Bab 5 Pangeran ES

11 1 0
                                    

Sementara disisi lain menara ada seorang anak remaja yang melihat tayagan ulang dari pertandigan araga dia langsung berlari turun kelantai 11 saat dia turun tentu saja para penjaga yang menjaganya juga akan mengikutinya dari belakang, dia tidk lain moando kakak araga. Saat ini moando sudah mencapai lantai 59 sedikit lagi dia akan menantang flool master lantai 60.

Saat dia tiba di lantai 11 tentu saja semua orang akan memandang takjup padanya biar bagaimanapun dia adalah salah satu selebriti yang di bicarakan di menara ini. Selain dari ketampananya dan jugasangat kuat.

"bagaimana keadan adiku." Kata araga dengan nda yang sedikit sedih melihat adik kecilnya erbaring di atas ranjang tak sadarkan diri.

Seorang prawat yang kebetulan ada disitu membantu karna melihat orang seperti ace prince bisa berada disini. Apa lagi mengenai pertanyaanya. Karna terlalu lama menjawab moando langsung mengambil papan informasi dari tagan suster itu dan lalu menyerahkan kepada seroang yang berada di belakangnya.

"tuan muda, sepertinya tuan muda araga dalam keadaan yang kritis. Beberapa tulangnya patah dan sepertinya patahan itu sempat mengenai organ dalamnya. Menurut data ini sepertinya takan bisa bertarung dalam kurun waktu sampai beberapa bulan kedepan."

"apa yang kau tunggu." Kata moando sambil melihat kesosok wanita yang berada di belakangnya.

"tapi tuan muda peraturanya." Maksut wanita itu seorang yang telah menjadi playan dari salah satu anggota keluarga nara hanya bole mengunakan kekuatanya untuk kepentingan tuan yang mereka layani.

"apa kau masi memikirkan peraturan sialan ini. apa kau tidak melihat adiku. Aku tidak peduli dengan apa dia masi bisa bertarung atau tidak tapi aku takan bisa melihat adikku terluka seperti ini." kata moando sambil menagis, lalu dia berbalik dan bersujud ke arah wanita itu. "ku mohon tolong adikku. Aku tidak peduli denagn keluarga ini. ku mohon selamatkan adikku." Kata araga sambil memegang tagan wanita itu.

Sementara wanita itu yang melihat tuanya menagis dan bersujud dideapnya yang hanya seorang biasa, membuat dia menjadi binggung. Bahkan bagi kita sesama orang biasa sangat susah untuk menundukan kepala apalagi sujud kepada orang lain apa lagi lelaki sujud kepada seorang wanita. Apa lagi moanda dengan memerhatikan status dan didikanya sesaat dia masi kecil sujud kepada seorang biasa seperti wanita yang dideapanya. Yang nyawanya bisa dia ambil kapan saja. Itupasti bukanlah hal yang sagat mudah untuk diakukan tapi untuk adik kecilnya dia melepas semua harga dirinya.

Tidak lama pintu terbuka kembali lalu dalam sekejap mata wanita yang disujudkan moanda kini sudah tidak berkepala lagi tubuhnya jatu ketanah moando yang melihat itu tahu siapa yang datang, wajah sedihnya tadi kini berubah pucat. Kini perasaanya benar-benar tidak karuan dia takut,sedih marah bercampur menjadi satu.

Pria yang masuk tadi llangsung menampar moando hingga dia terlempar kebeberapa meter. "kakek." Kata moando sambil memegang pipinya.

"apa yang kaupikir, ha.bawa dia keluar. Jagan biarkan dia masuk keruagan ini lagi." Saat mendegar itu beberapa orang yang mengikuti kakeknya langsung memegang moando dan menyeretnya keluar. Dia tidak memberontak karna sehebat apanya moando dia memiliki satu kelemahan hatinya terlalu rapuh. Dia sangat mudah goyah. Inijuga satu alasan kenapa netero tidak memilihnya menjadi penerusnya melainkan araga.

Cukup lama netero berada diruagan araga. Saat dia keluar dia masi melihat moando berdiri mematung sambil menundukan wajahnya. Saat netero melihat apa yang dilakukan oleh cucu tertuanya dia tidak berkata apa-apa. Dia hanya melewatinya seolah moando tidak ada disana.

Dia berdiri disana dalam beberapa hari. "tuan muda anda juga harus istirahat. 2 hari lagi adalah batas anda istirahat jika anda tidak mendaftar dalam pertarugan anda akan di disfikualifikasi." Saat moando mendegar itu dia terigat apa yang dikatakan oleh kakeknya saat dia pertama kali kesini. Itu membuat sedikit semgat kembali kedirinya.

AVRAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن