5

3.1K 271 17
                                    

----

"Ngapain sih diculik kesini?" Rifia langsung beranjak dari kasur dan memegangi tengkuknya yang masih terasa sangat nyeri.

"Kan udah di bilang,aku mau nikahin kamu"

"Enak aja! Kamu pikir gue mau sama---

Rifia tidak meneruskan perkataannya karena mulutnya langsung dibekap oleh tangan Daniel.

Daniel melirik ke arah pintu kamar sebentar sambil memastikan bahwa ibunya belum masuk ke dalam kamar tersebut

"Apa sih" Rifia menepis tangan Daniel kasar.

"Engga usah galak galak dah ah. Sawan nih nanti"

"Ya lagian ngapain nyulik aku?" Ujar Rifia seraya menatap sinis daniel.

"Aku mau ngomong nih sama kamu" Kata Daniel serius.

"Bukannya kamu dari tadi udah ngomong?"

"Serius!" Ujar Daniel dengan nada serius.

-------

"Eh menantu ibu sudah bangun" Sebuah senyum manis merekah ketika pandangan kedua bola mata menangkapi sebuah wanita yang tengah duduk karena sudah terbangun dari tidurnya.

Ridia menoleh ke arah sumber suara,ia bingung harus bereaksi seperti apa dan ia hanya bisa mengekspos senyum khasnya.

"Manisnya" Pujinya sambil membelai rambut Rifia

Rifia hanya bisa memasang senyum canggung dihadapan ibunda Daniel,ia belum terbiasa dengan suasana seperti ini bersama dengan orang baru.

"Airi,ayo makan?" Ajaknya,ia menarik narik tangan Rifia lembut,Rifia menoleh ke arah Daniel perlahan,ia memberi isyarat,'aku harus bagaimana?'

Daniel hanya mengangguk,ia membalas isyarat dari Rifia.

"Ayo ayoo" katanya dengan nada bahagia. Karena Rifia sudah terjebak dalam situasi ini,mau takmau lebih baik dijalankan saja.

------

"Nak,karena ibu takut kamu menghilang lagi,besok kamu nikah ya sama Daniel?" Kata ibunda daniel tiba tiba yang sontak membuat Rifia tersedak sewaktu menelan makanannya.

"Ohok ohok!"

"Ah bisa dibicarakan lagi itu nanti, jangan bicara sekarang ibu,liat Airi tersedak mendengarnya" Oceh daniel,ia menuangkan segelas air putih dan memberikannya kepada Rifia.

Rifia dengan segera meneguk air minum pemberian daniel tersebut.

"Apa salahnya ibu hanya berkata" katanya,sambil mengerucutkan buah bibir.

Daniel mengembuskan nafasnya kasar,ia menoleh ke arah lain. Tak habis pikir,ibu menyuruh nya menikah secepat itu.

'Bagaimana dengan dia?' batin Daniel,ia menoleh ke arah Rifia.

Rifia menatap makanan dengan tatapan kosong,terlihat juga dari raut wajahnya,ia terlihat seperti sedang berfikir bagaimana kedepannya nanti.

Aaah! Entahlah.

Daniel beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ke kamar,ia tidak mau memikirkan sebuah hal yang membuatnya kepalanya pusing.

Daniel bermain game,sekaligus memakan cemilan favoritenya, yaitu Jelly.

------

"Tidak keberatan kan?" Tanya ibu Daniel,ia merasa bersalah karena sudah mengatakan hal itu mendadak,soalnya Rifia juga baru bangun dari pingsannya.

"Airi,ibu minta tolong ya" pintanya.

"Ibu tidak mau kehilangan menantu kesayangan ibu" jelasnya,ia meremas ujung bajunya.

Rifia menatap ibunda daniel dengan sendu,ia tak tau harus berbuat apalagi selain menerimanya.

Daniel juga sudah bercerita bagaimana kondisi ibunya ini.

Karena sudah terlanjur bergabung disini dan sempat merasa simpati.

Jangan tanggung tanggung deh

"Tak apa bu,besok aku dan Daniel akan menikah sesuai permintaan ibu"

Dua bola mata milik Ibunda daniel langsung membulat,ia merasa bahagia karena permintaannya dituruti.

"Baiklah,siang nanti kita pilih gaun sekaligus foto prewedding ya?" Ujar nya Antusias.

Rifia mengangguk sekaligus memberikan senyum pasrah.

------------------

-Song : Rain - Taeyeon (Girls Generation)-

Air hujan berjatuhan diluar sana,Rifia berjalan dengan hati hati,karena pada saat ini ia sedang menggunakan Gaun pengantin.

Bunyi air hujan menambah rasa pilu didalam hati. Sudah berapa kali Rifia menepis rasa sedih didalam hatinya,namun rasa itu tidak ingin hilang dan terus terusan ingin berlama lama didalam hati.

Ia menatap cermin dan melihat dirinya yang sudah berbalut bedak, lipstik,blush on,bulu mata palsu dan beberapa manik manik yang telah melekat diwajahnya.

Kesan make up yang sangat manis.

Ditambah gaun yang sangat indah dan terlihat merekah ketika Rifia berdiri.

'Apa pernikahan ini akan berjalan baik baik saja?' batin Rifia.

Ia memandangi Daniel yang berada diseberang,ia tengah memakai dasi dan menggulung lengan jasnya. Ia terlihat sangat tampan dan dewasa.

Rifia mengakui bahwa Daniel memang tampan.

Tapi mau bagaimana,perasaan tidak dapat dipaksakan bukan? Kalau kau tak suka kau tak bisa memaksakan suka dan menjalakan pernikahan bersamanya.

Daniel menoleh ke arah Rifia dan melihat bahu sekaligus punggung wanita itu terekspos, 'Sangat cantik' batinnya.

Kulit yang putih dan beberapa tahi lalat yang menempel memberikan kesan manis pada Rifia.

"Sebentar lagi pemotretannya,Ibu memesan banyak model baju untuk kalian potret nanti"

"Berapa baju memangnya?" Tanya Daniel,ia menatap ibundanya itu

"5 baju,terdiri baju tradisional,casual,kaos dan lain lain"

Daniel menepuk keningnya,belum saja ia jalankan tapi ia udah bisa membayangkan betapa lelahnya melakukan potret ini.

"Disini ada point penting" tambah ibunda Daniel.

Daniel mengerutkan keningnya

"Pada saat pemotretan ibu ingin kalian berdua berciuman"

Sontak kedua mata daniel langsung membulat.

"Hah?!"

.
.

ToBeContinued!!
Jangan lupa Voment!!🌸

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang