-jeno-

18.8K 1.3K 130
                                    

Kamu bolak-balik mengamati jam tangan dan jalan raya di hadapanmu.
"Kenapa lama banget sih?!" teriakmu, dalam hati tentunya.
Disekitarmu ramai sekali orang- orang, karena saat ini jam pulang kerja.

Kamu menunggu kedatangan suamimu, yang pasalnya berjanji untuk menjemputmu di halte bus D.
"Hai, cewek cantik. Sendirian aja nih?" colek pria di sampingmu, dengan tatapan aneh yang membuatmu jijik.

"Heh, pria mesum! Apa- apaan sih, pegang pegang? Saya udah bersuami! Suami saya ganteng, saya nggak mungkin jatuh hati sama kamu!" teriakmu lantang dan dibalas tatapan kaget olehnya.
Pria itu langsung mengomel pelan dan lari terbirit-birit.

Kamu tersenyum kemenangan, tapi menyesal juga.
Untuk apa memuji seorang Jeno Lee yang bahkan lupa untuk menjemputmu malam ini?!
"Aish, lihat saja kau!"
Kamu menendang kaleng cola di sampingku, dan orang orang yang sedari tadi memperhatikanmu langsung minggir dan memberimu jalan.

Daripada terus mengomel, lebih baik pulang sendiri kan?
Selama perjalanan, kamu melihat toko- toko  penjual makanan yang tampak seperti menggodamu.
Tatapanmu tertuju ke toko tteokpokki.

Eoh, bukankah itu Jisung-ssi?
"Hey, Jisung-ssi!"
Jisung menoleh dan melambaikan tangannya ke arahmu.

Kamu menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Kenapa? Kau ngambek lagi, huh?" tanyamu dengan nada mengejek. Jisung memang sangat gwiyeowo.

"Nggak, biasa aja. Aku lapar, makanya kesini," jawabnya sok cuek, padahal kamu bisa melihat wajahnya yang khawatir sambil terus melirik ponselnya.

"Udah, jangan acara ngambek-ngambekkan ah. Biasa kamu sama dia, kok sekarang nggak?"
Wajahnya langsung kaget dan memerah.

"Ya sih, aku emang lagi kesel."
Kamu tersenyum.
"Coba omongin baik- baik sama dia, siapa tahu malah ketemu solusi kan?"

Jisung mengangguk pelan setelah agak lama berpikir.
"Hmm, ngomong-ngomong nuna kok sendirian aja?"

Moodmu langsung kembali berantakan setelah Jisung bertanya seperti itu.
Kamu langsung beranjak.

"Hehe, nggak apa- apa kok. Duluan ya, Cung!"
Kamu segera berlari keluar toko dan menuju rumah. Melampiaskan kekesalan dengan makan sebanyak- banyaknya.
Sialnya lagi, hari ini kamu lupa bawa dompet. Huft.

Eh, kok mobilnya udah ada?
Apa dia udah pulang juga?

"Aku pulang,"
Sambil membuka pintu, kamu menyapu keadaan sekitar. Mencari keberadaan Jeno Lee-hat saja nanti, teganya dia meninggalkanmu untuk pulang dengan jalan kaki.

"Pulang sama siapa? Taeyong? Jaemin? Mark?" ujar seseorang dari sofa.
Kamu meliriknya dan tampak Jeno sedang berbaring dengan seragam kerja masih melekat di tubuhnya.

"Hah? Apaansih?!" Emosimu kembali memuncak.

"Enak ya bohong," katanya lagi sambil menarikmu paksa ke dalam kamar.

Jeno menutup pintu dan mendorongmu ke dinding.
Tangan kanannya menahan bahumu.
"K-kenapa sih?" tanyamu panik sambil berusaha mencegah, namun tenaga Jeno 10 kali lipat dariku.

"Kok malah nanya?! Daritadi aku tunggu di halte S, kamu nggak ada! Udah 1 jam aku nunggu."
Kamu mengerutkan dahi, bingung.
"Apaansih, aku kan kirim pesan suruh jemput di halte D!" tegasmu sambil mempoutkan bibirku.

Jeno merogoh ponsel di sakunya, dan segera menunjukkan isi pesanmu.

'Jemput di halte S, okee?'

Damnt.
Kamu typo.

"T-tapi, aku ketiknya halte D kok..."
Jeno hanya bisa tersenyum licik sambil mengalihkan pandangan darimu, lalu segera mendorongmu sehingga kamu berbaring.

Jeno menatapmu dengan tatapannya yang tajam, tampaknya ia akan menghukumku...

"J-JENO YA MAAFKAN AKU! AKU SALAH, AKU MEMANG SALAH!!!" teriakmu sambil berusaha memberontak

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"J-JENO YA MAAFKAN AKU! AKU SALAH, AKU MEMANG SALAH!!!" teriakmu sambil berusaha memberontak.
Akhirnya ia melepasmu, dan membiarkanmu untuk duduk. Dan Jeno kembali menatapmu, namun dengan tatapan yang lebih hangat.

"Jangan diulangin lagi, hm? Aku kan jadi khawatir, di telfon juga nggak di angkat. Sebenernya tadi aku udah suruh Renjun buat cari- cari kamu di sekitar halte, tapi nggak ada juga."

"Iyalah, kan aku di halte D. Jauh," katamu sambil menahan tawa dan pipimu memerah karena malu.

Jeno kembali tersenyum dan mengelus rambutmu pelan.
"Oke, tapi tetep ada hukumannya ya," katanya dengan raut wajah nakal.
"Hah?! Nggaak!"

"Kisseu aja," Dengan wajah memelas darinya, kamu mengangguk pelan dan hanya bisa pasrah.

"Kisseu aja," Dengan wajah memelas darinya, kamu mengangguk pelan dan hanya bisa pasrah

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Memang salahmu juga kan?

♡♡♡

marriage life - with nct dreamKde žijí příběhy. Začni objevovat