❤ (Bagian 21)

2.8K 318 146
                                    

Suho berlari kencang mengitari lorong rumah sakit saat mendengar kabar adiknya Baekhyun menghilang. Sesampai di rumah sakit ia meluapkan segala emosinya hingga membuat keributan. Kekesalan semakin bertambah saat pihak rumah sakit tidak bisa memberikan hasil CCTV didetik-detik adiknya diculik. CCTV diretas, pihak rumah sakit tidak bisa menjelaskan kronologi kejadiannya. Suho bahkan memecat 4 orang bodyguard-nya karena dianggap tidak becus dalam bekerja.

Amukkan seorang Suho sangat membabi buta. Rasa pilu serta ketakutan yang kini menggerogoti pikiran serta hati membuat dia bertindak diluar nalar. Membanting meja dan menghancurkan beberapa alat rumah sakit. Tindakkan anarkis yang ia lakukan hanya membuat suasana semakin memburuk. Polisi sudah dikerahkan. Namun tidak ada jejak dan bukti dalam kasus penculikkan ini. Sungguh bersih tanpa jejak. Tampak frustasi seperti orang tidak waras beberapa petugas keamanan membawa Suho pada satu ruangan di rumah sakit.

Suho terlalu lelah hingga berdiam diri tidak berdaya. Suara ponsel terdengar, Suho panik tatkala mendapati nama Suga muncul di layar ponselnya.

"BAJINGAN KAU! DIMANA ADIKKU?" bentak Suho saat saluran telepon tersambung.

"Aku akan mengirimkan alamat dimana adikmu berada. Jika kau tidak datang sebelum matahari tenggelam. Aku akan mempaketkan tubuh kaku adikmu."

"SIALAN KAUUU..SIALAN!"

"Terserah kau saja. Oh.. satu lagi. Jangan bawa siapapun bersama mu. Atau adikmu benar-benar akan mati. Maaf! Aku mengancam!" Saluran telepon terputus dan membuat amarah Suho kembali memuncak. Mengeram dan membanting meja di depannya. Tak lama Suho mendapatkan pesan singkat sebuah alamat. Suho langsung bergerak menuju alamat tersebut.




.

.

.

My Stubborn Bride

.

.

.






Seokjin tersenyum segan saat Kakek Namjoon mengelus surai hitamnya lembut. Namun sang Nenek agaknya sedikit menatap Seokjin sinis. Tatapan tajam yang menyorot Seokjin dari ujung rambut hingga ujung kaki membuat Seokjin semangkin tidak enak hati. Berfikir apakah orang tua satu ini tidak menyukainya. Sementara ayah Namjoon tampak cuek dan tidak bersikap ramah.

Soal ayah Namjoon, Seokjin paham mungkin itu memang sudah menjadi sifatnya, masa bodo dan cuek, meskipun begitu Seokjin agak legah karena beliau sudah mengatakan Seokjin cantik dan cukup pantas disandingkan dengan Namjoon. Namun neneknya? Sepertinya ini tidak akan berjalan mulus.

"Eomma.. bisakah kau berhenti menatapnya seperti itu. Kau membuatnya takut." Nyonya Kim berkata, merangkul tubuh Seokjin demi menghilangkan rasa gugup.

"Kenapa? Memangnya aku tidak diperbolehkan menilai. Dia calon cucu ku. Aku punya hak!" Nenek Namjoon berucap ketus.

"Bilang saja Eomma tidak menyukainya, karena dia cantik kan. Mengaku saja lah!"

"Hum! Menyebalkan kau.." wanita tua itu membuang muka dan berjalan angkuh.

"Dasar nenek-nenek.. maafkan wanita tua itu ya Seokjin. Dia memang seperti itu. Tapi hatinya baik kok. Dia hanya tak suka melihat wanita cantik."

"Ha?" Seokjin tampak bingung "Kenapa terbalik Eomma. Eomma suka wanita cantik dan nenek sebaliknya."

"Dia hanya iri saja karena sudah tua. Hahaha..."

"Hei..aku mendengar mu." Pekik sang nenek.

Tiba-tiba Namjoon datang dan memeluk sang nenek erat dari belakang. Sangat erat sampai sang nenek tampak sulit bernafas.

My Stubborn BrideOù les histoires vivent. Découvrez maintenant