Memilih untuk membersihkan diri dahulu, Taehyung merasa penat dan lelah dengan hatinya. Dia pun ingin semuanya baik-baik saja, tapi hatinya selalu sakit setiap kali melihat Jungkook. Bukan karena Jungkook yang menyakitinya, justru karena dia telah menyakiti Jungkook hatinya semakin sakit. Dia tidak pernah berniat, meski tanpa sadar justru itu yang terjadi.

Selesai mandi, Taehyung berniat istirahat, tidur adalah cara ampuh untuk melupakan masalah yang mengganggu pikirannya tidak peduli ini belum ada jam delapan malam. Namun belum dua detik matanya terpejam dia ingat jika dia meninggalkan ponsel di ruang makan. Dia sempat ke dapur sebelum mandi tadi untuk mengambil minum.

Iseng mengecek ponsel, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap nama Jungkook disana.

Jungkookie ❤
Tae..
Aku sakit, bisakah kau kerumah?

Yang di respon Taehyung dengan cekatan. Kakinya segera berlari ke kamar, menyambar jaket, memakainya sembarang dan segera berlari keluar menghampiri skuternya. Serampangan memakai helm dan sesegera mungkin berkendara ke rumah Jungkook.

Jelas Taehyung luar biasa cemas, Jungkook yang sakit itu manja, seperti anak kecil, dan ceroboh juga keras kepala. Dan disaat seperti itu yang Jungkook butuhkan adalah dirinya, sebab Jungkook hanya menurut pada Taehyung. Yang lebih membuat Taehyung tidak pikir dua kali untuk segera meluncur ke rumah Jungkook, lelaki Jeon itu hanya tinggal sendiri. Ya, Jungkook tinggal sendiri di Seoul sedang orang tuanya di Busan.

Sesampainya di depan gerbang, Taehyung segera masuk tanpa lupa membawa skuternya. Mengetuk pintu tiga kali dan rautnya semakin cemas ketika tidak ada jawaban.

"Jungkookie! Buka pintunya?! Apa kau baik-baik saja?!" Taehyung berteriak di depan pintu, lalu ponselnya kembali bergetar, menerima satu pesan lain dari orang yang sama.

Jungkookie❤
Masuk saja, tidak dikunci

Tanpa balasan, Taehyung membuka kenop. Kembali melangkah ribut menaiki tangga menuju ruang pribadi mantan kekasih.

"Kookie!" Taehyung diam di tempat, tepat diambang pintu yang terbuka lebar dengan napas bersahutan. "Kau-"

"Dua menit tiga belas detik." Jungkook melirik jam tangannya sambil mengangguk-angguk. "Lebih cepat dari yang kuperkirakan."

Taehyung nyaris menjerit kesal melihat orang yang dia khawatirkan justru sedang duduk manis ditepi tempat tidur dengan senyum lebar memamerkan gigi kelinci. "Kau membohongiku?!" gugatnya tidak percaya. Hampir melarikan diri kalau saja lengannya tidak dicekal.

"Tae, tunggu! Kalau tidak bohong kau pasti menghindariku terus."

"Aku tidak menghindar, berapa kali harus kukatakan?!" Taehyung lantas menepis kasar, habis sudah kesabarannya. Bukan, dia tidak membenci Jungkook, dia hanya takut melukai lelaki itu dan dia baru saja melakukannya.

"Sial, berhenti membual, Kim!" Jungkook tidak mau kalah. Kembali menyeret mantan kekasihnya masuk dan mendorong pintu dengan kakinya.

"Jeon, apa yang kau lakukan! Buka pintunya!" Taehyung berniat merebut kunci di tangan Jungkook, tapi lelaki manis bergigi kelinci itu sigap menyembunyikannya di saku celana.

"Ambil sendiri kalau kau mau." Jungkook yakin Taehyung tidak akan berani, tapi ternyata salah. Lelaki Desember yang masih mendiami hatinya justru mengulurkan tangan untuk merogoh saku jeans miliknya.

"Jangan pikir aku bodoh dan membiarkanmu bermain-main, aku harus pulang, Jungkook!"

"Kau akan pulang setelah kita bicara!" Jungkook mencekal tangan Taehyung, menghalanginya untuk merogoh saku untuk mengambil kunci.

Daily LoveWhere stories live. Discover now