Kenapa harus marah nggak jelas jika dia memang jagonya dalam permainan ini tentu dia bisa mengalahkan beberapa orang lagi dan rank nya bisa naik dalam sekejap. Ternyata kemarahan Jhonson akibat kalah main lebih berbahaya daripada Thalia yang sedang PMS.

"Gue ngerasa harga diri gue di rendahin sama tuh bocah, gak tau apa kalau gue itu jagonya dalam bidang ini. Liat aja entar gue balas tuh bocah, gue jamin dia bakal turun rank-nya jauh dari gue." Gerutuan Jhonson terus saja terdengar sampai Thalia pun jengah mendengarnya.

"Jhojho sayang, kamu jangan marah-marah terus bisa. Orang-orang banyak yang natap kamu loh." Seketika itu juga Jhonson kicep mendengar ucapan lembut Thalia, pasalnya jarang sekali seorang Thalia berbicara lembut seperti ini. Tapi ucapan selanjutnya membuat Jhonson meneguk salivanya secara kasar.

"Kalau emang kamu mau marah, nggak usah ngabisin minuman orang juga. Kamu nggak mau kan kalau aku minta beliin lebih dari minuman ini."

Tuh kan apa yang tadi dipikirkannya benar, Thalia marah dengan mengeluarkan jurus andalannya yaitu kemarahan lembut. Memang tidak dihiasi teriakan, jambakan atau hal lainnya, tapi menurut Jhonson sendiri ini lebih parah dari itu semua.

Jhonson sangat tau kemarahan Thalia jika sesuatu kepunyaannya di ambil oleh orang lain, dia memang akan meminta mengganti balik, namun perlu kalian ketahui ganti rugi yang dimaksud Thalia itu lebih sadis dari sekedar menjadikan pacar sebagai asisten jika sedang shopping barang diskonan.

Tahukan bagaimana jika cewe sudah berbelanjan barang diskonan. Bulak balik toko sana sini yang sedang mengadakan diskon, membeli barang yang bejibun banyaknya dan sampai tak bisa tergenggam oleh dua tangan.

Mendengar penuturan Thalia tadi, Jhonson jadi gelagapan sendiri. Dia tidak mungkin menuruti kemauan Thalia saat ini jika kondisi keuangannya pun sedang menipis. Wifi aja numpang di sekolah, uang jajan dan uang bensin yang sudah di jatahpun hanya tinggal beberapa. Jhonson pun berdo'a semoga permintaan Thalia kali ini gak macem-macem hanya karena dia menghabiskan minumannya tanpa sengaja.

"Kamu mau ganti minuman aku?" tanya Thalia lembut.

Jika masih dengan suara seperti ini, bukannya Jhonson senyum-senyum sendiri melihat suara lembut pacarnya, yang ada saat ini Jhonson bergidik ngeri seolah seseorang yang berada di depannya ini adalah sesosok hantu.

Bodohnya Jhonson, mengapa dia tidak menyadari satu pantrangan yang di buat Thalia yaitu dilarang mengambil sesuatu kepunyaannya tanpa izin terlebih dahulu. Kali ini dia merutuki kemarahan dirinya tadi, gara-gara bocah satu dia sedang berada di ujung prahara.

"Thatha jangan minta yang aneh-aneh ya, keuangan Jhojho kali ini beneran sedang menipis" suara Jhojho kali ini benar-benar memelas, dia memang tidak berbohong soal keuangannya kali ini.

Merasa kasihan karena wajah memelas Jhonson, Thalia sempat ingin menyudahi kemarahan lembutnya kali ini. Namun dia tidak ingin tertipu untuk yang kedua kalinya dengan wajah seperti itu.

"Liat dompet kamu" perintah Thalia santai dan menyodorkan tangannya kedepan Jhonson.

Tanpa paksaan dan halangan sedikitpun, Jhonson mengambil dompetnya yang di letakkan di dalam tas lalu memberikannya ke atas telapak tangan Thalia.

Dengan santainya Thalia memeriksa isi dompet Jhonson, tak ada sesuatu yang aneh dalam dompetnya. Hanya ada KTP, SIM, STNK, kartu ATM, kartu pelajar, 1 lembar foto candid mereka berdua yang di ambil oleh teman dengan sengaja dan 2 lembar uang pecahan lima puluh ribu. Selesai melihat isi dompet Jhonson, Thalia menyodorkannya ke arah Jhonson dan di ambil oleh Jhonson.

"Sekarang gue percaya sama lo, biasanya uang lo ada beberapa lembar pecahan seratus ribu, kali ini yang gue lihat cuman pecahan lima puluh ribu itu pun hanya dua lembar," Thalia mengucapkan nya dengan jelas seperti apa yang dia lihat di dalam dompetnya.

Gamers Couple [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang