11

7.1K 826 68
                                    

Let's Break Up
•﹏•










Ketika itu pagi, tepat pukul 10 di hari Minggu. Min Yoongi yang biasanya bangun jika sudah terik merelakan kulitnya terpampang sengatan matahari lebih awal. Bangun pukul delapan, mandi, sarapan, lalu tanpa membuang waktu membawa mobilnya menuju gedung apartemen dimana Jimin tinggal.

Tiga puluh menit dia berdiri di depan pintu. Menekan bel berkali-kali sambil berdoa agar Jimin mau membukanya. Sampai akhirnya dia memilih bersandar di tembok tepat menghadap pintu sekedar menunggu kekasih manisnya keluar.

"Permisi," suara itu menginterupsi, membuat Yoongi menoleh. "Apa Tuan mencari Jimin?"

Yoongi tidak langsung menjawab, dia menegakkan tubuh lalu mengangguk dua kali. Gadis didepannya kemudian balas tersenyum.

"Aku penghuni sebelah. Sebaiknya Tuan tidak lagi mencari Jimin disini, dia sudah pindah kemarin lusa."

Penjelasan singkat itu menciptakan kerutan kasar di dahi Yoongi. Bukannya bertanya dimana alamat baru Jimin, dia justru diam menatap lurus pada gadis yang mengaku tetangga Jimin.

"Aku tidak bohong, Tuan. Aku sendiri yang membantunya mengepak beberapa barang dibantu dua orang temannya. Kalau tidak percaya Tuan bisa menghubungi orang ini."

Dengan ragu Yoongi menerima uluran kartu nama dari si tetangga. Menatap lurus pada nama yang tertera. "Terimakasih. Permisi."

Tanpa peduli keberadaan si gadis, Yoongi pergi begitu saja. Terburu keluar gedung untuk menuju satu tempat dimana dia bisa menemui si pemilik kartu nama yang disodorkan tetangga Jimin padanya.

Lima belas menit yang dibutuhkan. Yoongi tidak langsung keluar dari mobil, memilih mematai terlebih dahulu. Dia tidak boleh ambil langkah gegabah atau dia tidak bisa bertemu dengan kesayangannya lagi.

Matanya tiba-tiba meruncing, ada sosok lain yang datang. "Begundal itu!" geramnya sambil meremat stir kemudi.






•﹏•






Jung Hoseok datang dengan senyum yang begitu cerah. Teriakan khas serta polahnya yang tidak pernah bisa diam disambut senyum ramah oleh Jimin.

"Halo, Jiminie!" kebiasaan itu tidak berubah, seolah Hoseok memang wajib mengusak rambut Jimin agar bocah SMA itu luluh padanya.

"Hai juga, Hyung. Kau tampak cerah sekali hari ini." Jimin menimpali dengan senyum ramah yang membuat matanya melengkung cantik.

"Jelas! Aku-"

"Dia sedang jatuh cinta." seloroh Seokjin yang datang dengan nampan berisi dua minuman dan dua kue cokelat untuk disuguhkan pada dua orang itu. "Benar 'kan, Hoseok?"

"Serius? Wah, siapa orang beruntung yang mendapatkan hatimu, Hyung?" tanya Jimin antusias.

Hoseok disana tersenyum canggung. "Dia.. seorang bocah SMA."

"Apa dia satu sekolah denganku dan Taehyung?"

"Begitulah." jawab Hoseok ogah-ogahan, tapi tidak menyurutkan rasa penasaran Jimin.

"Wah, siapa, Hyung? Katakan padaku dan aku akan membantumu mendapatkannya!" tanpa sadar Jimin menangkup tangan Hoseok dengan dua tangannya.

Hoseok sendiri hanya tersenyum, balas menggenggam tangan mungil Jimin dengan hangat sedang satu tangan lainnya mengusak rambut si bocah Park yang masih menunjukkan raut penasaran.

"Tidak sekarang, Jiminie. Nanti saja kalau aku sudah yakin."

"Jiminie,"

Dua orang yang sibuk mengobrol itu menoleh bersamaan. Seokjin sudah menyapa tamu itu lebih dulu sebelum kembali melayani pengunjung cafenya.

Daily LoveWhere stories live. Discover now