CHAPTER 4

583 65 1
                                    

Disclaimer: Cerita ini milik saya, semua karakter Inuyasha milik Rumiko Takahashi, saya hanya meminjam nama mereka. Saya tidak mengambil keuntungan dari penulisan cerita ini, tulisan ini hanya sebagai hiburan semata.

Notes! Tulisan ini terinspirasi dari lagu Kim Bo Kyung – I Guess It's You (OST Six Flying Dragons)

________

"Oii, Sesshōmaru! Apa yang sebenarnya kau lakukan pada Kagome?" Inuyasha masih berteriak menuntut jawaban dari Sesshōmaru yang pergi menjauh.

Aku masih mematung dengan posisi yang sama saat aku dan Sesshōmaru saling berhadapan menatap tajam satu sama lain. Kikyō menatap tajam ke arahku. Walaupun pandanganku buram karena tangisan tak berasalanku, aku masih bisa melihat apa yang terjadi di sekelilingku.

"Baka. Apa kau tak melihatnya? Itu semua ulahmu," ucap Sesshomaru sebelum akhirnya ia benar-benar pergi.

"Hah, apa maksudmu?"

Tidak ada jawaban dari Sesshōmaru. Dedaunan mulai bergemerisik saat dahan-dahan pohon itu bersinggungan dengan desahan angin. Suara dedaunan yang mulai bergemerisik seolah-olah mereka mencemoohku. Mencemooh betapa lemahnya aku. Shippō segera menghambur ke arahku dan bertanya-tanya padaku, namun, aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya. Aku terlalu lelah untuk berada di samping Inuyasha. Aku terlalu lelah membiarkan hati rapuhku untuk mendekat pada sumber kesakitanku.

"Kagome! Aku merindukanmu," ucap Shippō nyaring. Aku berbalik badan menghadap ke arah Sango. Namun, aku masih menundukkan kepalaku.

"Kagome, doushitano?"

"Kagome-chan, doushitano?"

"Kagome-sama, daijoubu?" Miroku mencemaskanku.

Aku hanya berjalan ke arah rumah Nenek Kaede tanpa menjawab pertanyaan yang mereka ajukan. Aku tidak ingin menjelaskan lebih panjang tentang apa yang terjadi sebenarnya. Aku merasa kebingungan untuk alasan yang tidak masuk akal. Mereka hanya mengikutiku tanpa berkata-kata. Sesekali Miroku dan Sango berbisik untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padaku malam itu, apakah aku baik-baik saja atau tidak, tentang bagaimana bisa aku bersama Sesshōmaru hingga tentang jubah Sesshōmaru yang kupakai.

Kuhapus air mataku yang masih tersisa di pipiku. Kulihat Nenek Kaede berada di depan rumah dengan raut wajah yang menggambarkan betapa bahagianya ia. Apakah ia bahagia melihatku setelah beberapa hari ini aku tak ada?

"Kagome! Aku senang melihatmu kembali di sini. Daijoubu?" tanyanya dengan mengumbar senyumnya yang khas itu.

Aku tak menjawabnya. Aku lansung menghambur ke arahnya dan memeluknya erat. Tangisanku pecah di bahunya. Hanya Nenek Kaede yang kubutuhkan saat ini. Aku berpikir keras tentang apa yang akan kulakukan selanjutnya.

"Kagome, doushitta?"

Tangisanku semakin menjadi. Ia membelai rambutku pelan untuk menenangkanku. Ia berharap ketika aku tenang, ia bisa bertanya padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi padaku.

"Kehh, kau payah Kagome! Kau diapakan oleh si keparat Sesshōmaru?"

"Inuyasha ..." Sango mencegah Inuyasha berbicara yang tidak-tidak.

"Inuyasha! Kau tidak boleh seperti itu. Kau harusnya berterima kasih padanya, kau bisa mengumpulkan shikon no tama berkat dirinya." Kikyō memperingatkan Inuyasha. Suaranya yang manis itu sudah pasti bisa meredam Inuyasha. Ia berpura-pura di depan Inuyasha seolah ia tidak mempunyai shikon no tama. Padahal, ia memakai shikon no tama yang utuh untuk dirinya sendiri. Aku bisa merasakannya. Aku bisa merasakan shikon no tama yang dia pakai terdapat setitik hitam berukuran kecil yang tercemar. Hanya aku dan Kikyō yang bisa merasakan kehadiran shikon no tama. Tapi, bagaimana bisa miko sehebat dia mencemari shikon no tama walaupun hanya setitik kecil?

「✔」 Nightwish: TreasureWhere stories live. Discover now