-0-0- 21 May 2018 -0-0-
"JANGAN BOHONGI DIRIMU SENDIRI, REY..." bisikan bisikan ini yang selalu menggema di telingaku.
"Diam kau bodoh... Gue lagi sibuk buatin boneka nih... Ini semuakan juga buat lo, Raisya..."kesalku.
Aku menghidupkan music player agar tak ada suara suara itu lagi. Bisikan itu sangat menganggu konsentrasiku.
-0-0- 2016-0-0-
"Rey.... Kamu di mana? Aku butuh bantuan nih..." teriak Raisya dari lantai bawah.
"Gue ada di kamar..." teriakku.
Raisya langsung memasuki kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan itu membuat aku terkejut , saat itu aku lagi main konsol gameku.
"Lain kali kalau mau masuk kamar, ketuk dulu pintunya!!!" omelku padanya.
"Iya deh... Maafin aku, ya..." dia memohon kepadaku dengan wajah lugunya itu.
Hal itu membuat aku tak tega melihatnya, lama kelamaan aku juga mual melihatnya.
"Iya-iya... Sekarang apa mau lo? Cepat! Gue lagi sibuk nih..." tanyaku dan aku kembali fokus ke konsol gameku.
"Ini yang kamu sebut sibuk?!" tiba-tiba dia mengambil konsol gameku. Dasar saudari kembar yang merepotkan.
"Andai saja gue punya kembaran laki-laki pasti asyik di ajak main bareng" batinku.
"Apa??? Kamu ngak puas punya saudari kayak aku, gituh?" tatap Raisya menakutkan, dia mendengar ucapan batinku?
"Eeeehh... Sya, sejak kapan lo bisa baca batin orang? Lo Empath ya?" tanyaku keheranan dan menghentikan kegiatanku.
"Iya, emangnya kenapa?" tanyanya balik.
"Jawab dulu pertanyaan gue! Sejak kapan lo bisa baca batin orang?"
"Sejak.... Kelas 6 SD... Ini adalah kemampuan spesialku, loh.." jawabnya dengan bangga.
"Kemampuan spesial?" aku makin bingung ama ini bocah. Mana ada kemampuan kayak gitu. Itukan cuma bualan belaka.
"Benar.... Kamu kan juga punya Rey..." balasnya ketus.
"Punya apa?" tanyaku lagi.
"Kamu itu kan peniru suara yang handal. Kamu bisa jadi pengisi suara kartun. Terus kamu bisa niru gambar, sifat, penampilan, banyak deh. Kamu itu plagiat yang handal. Itu kan kemampuan spesialmu? Kita ini kembaran yang spesial" jelasnya.
Emang iya sih, aku punya kemampuan kayak gitu. Tapi itu kan ngak mencolok. Aku itu pengennya kekuatan super kayak spider-man, superman, batman, kayak gitulah. Kemampuan Raisya ini juga hebat, masa aku kayak ginian, hanya peniru yang aneh. Aku jadi iri.
"Iya... Gue akui. Jadi mau ditolongin apa nih?" pembicaraanku mulai ke topik utama.
"Tolongin kerjain PR aku nih, numpuk banget... Kamu sebagian dan aku sebagian, ok!"
"Haaah... Kamukan Sang juara di sekolah minta bantuan sama ranking bawahan kayak gue?" cemoohku.
"Itu kan ngak ada urusannya sama ranking... Tolongin....., PR nya buat besok nih" mohonnya lagi dengan wajah lugunya itu.
"......... Iya deh, gue tolongin seperempat aja yah" syaratku padanya.
"Seperempat?" tatapnya tidak setuju.
"Kalau ngak mau, ya udah" aku kembali fokus ke gameku.
"Iya deh....." jawabnya dengan nada lesu.
Akhirnya, yaaah.... Aku lakukan sesuai janjiku, mengerjakan seperempat tugasnya. Terus tugasku bagaimana? Tenang saja aku berbeda kelas dengan Raisya. Dia itu berada di kelas 8.A unggul sedangkan aku di bawahnya, 8.B. Kami ini adalah kembaran yang berbanding terbalik...
YOU ARE READING
The Executioner
Mystery / ThrillerSemakin lama dunia ini semakin kacau. Dimana banyaknya jumlah penduduk semakin banyak pula kejahatan yang muncul. Hana Putri Gunawan seorang dokter psikologi muda yang merupakan salah satu dokter dari penangan rehabilitasi remaja ini diminta untuk m...
