4th - Piece of Body

Comenzar desde el principio
                                    

Saat aku masuk, Seokjin menoleh padaku dan keheranan tapi hanya sebentar lalu fokus kembali pada dua orang didalam ruangan yang hanya diterangi satu lampu diatas kepala. Kami menonton dari sisi ruangan lain yang dibatasi kaca gelap yang tidak bisa dilihat keberadaan kami oleh orang yang berada diruang introgasi sana.

Wajah Kepala Polisi Kim terlihat sangat serius memandangi keduanya. Jungkook belum menanyakan apapun, matanya memandangi kertas-kertas ditangannya. Sedangkan orang yang dikatakan sebagai tersangka itu hanya duduk menunduk dengan mengepal kedua tangannya yang diborgol.

Didalam sana sunyi, tidak ada satupun yang berbicara.

Hingga tiba-tiba lampu didalam sana mati, kamera yang mengawasi pun gelap. Cukup membuat semua staf diruangan yang mengawasi ini keheranan dengan apa yang terjadi disana.

Tapi itu hanya terjadi dalam beberapa menit sampai akhirnya menyala kembali dengan Jungkook yang sedang terlihat sedang memegang lampu gantung yang jaraknya hanya berapa puluh senti dari kepala. Sepertinya Jungkook habis membenarkan lampu agar menyala kembali.

Jungkook duduk tepat dihadapannya dan memberikan tatapan tenang tapi tegas. "Jadi, apa motifmu membunuh mereka semua yang lewat lorong itu?" Yang ditanya hanya diam menunduk. "Kau memeras mereka dan mereka tidak memberikan uang?" masih diam. "Kau masih terbilang sangat muda. Umurmu masih 19 tahun, tapi kau sudah menjadi pembunuh kelas tinggi." Jungkook diam sejenak.

Sunyi untuk beberapa menit. "Sekali lagi kutanya, apa yang membuatmu membunuh mereka semua?"

Lampu diatas kepala mereka bergoyang dan berkedip. Orang berhoodie hitam itu mengangkat kepalanya dan memandang sekitar dengan bingung dan panik. "Eh? Kenapa aku disini?" matanya bertemu dengan Jungkook seolah bertanya padanya. "Tuan, kenapa tiba-tiba aku disi-" baru saja ingin mengucapkan hal lain, pria itu kembali mengkosongkan pandangannya.

Kulihat Jungkook mengerutkan alisnya heran dengan tingkah pria yang lebih muda darinya itu. Dia bertingkah seperti tidak ingat dengan apa yang baru saja ia lakukan lalu kembali seperti pendosa dalam waktu singkat.

Seperti dirinya dikendalikan sesuatu dari dalam tubuhnya.

Jungkook membereskan berkas-berkas yang ada diatas meja lalu berjalan kearah kaca dan mengetuknya. "Kusimpulkan, dia tidak waras. Kita harus menggunakan psikiater kalau mau menginterogasinya." Jungkook keluar dari ruangan itu dan meninggalkan tersangka yang duduk dengan menundukkan kepalanya.

Aku tidak pernah mengerti cara Jungkook untuk menyelidiki suatu kasus. Dia selalu terlihat serius tapi tenang.

Keluarnya Jungkook dari ruang interogasi disusul olehku yang keluar dari ruang pengawas. Jungkook mundur kaget dengan tiba-tibanya aku keluar dari ruang pengawas tanpa diduga. "Jungkook, kau yakin dia hanya tidak waras?"

Jungkook menggeleng pelan. "Jika kuceritakan yang lain, mungkin tidak akan ada yang percaya." Tubuhnya menyender pada pilar dengan kepalanya menunduk.

"Aku percaya. Aku percaya padamu." Jungkook menatap manikku dan otomatis aku juga menatap kesana sama dalamnya.

Tapi sayang, Jungkook hanya menggeleng pelan lagi. "Aku tidak mau melibatkanmu lagi." Jungkook mengusap lembut wajahku lalu mengecup pelan keningku sejenak dan pergi.

"Lagi?"

Apa maksudnya dari 'Lagi' itu?

"Jungkook..." Aku memandangi punggungnya yang menjauh.

Tersangka yang tadi diinterogasi oleh Jungkook dibawa keluar dari ruangan tadi dan dibawa ke sel tahanan. Dia ditempatkan kedalam sel yang dikhususkan untuk orang yang dikatakan sangat bahaya.

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora