Pena

Ni

Sesampainya di rumah berukuran minimalis, Vania langsung menuju ke arah kamarnya. Mengganti seragamnya dengan kaos oblong dan celana selutut andalannya.

Direbahkannya tubuhnya yang ringkih. Pikirannya melayang ke arah percakapannya dengan Melani di motor tadi.

"Gue kemarin ketemu Galan. Dia nanyain kabar lo"

Galan? Mengapa mennyakan kabar nya?

Bukannya semua nya sudah jelas. Dia yang memberikan pernyataan dia juga yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa sebab.

Perasaan tidak sebercanda itu, dia pikir ini lelucon? Sama sekali nggak lucu Gal, nggak!

Hatinya berontak pikirannya kacau. Namun, saat ingin memejamkan matanya tiba-tiba HP yang berada disampingnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Galan Ardhana
Van

Galan? Vania langsung mengerutkan keningnya. Kenapa dia tiba-tiba mengiriminya pesan.

Oktavania Savira
Iya, kenapa Gal?
Lo sekarang udah jadi duta shampoo lain?

Vania sudah tidak berselera untuk memejamkan matanya . Matanya nyalang, dia hanya butuh menyegarkan pikirannya. Lalu Vania beranjak mengambil kunci motornya.

***

Hi I am Dewa, from Indonesia. Do not hesitate to text me first because I won't bite you hahaha

Sebuah bio yang membuatku memberanikan diri untuk memencet tombol "chat"

Oktavania Savira
Masnya sakti kan ya, masa mau main gigit2an ya sayanya kalah pasti

Dewantara Sakti
Makanya itu, saya juga gamau main gigit2an. Main rumah2an aja yuk :v

Oktavania Savira
Wah masnya tambah ngaco kalau ngomong. Saya masih balita nih. Jangan buru2 ngajak saya main rumah2an dong

Dewantara Sakti
Balita? Bayi dibawah Lima puluh tahun? Percaya gue mah

Oktavania Savira
Masnya kalo ngomong suka bener deh. Jadi gemes pen nonjok

"Ngapain lo nyengir-nyengir sendiri kaya orang oon?"

"Kaget gue, gue Kira siapa"

"Sianjir ditanyain kenapa juga"

"Oh haha, ini gue lagi chatting sama orang bego. Gatau pakai narkoba jenis apa, ngomong nya suka ngaco"

"Ceilah. Orang mana? Russia? Australia? Amerika?"

"Orang Indo kok, muehehe"

"Halah pribumi"