10+10=20

2.3K 234 19
                                    

"Gimana? Sudah baikan?"

Daniel menganggukkan kepalanya perlahan,warna tubuh Daniel yang pucat pun sudah kembali normal seperti biasanya.

Rifia juga merasa bersyukur karena Daniel sudah kembali pulih.

Rasanya agak aneh,pria sebongsor Daniel bisa takut sama serangga yang gedenya cuma sejempol kaki.

"Dan,aku mau nanya nih" Rifia mencoba membuka suaranya kembali, Daniel dengan segera menoleh kearah Rifia

"Nanya apa?" Balas Daniel

Rifia mengigit bibir bawah perlahan dan meremas ujung piyama miliknya,"Nikah kontrak kita mau sampai berapa lama Dan?"

Daniel tersentak seketika mendengar pertanyaan Rifia,"Kenapa tiba tiba bertanya?"

"Soalnya kau hanya berkata Nikah kontrak saja waktu itu tanpa memberi tau kontrak nya berapa lama,setahun? Dua tahun atau berapa bulan" jelas Rifia,ia ingin mendengar kejelasan dari Daniel sementara Daniel langsung terdiam sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk setuju,Daniel sebenarnya lupa memberi tahu sewaktu awal pernikahan dikarenakan ibundanya terlalu sibuk menyiapkan ini itu untuknya.

"Kau maunya berapa lama? Aku sih nurut saja" Ujar Daniel

Rifia menundukkan kepalanya,ia bingung memutuskan berapa lama. Sebenarnya ia sangat ingin ini cepat berlalu tetapi ia tidak tau kapan.

"Aku tidak tau,kau saja yang memutuskan. Ini sudah jalan hampir setengah tahun" Imbuh Rifia

"Baiklah,bagaimana setahun?" Kata Daniel,Rifia menaikkan alisnya,"Kau yakin?"

Daniel menganggukkan kepalanya

"Baiklah kalau begitu,aku akan segera mengabarkan hal ini kepada Riko"

"Kenapa kau harus laporan kepadanya?" Tanya Daniel.

"Dia mau menikahi ku,hehe" cengir Rifia,ia tersenyum kepada Daniel dan meraih ponsel kemudian mengetikkan sebuah pesan untuk Riko.

Daniel hanya terdiam,ia membaringkan tubuhnya dan meraih sebuah tab yang sedari tadi berada di meja nakas.

Ia mencoba memainkan sebuah game hingga rasa kantuk datang dan membuatnya tertidur pulas.

.
.
Rifia melirik ke arah Daniel sekilas sebelum mengirimkan pesan kepada Riko,ia memperhatikan wajah pria itu yang tengah asyik dengan tabnya.

Suara tawa,bahkan suara kesalnya ia keluarkan karena selalu kalah dalam bermain game.

Rifia mengurungkan niatnya untuk mengirimi Riko pesan.

Rifia seharusnya menikmati 6bulan terakhir bersama suami nya,bukan malah memberi kejutan ke Pria lain,bagaimana pun juga Daniel adalah prioritas nya untuk saat ini, karena ia masih berstatus suami dengannya.

"Dan,aku mau pizza" Ujar Rifia ia merangkak ke arah Daniel dan mulai bergelanyutan manja di lengan Daniel sehingga membuatnya merasa risih,dan sudah beberapa kali Daniel menempeleng kepala Rifia menyuruh agar wanita itu menjauh darinya.

"Kalau mau Pizza kau bisa pesan,kau kan punya handphone" kata Daniel ia tidak melirik Rifia sama sekali.

Haebi memanyunkan bibirnya dan menggelengkan kepala,"Tidak mau,kalau di pesan pizzanya sudah dingin. Ayo kita pergi?"

Daniel mendengus nafas kasar dan melempar tabnya ke arah sofa

"Yasudah,ayo?" Daniel langsung beranjak dan mengambil jaket miliknya.

"Naik apa?" Tanya Rifia

"Motor"

"Kau bisa?"

"Jangan meremehkan,kau pikir orang kaya hanya bisa menyetir mobil saja?"

Rifia terkekeh perlahan,ia langsung meraih jaket dan mengenakannya juga karena cuaca di Palembang saat ini sangat dingin.

**

Rifia langsung menaiki motor Daniel dan memeluk tubuh Daniel erat dari belakang,ia tau ini sangat berlebihan tapi masa bodo lah,nanti 6bulan yang akan datang dia ga bakal kaya begini lagi.

Kaya kata Titin 'lakuin hal gila yang bahkan hati kamu berkata enggan buat lakuin,biar engga nyesel suatu saat,selagi bisa buat dilakuin kenapa ngga?' iyakan??

"Dan,kan kita dipindahin ke Jakarta apa tidak apa apa?" Tanya Rifia kepada Daniel.

"Iya tidak apa apa" sahut Daniel

Rifia mengangguk perlahan,"Bukannya kau tidak setuju dipindahkan? Kau kan jadi berjarak dengan Irene"

Daniel memberhentikan motornya di sebuah kedai Pizza 24jam dan turun dari motor.

"Kalau ibuku yang membuat keputusan kenapa tidak aku lakukan?" Daniel membuka helm yang menutupi kepala Rifia. Helmnya kebesaran sih karena sebetulnya ini Helm milik Ratra yang ketinggalan dan tidak ingin Daniel kembalikan.

"Jadi hubungan kau dengan Irene?"

"Biarkan saja,biarkan Daniel yang besok yang memikirkan hal itu. Cepat turun"

Rifia menganggukkan kepalanya dan langsung bergegas turun dan memasuki kedai Pizza.

"Ayo?" Rifia mengulurkan telapak tangannya kepada Daniel dan disambut juga oleh Daniel dengan hangat

To be continued!
Vomentlah anjir:(

Maafin ceritanya makin gajex"D semoga suka ya!
Jangan jadi sider:"
Unpub nih ya:(

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang