48 - Happy Birthday

Start from the beginning
                                    

"Kalian..."Gumam Adara.

Kelima orang itu mendekat pada Adara dan Kenan dengan membawa sebuah kue ulang tahun, dan Fera menggenggam dua buah balon berwarna putih.

"Happy Sweat Seventeen My Best Friend."

Lalu Anggun mendekat pada Adara.

"Selamat ulang tahun kaka. Kaka terhebat bagi Anggun."

Adara lalu menoleh Kenan yang tersenyum padanya.

Lalu tanpa babibu, Adara memeluk tubuh kecil Anggun. Menyalurkan semua rasa bahagianya.

Adara benar-benar lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sungguh! Dan ini semua... bahkan orang lain malah yang mengingatnya. Ini adalah hari bahagia yang akan menjadi sejarah untuknya.

Adara melepaskan pelukan itu lalu menghapus air mata bahagia yang turun tanpa diperintah itu.

Fera mendekat pada Adara dan memeluk tubuh sahabatnya itu. Sahabat yang paling kuat. Sahabat yang tak mengenal lelah. Apapun yang terjadi, sahabatnya akan melakukan semuanya untuk adiknya. Itulah Adara.

"Makasih Fer..."

Fera mengangguk dan melepaskan pelukan itu.

"Makasih Gerald, Jordan."

Adara melihat Aldric yang membawakan sebuah kotak kecil entah apa isinya. Dan jangan lupakan, bahwa Adara sudah lama tak bertemu Aldric, entah kemana Aldric, yang pasti Adara sedikit merindukan pria ini.

"Happy Birthday Dar. Lo cewek paling kuat yang pernah Gue kenal."

"Makasih Aldric."

"Buat Lo."Aldric menyerahkan kotak itu pada Adara.

"Ini apa?"

"Maaf banget beberapa hari ini Gue nggak ketemu Lo disekolah. Soalnya Gue ikut bokap ke Jerman."

"Oh iya. Makasih ya Aldric."

Aldric mengangguk.

Adara lalu memutar tubuhnya menghadap Kenan. Lalu, Adara memeluk tubuh tegap itu, membuat sang empunya tersentak kaget tapi setelah itu ia membalas pelukan Adara.

"Happy sweat seventeen Dear."

Adara semakin terisak dan mengeratkan pelukan itu. Tak memperdulikan sekitar mereka yang menatap bahagia.

"Makasih...makasih buat semuanya."

Kenan mengendurkan pelukannya dan menghapus air mata itu. Baginya, kebahagiaan Adara jauh lebih penting. Bahkan, rencana ini sudah ia susun dari jauh-jauh hari.

"Udah jangan nangis lagi."

"Makasih sekali lagi, Ken."

Kenan mengangguk.

"Yaudah, nangisnya udah. Sekarang, kita makan-makan dulu. Yuk masuk."Ujar Fera.

"Tapi..."

"Kenapa Dar?"

"Gue mandi dulu."

"Astaga sans kali Dar. Yuk masuk yuk."Ucap Jordan.

Akhirnya semua masuk kedalam rumah Adara dengan sedikit bercanda ria dan tertawa akibat lelucon yang dibuat oleh Jordan.

*****

Selesai mandi dan mengeringkan rambutnya, Adara ikut bergabung dengan mereka yang sudah menyantap banyak makanan disana. Entah siapa yang membelinya, yang pasti Adara sangat berterima kasih pada mereka.

"Udah selesai Dar?"Tanya Fera sembari mengunyah bolu.

"Iya."

Adara lalu duduk disamping Fera.

"Ini semua..."Gumam Adara.

Fera tersenyum."Ini semua buat Lo. Kita udah rencanain dari kemarin-kemarin buat rayain ultah Lo. Gue yakin, Lo nggak akan inget Ultah Lo. Ya, jadi gini."

Adara tidak dapat lagi menahan senyumnya. Bahagia? Tentu, sangat bahagia.

"Makasih ya semuanya."

Semua mengangguk sembari terus memakan makanan yang ada disana.

"Ayo ayo. Makan dong ah."Ujar Aldric.

"Kenyang bego! Gue udah abis bolu tiga piring."Ucap Jordan sembari menyandarkan punggungnya didinding.

"Laper apa doyan pak?"Tanya Aldric.

"Dua-duanya Bu."

Semua tertawa pelan melihat Aldric dan Jordan yang sudah seperti kenal lama.

Kenan memberi kode pada Adara agar ikut keluar dengannya. Adara yang melihat tatapan Kenan pun mengerti. Lalu kedua orang itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

"Mau kemana Dar?"Tanya Fera.

"Biasalah, orang baru ekhem-ekhem kan butuh waktu berdua. Ya nggak?"Ujar Gerald sembari menyenggol lengan Fera.

"Apaan sih."

*****

Kenan mengajak Adara untuk duduk didepan teras rumah. Menikmati semilir angin malam yang semakin menusuk sampai ketulang.

"Kenapa Ken?"

"Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kamu seneng?"

Kamu?

Pipi Adara bersemu merah mendengar apa yang dikatakan Kenan.

"I...iya."

"Iya apa?"Tanya Kenan jahil.

"Iya seneng."

"Siapa?"

Adara tau pasti ini kode agar dirinya mengatakan 'Aku' pada Kenan.

"A..aku seneng. Makasih ya."

Tangan Kenan terulur mengacak pelan pucuk kepala Adara.

"Sama-sama."Balasnya.

Lalu Kenan menarik bahu Adara agar mendekat padanya. Adara hanya diam sembari menyadarkan kepalanya dibahu Kenan. Tempat ternyaman untuknya saat ini.

Bagi Adara, hidupnya sudah lebih dari cukup. Masih memiliki Adik yang begitu menyayanginya, dikelilingi orang-orang yang peduli padanya, semua sudah lebih dari cukup bagi Adara. Kebahagiaan kini sudah menyelimutinya.

Terimakasih Tuhan... Engkau menghadiakan begitu banyak malaikat baik disamping Adara... Di hari kelahiran Adara, Adara hanya minta agar Tuhan memberikan tempat yang layak bagi kedua orang tua Adara. Sayangilah mereka... Adara rindu mereka...






































******

















































Hbd Adara:v
Votkomen ya:)

Salam.
DESFIKAARDERA

ADARAWhere stories live. Discover now