Tap... Tap... Tap...
Sraak... Sraak... Sraak...
Hah... Hah... Hah...
Kemana aku harus pergi?, batin Kayla
Tubuhnya terlalu lelah untuk berlari. Langkahnya terseok-seok karena sempat tersandung batu sewaktu ia berlari menghindar dari kejaran makhluk itu. Otaknya semakin penat, penat berfikir keras untuk mencari jalan keluar. Ia terus berjalan walaupun langkah kakinya semakin gontai, tanpa menoleh sedikit pun ke belakangnya. Sesekali ia meringis kesakitan karena lengan kirinya terluka akibat sabetan benda tajam. Hingga ia sampai di padang benih bunga dandelion yang luas di bawah langit malam berbintang. Tidak ada siapapun kecuali dirinya dan bunyi dari para serangga. Angin semilir lembut menerpa wajah Kayla.
"Luar biasa", gumam Kayla.
Deg
Otaknya kembali memutar memori indah yang telah lama terkubur. Memori ketika ia berkumpul dengan Mama, Papa, dan Kakaknya, Rajni. Memori ketika ia bermain dan bercanda dengan dua sahabatnya, Atha dan Lesha. Juga, memori ketika Kayla bertemu 'bintang' untuk pertama kali, dan untuk terakhir kali. Ia berjalan di antara benih - benih bunga dandelion yang beterbangan di terpa angin. Tanpa Kayla sadari, air matanya menetes.
"Ma, Pa, Kak Rajni, Kayla kangen kalian. Kayla sangat ingin bertemu dengan kalian", isak Kayla. "Atha, Lesha, aku rindu kalian. Ketika aku kembali nanti, ayo ngerumpi lagi", tangisnya.
Tangisannya sempat terhenti. Kemudian, ia mendongak menatap bintang-bintang di langit.
"Hei bintang, kapan kamu kembali? Ada hal yang ingin aku sampaikan padamu. Hingga kita bertemu lagi, aku harap kamu baik - baik saja", ujarnya seraya menahan tangis.
"Oi putri tidur, bangun!", ujar seseorang.
Kayla membelalakkan matanya dan menoleh mencari sumber suara. Dilihatnya sesosok laki-laki berdiri tidak jauh darinya. Tatapan mata dingin dan tajam menatap lekat-lekat mata Kayla. Hawa dingin menerpa tubuh Kayla dan seolah menusuk ke tulang-tulangnya. Lidahnya kelu dan tubuhnya seketika kaku. Dengan mantap, laki-laki itu melempar sebuah kapak tepat ke arah Kayla.
Syut...
Craaat!
YOU ARE READING
R O T A S I W A K T U
Teen FictionApakah kamu pernah merasa semesta tidak memihakmu? Apakah kamu pernah berfikir jika dunia yang kamu huni memiliki keunikan yang tak terkira jumlahnya? Benang merah kusut akan kembali terurai. Takdir berotasi dan berjalan diluar nalar manusia. Pintu...
