau tau kan harus berbuat apa?" Pria berpakaian serba hitam itu menganggukkan kepalanya mengerti.

"Keluarlah" suruh Justin. Setelah Pria itu keluar dari pintu di saat itu juga Albert memasuki Ruang kerja Daddy-nya.

"Siapa dia Dad?" Tanya Albert menatap kearah pintu yang sudah tertutup.

Justin tersenyum miring menatap putra satu-satunya itu, dia mengerti dengan pertanyaan itu.

"Orang suruhan Daddy!"

"Bagaimana dengan keadaan Tunangan mu?"

" Barbie sudah mulai membaik Dad, dia dan Mommy kompak merawat samuel" Jawab Albert lesu.

"Ada apa dengan wajah itu, son?"

"Jangan tanyakan hal itu Dad!,Karna aku yakin Daddy tidak akan mau mendengarnya" Albert memutar bola matanya.

"So,  bagaimana dengan penyelidikan Samuel Dad?"

"Apa kau mengenal Ariel Edwart, anak tiri Dari Romi Eddison?"

"Ariel Edwart? Aku tidak mengenalnya dad. Tapi Romi Eddison, bukankah dia-"

"Ya.. Dia Ayah kandung Barbie"

"What the Fu*k"

"Jangan mengumpat di depan Daddy mu Al, dasar kau anak tidak tau sopan!. Daddy tidak pernah mengajari mu bersikap seperti itu Albert Countinho" Tegas Justin menatap Albert tajam.

Albert menggarut tekuknya merasa salah tingkah dengan ucapan Daddy-nya barusan.

"Jadi kapan kau akan menikahi Barbie? Menurut Daddy kau harus segera menikahi-nya?" Albert menghembuskan nafasnya, sebenarnya ia juga ingin menikahi Gadis nya itu.  Hanya saja Barbie selalu mengalihkan pembicaraan jika dia membicarakan soal penikahan mereka.

"Secepatnya Dad!"

"Bagus, jika kau masih mengundurkan waktu lagi, Daddy pastikan kau akan menyesal. Karena Daddy tidak mau calon Cucu Daddy Tidak memiliki Daddy"

"Baiklah Dad-" Albert tidak melanjutkan kalimatnya lantaran Baru saja ia seperti mendengar kata 'Cucu' dari bibir Daddynya.

"Cucu?, maksud Daddy apa dengan Cucu? "

"Kau ini sebenarnya anak siapa hah!, Daddy jadi curiga jika kau bukan Anakku" Albert memutar bola matanya, kan mulai lagi Daddy nya jika ia Bersikap lambat seperti ini.

"Apa perlu aku bertanya pada Moon aku ini anak siapa? " Bukannya jawaban yang diterima Albert, melainkan lemparan buku kearah kepalanya.

"Kau mau Daddy kirim ke Negara Afrika" Ancam Justin membesarkan bola matanya, menatap wajah sang putra dengan tajam.

"Terserah, jadi apa maksud Daddy dengan kata Cucu? " Tanya Albert sekali lagi.

"Sudah berapa kali kau melakukannya dengan Barbie? Apa selama kau melakukannya kau menggunakan Pengaman? "

Albert menepuk keningnya pelan, akhirnya dia mengerti maksud daddy-nya.  Jika diingat-ingat Dia dan Barbie tidak pernah menggunakan Pengaman dan kemungkinan besar jika Barbie-.

"Dad, aku pergi dulu ya, Dah" Albert buru-buru berdiri dari posisi duduknya, lalu berlari meninggalkan ruang kerja Daddynya.

Dia terus berlari menuju halaman utama dimana mobilnya terparkir, ia harus sampai kerumah sakit dimana Barbiw berada, ia harus memastikan kebenaran yang dikatakan Daddy-nya tadi.

Hingga ia sampai di Rumah sakit, Albert dengan tergesa-gesa menuju ruang dimana Samuel dirawat yang otomatis Barbie juga ada disana.

"Bie, ikut aku sekarang" Tanpa mengucapkan salam terlebih dulu, Albert langsung menarik pergelangan tangan Gadisnya, hingga Barbie spontan berdiri dengan keadaan terkejut.

"Kemana? Ada apa dengan mu?" Tanya Barbie menatap Albert heran.

"Nanti akan aku jelaskan, sekarang kau ikut denganku. Ayo"

"Aww, Moon" Albert menyentuh kepalanya yang terasa sakit, Julia dengan kejamnya memukul kepala Albert menggunakan gagang pisau buah.

"Kau ini kenapa hah, kenapa baru datang langsung menarik Barbie seperti itu?" Julia melebarkan matanya, membuat Albert merasa salah tingkah.

Sebenarnya ada apa ini? Mengapa semua orang membuatnya seperti pria bodoh, Tadi Daddy-nya sekarang Moon-nya. Sebentar lagi siapa?.

...


Sincerity ✔Where stories live. Discover now