Minta maaf?

129 11 2
                                    

Minta maaf bukan berarti harus kamu yang salah, karena sesungguhnya kamulah yang menang. Menang karena engkau bisa melawan egomu.


***

"Mata kamu sembab kayak gitu, kenapa? Habis nangis?" Pertanyaan yang menjadi pengganti salam Nabila itu terus saja dilemparkan untuk Risma. Yah, bukan salam atau ucapan selamat pagi menyambut kedatangan Risma dalam musholah, melainkan pertanyaan itu-itu saja.

Bagaimana tidak, Risma datang dengan kondisi mata sembab, wajahnya juga pucat. Ia juga beberapa kali mengadu sakit kepala pada Ira dan Nabila.

"Kamu ada masalah di rumah?" Tanya Ira hati-hati. Karena ia tahu, Risma adalah tipe manusia yang paling sensitif jika memiliki masalah.

Risma hanya menggeleng sambil menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan tangannya sendiri. Ia menunduk, membaringkan wajahnya di atas meja.

"Trus kamu nangis karena apa? Nonton drakor? Lah, kamu kan nggak suka drama!" Ucap Nabila. Ia seperti berlakon dalam dua tokoh, menjadi pemberi pertanyaan sekaligus penjawab.

"Atau anime yang kamu nonton ada adegan romantisnya?" Sambung Ira, dengan argumen barunya.

"Nggak ihh!" Jawab Risma malas.

"Terus?"

"Ayolah cerita ke kita. Biar kita bisa bantu"

"Gue bertengkar!" Akhirnya Risma mau membuka mulutnya untuk bercerita.

Kening Ira dan Nabila berkerut bersamaan. Kemudian mereka saling tatap dengan wajah bingung.

"Bertengkar? Sama siapa?" Tanya Nabila.

"Tepatnya bukan bertengkar sih, mereka aja tuh yang nggak apa-apa soal agama. Ihkss nyebelin banget!" Jawabnya lantang. Sepertinya Risma yang nyata sudah kembali, kesedihannya yang tadi sudah tidak terlihat, namun malah tergantikan dengan ego yang besar.

"Coba kamu jelasin deh dariawal, nggak ngerti, serius deh!" Kata Nabila.

"Gini, kamu bertengkar sama siapa, dan penyebabnya apa? Dan kenapa kamu bisa terbawa perasaan sampai nangis dan buat mata kamu sembab kayak gini?" Ucap Ira masih dengan intonasi yang pelan dan hati-hati.

"Aku out dari gang lama"

"Gang lama? Emang kamu punya gang? Wahh kamu gaul juga." Heboh Ira.

"Ihh Iraa, aku serius tahu. Sebelum sama kalian aku kan punya gang sendiri, bareng Wulan dan lainnya. Dan gue out".

"Etdah, 'gue-elo'" sindir Nabila.

"Ihhh. Kalian berdua mau dengar nggak sih?"

Ira menghela nafasnya lalu membuangnya keras, "mausih, cuman kamunya tuh yang daritadi muter-muter mulu, jadi nggak ngerti sama apa yang kamu ceritain. Coba langsung ke inti masalah gitu, nggak usa berbelit-belit biar kita juga ngertinya gampang, ya nggak Bil?"

Nabila mengacungkan jempolnya seraya berucap, "cakep, setuju, sepakat."

Risma mengatur pola nafasnya, bersiap untuk menjelaskan lebih banyak.

Pejuang Cinta Allah.Where stories live. Discover now