-haechan-

43.2K 2K 340
                                    

"Bangun, sayang~"

Sebuah suara yang sangat kau kenal, suara yang rendah dengan sedikit nafas di akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah suara yang sangat kau kenal, suara yang rendah dengan sedikit nafas di akhirnya.

Dengan terburu-buru, kau langsung membuka mata dan menatap lelaki yang berada di sampingmu.

Lee Donghyuck.
Sekarang, kalian telah resmi mejadi sepasang suami istri.

"Selamat pagi, hehe."

Mendengar suaranya, kamu malah menarik selimutmu kembali menutupi wajah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar suaranya, kamu malah menarik selimutmu kembali menutupi wajah.
Wajahmu memerah, mengingat kejadian tadi malam. Pertama kalinya kamu melakukan 'itu' dengan Haechan.

"Gimana tadi malem?"

Deg.

Haechan -yang sering kau sebut Hyuckie- tampaknya benar benar bisa membaca pikiranmu.

Apa yang terjadi semalam? Ah, kamu benar-benar malu.

"Padahal aku mau lanjutin, tapi kayanya kamu udah lelah banget. Makanya---"

"HYUCKIEEE!!! JANGAN OMONGIN ITU LAGI!" teriakku sambil merapatkan selimut.
Haechan yang mendengar teriakanku hanya bisa tertawa geli.

"Ayo, ah. Udah pagi nih,"
Haechan melepas selimut yang ada di tubuhmu, sehingga memperlihatkan tubuhmu yang naked. Uhm..

"Eh, iya. Aku lupa, hehe,"
Dengan tatapan nakal, Haechan menyunggingkan sebuah senyuman.

Tanganmu berhasil mendarat di dada Haechan. Mendorongnya hingga menjauh darimu.

"Masih pagi, jangan mesum, Hyuckie!"

Haechan kembali tertawa dengan pelan.
"Kamu mandi duluan, sana," suruhmu sambil duduk di kasur.

"Cium dulu."
Satu permintaan yang sangat berat buat kamu lakukan.

Yang jadi masalahnya, Haechan itu agresif. Kamu pasti tahu apa yang akan terjadi, setelah kamu menciumnya.

"Nggak mau, mandi dulu sana," Kamu mengalihkan wajahmu dari tubuh Haechan yang berada tepat di depanmu. Polos tanpa busana.

Kamu nggak mau salting, tampaknya kamu adalah tipe tsundere.

Tanpa sadar, dengan cepat Haechan menarik wajahmu dan melakukannya.

Ciuman kalian berlangsung lama, Haechan melakukannya dengan panas dan kasar.

Hingga kamu kehabisan nafas, Haechan baru melepasnya.

"H-hyuckie, cepat sana mandi!" Kamu yang sudah kehabisan kesabaran, segera mendorong Haechan ke kamar mandi.

****

Setelah rapi, Haechan turun ke bawah untuk sarapan.
Kamu telah menyiapkan berbagai macam menu makanan, termasuk makanan kesukaannya.

Sushi.

"Woah!!"
Matanya terlihat berbinar terang, Ia langsung mengambil sepotong sushi lalu memakannya.

Sambil mengunyah, Ia mendekatimu yang sedang mencuci tangan di wastafel.

"Kau mau susu? Vanilla atau cokelat?" tanyamu sambil membuka kulkas dan memperhatikan seisinya.

"Susu... kamu?"

Plak.

Tanganmu mendarat di pipinya pelan, membuat suami-mu ini terkekeh.

"Iya, iya. Maaf sayang," katanya sambil menggenggam tanganmu. Sekarang, kamu malah dibuat deg-deg an olehnya.

"Terserah kamu aja. Apapun buatan kamu, aku suka."

Pipimu kembali memerah karena lelaki satu ini.
"Yaudah, lepasin dulu tangan kamu. Aku mau buatin,"
Kamu melepas tangan Haechan, dan segera menyiapkan susu hangat.

Haechan sekarang duduk manis di kursi meja makan, sambil memperhatikanmu dari belakang.

Dengan mug berisi susu di tanganmu, Haechan malah memelukmu dari belakang.

"H-hyuckie? Kamu kenapa?"

Haechan tampak mengerucutkan bibirnya.
"Aku sayang banget sama kamu. Kamu, kayanya nggak ya,"

Kamu terkejut mendengar perkataan Haechan. "Ya ampun, kok kamu mikir kaya gitu?"

Kamu menoleh ke belakang, memperhatikan wajah Haechan lekat lekat.

"Yaa, bisa aja kamu terpaksa nikah sama aku."

Kamu cuma bisa geleng-geleng kepala sambil menghela nafas.

Kamu meletakkan mug berisi susu itu di meja makan, lalu membalikkan badan.

Di depanmu, terlihat seorang Lee Donghyuck dengan wajah murungnya.

"Aku cinta sama kamu, aku sayang. Kamu adalah satu-satunya lelaki yang bisa ngambil hati aku. Setelah aku kenal sama kamu, hidup aku jadi lebih berwarna, Hyuckie."

Mendengar perkataanmu, senyum di wajah Haechan perlahan kembali.
Ia pun segera memelukmu erat.

"Aku sayang kamu juga," kata Haechan senang sambil mengeratkan pelukannya.

Kamu hanya bisa tersenyum melihat tingkah Haechan, sambil membalas pelukan hangatnya.

Kalian berdua mengawali pagi bersama, dengan sebuah pelukan hangat nan mesra.

*****

marriage life - with nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang