Bab 6 Mendaki Kebawah

8 2 0
                                    

Araga yang sudah sehat akhirnya melakukan pertarugan keduanya kali ini dia harus mencari orang seperti tank lagi. Tapi tidak semudah itu mencari lawan seperti tank karna selain banyak petarung yang ingin melawan mereka sehingga bisa di bilang, untuk bertarung dengan orang seperti itu kita harus antri. Dan timabah lagi peratrugan baru akan bisa di jadwalkan jika kedua belah pihak menyetujui pertarugan itu.

Akhirnya lawan kedua araga adalah seorang wanita yang mampu mengendalikan boneka untuk bertarung. Dia dijuluki pupet. Sebenarnya dari segi kekuatan, kelincahan dan daya serang dia tidak lebih kuat dibandingkan tank. Hanya saja dia memiliki banyak trik dan pengalaman bertarung sehingga itu dia masi bisa bertahan dimenara neraka ini.

Sekarang dia sudah mengumpulkan 21 kemenagan, ini adalah angka yang cukup banyak untuk lantai 11. "anak kecil berapa umurmu." Kata wanita itu seperti seorang ibu yang menanyakan nama kepada teman anaknya.

"12 tahun." Jawab araga singkat. "saat aku seumuranmu aku baru bisa menguasai tekep, tapi kau bahkan sudah memiliki bakat."

"itulah kenapa kau harus mati disini." Kata araga sambil melepaskan satu tembakan stonegane kearah pupet. Tapi tembakan itu tidak mengenai pupet sebuah buneka memegang sebuah prisai besar berbentuk persegi panjang dan melengkung kearah belakang.

"tidak usah buru-buru aku pasti akan segerah membunuhmu." Kata setelah berkata seperti itu sebuah boneka yang memegang panah langsung memanah kearah araga. Araga yang melihat itu langsung membuat pilar untuk menahan seragan itu tapi dilauar dugannya anak panah yang terbuat dari aura yang dilepaskan itu berhasil menembus pilarnya untung araga langsung menyadari itu jika tidak anak panah itu akan mengenai badanya. Tapi dia tetap tidak bisa menghindarinya anak panah tadi berhasil menembus legan kanannya.

Belajar dari pengalaman sebelumnya melawan tank, arraga memutuskan ingin langsung ingin meyelesaikan pertarugan ini secepatnya. "jika dia penguna boneka maka tidak ada salahnya mencoba kemampuanku yang satu ini, Golum Tanah." Kata araga di benaknya. Tanah di sekitar itu bergetar seolah gempa lalu batu-batu mulai berterbagan menjadi satu membentuk sebuah golum raksasa.

Setelah golum itu terbentuk araga juga tidak terlihat lagi di arena. Melihat itu pupet langsung mengunakan loa untuk mencari keberadaan araga tapi dia tidak menemukan keberadaan araga. "mencariku" kata araga sebelum dia menusuk jantung pupet yang saat itu sersembunyi di balik boneka besarnya.

"kau, bagaimana kau..." tidak selesai dia mengatakan itu araga langsung memenggal kepala pupet. Para penonton langsung berseru melihat adegan yang tidak mereka sangka-sangka.

* * *

Pertarugan demi pertarugan araga lakukan hingga akhirnya dia sampai ke lantai 20, disini dia melawan seseorang yang berada pada tingkat 6 dia dijeluki hell. Karna kemampuanya mengendalikan dan memanupulasi api yang sangat luar biasa.

Seperti biasa araga akan membuka pertarugannya dengan stonegane miliknya. Hell yang melihat itu dia langsung menyemburkan api dari taganya kearah peluru batu yang ditembakan araga. Setelah itu dia langsung menyemburkan api lagi kearah araga. Melihat itu araga langsung membuat dinding tebal untuk menahan api itu. tapi tidak disangka hell langsung berlari kearah belakang araga dengan cepat dan berhasil melancarkan seragan keduanya, kejadian ini begitu cepat membuat araga tidak sempat membuat pilar batu atau dinding batu untuk menahan seragan itu. ini membuat dia terlempar kedinding batu miliknya bahkan tendagan di sertai degan api itu berhasil membakar baju araga sebagian.

Hell tidak sampai disitu dia langsung menyerang araga lagi dia menghunjani araga dengan tinju api miliknya. Araga tidak bisa mengelak dari seragan itu membuat dirinya hanya bisa menahan seragan itu. "aneh seharusnya seragan ini sudah mampu membuatnya menjadi abu." Kata hell di kepalanya.

AVRAWhere stories live. Discover now