5 ǁ Menarik Temali

1.8K 222 193
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Menarik Temali

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Tangan Xylo baru terulur pada kotak roti isi yang terbuka ketika tangan lain yang berukuran lebih kecil berhasil melayangkan satu geplakan di punggung tangannya. "Itu buat Gerhan!"

Xylo mencibir seraya menarik tangannya kembali. Gagal mengambil jatah makanan Gerhan. Padahal di kotak itu terdapat beberapa potong roti isi, tetapi memang dasarnya Cyrin pelit, diambil satu saja tidak boleh. "Pelit lo!"

Cyrin hanya menjulurkan lidah sebelum kemudian mendorong kotak makannya pada Gerhan, tetapi langsung terkesiap kala tangan lain berhasil mencuri satu potong. "Beryl! balikin nggak!"

"Ya elah, itu juga masih banyak anjir. Gue cuma ngambil satu, nggak bakal bikin si Gerhan kurus."

"Nggak, balikin makanannya!" Saat ia lengah untuk mengambil roti isi di tangan Beryl, kesempatan itu digunakan Xylo untuk ikut mengambil potongan roti isi lain. Dan ya, dia berhasil mengambil satu hingga membikin Cyrin kontan mengamuk. Butuh waktu beberapa saat bagi Gerhan untuk menenangkan Cyrin agar merelakan potongan-potongan roti isi yang sudah berpindah tempat ke dalam perut Beryl dan Xylo. Perempuan itu akhirnya menyerah saat menyadari jika usahanya sia-sia. Meski begitu, Cyrin masih menaruh dendam pada Beryl dan Xylo. Dua laki-laki menyebalkan yang sayangnya malah menjadi sahabat pacarnya. Menyebalkan! "Awas, ya, lo berdua!"

Beryl tanpa dosa justru mengambil es tehnya sebelum lanjut memakan siomay yang baru diantar ibu kantin. Tidak peduli pada Cyrin yang masih belum rela roti isinya ia jarah. Berbeda dengan Xylo yang justru meladeni perempuan cerewet itu. Alhasil, tercipta kebisingan di meja yang mereka tempati.

Saat sedang anteng makan, tanpa sengaja mata Beryl tertuju pada seorang perempuan berseragam olahraga yang baru memasuki kantin. Mata keduanya sempat bersirobok, sebelum akhirnya perempuan itu memutuskan kontak mata dan berjalan menuju salah satu stand untuk membeli air mineral. Tanpa sadar mata Beryl justru mengikuti pergerakan perempuan itu bahkan hingga sosoknya tak lagi tertangkap pandangan.

Beryl menelan kunyahan kentang di mulutnya. "Omong-omong, Rin, cewek yang kemarin siapa?"

Yang ditanya langsung menoleh. Ia melayangkan tatapan bingung, pun dengan dua temannya. "Yang kemarin siapa?"

"Cewek yang di UKS."

Saat Cyrin mengerti tentang 'siapa' yang dimaksud Beryl, perempuan itu langsung menanggapi sewot. "Lo kan udah tau, ngapain nanya-nanya!" Tak lupa dengan mata yang mendelik sinis.

"Ya, kan, gue cuma nanya. Sewot banget."

"Bentar, bentar." Xylo menyela sambil menelan bakwan di mulutnya. "Cewek yang mana anjir, kok gue nggak tau."

"Kepo lo."

Saat sebuah ingatan menghantam kepalanya, Xylo kontan memelotot. "Jangan bilang cewek yang kemarin kita anterin pulang!"

Tak ada yang menjawab.

"Anjing! Yang itu?" serunya.

"Kenapa emangnya?"

"Ah, anjing! Tadinya mau gue gebet! Sialan!"

Beryl tersedak. "Apa kata lo?"

"Iya, bangke. Nggak jadi," gerutu Xylo keki, langsung mengerti jika temannya itu menaruh rasa tertarik pada perempuan kemarin. Sama seperti dirinya. Ya ... memang tidak bisa disangkal jika perempuan yang kemarin mereka antar pulang itu memiliki wajah yang menarik. Dia cantik. Sangat malah. Dan jujur saja, ketika pertama kali melihatnya, Xylo juga tidak bisa untuk tidak memuji Tuhan. "Untung temen, kalo bukan, mana mau gue ngalah." Tapi jika harus berebutan perempuan dengan sahabat sendiri, maaf deh, Xylo malas.

Moonstruck | √ [Repost]Where stories live. Discover now