About Future (1) | Sequel 2

3.2K 521 101
                                        

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.














―――★――――――★―――
















★ Doyoung membenarkan letak kacamatanya yang turun ketika dia menunduk untuk menatap ponsel di genggaman. Dia terkejut ketika mendapatkan pesan dari seseorang yang sudah lama tidak menghubunginya. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka berhubungan.






Berapa lama, ya?






Lima tahun? Enam tahun?






Entahlah, Doyoung sudah lama melupakannya. Tahu-tahu sekarang dia sudah berada di sekolah lamanya, bekerja sebagai guru biologi merangkap penguru ruang kesehatan. Gajinya lebih besar dari pada guru biasa, jadi kenapa tidak dia ambil saja dua peran itu sekaligus, kan?

Doyoung ingin tertawa. Ternyata ada bagian dari dirinya yang tidak berubah sejak dulu. Mata duitan.

Kembali pada pesan yang terpampang di layar ponselnya, menyusuri setiap susunan kata penuh rayuan menggelikan. Menjijikkan. Ternyata dia juga tidak berubah, masih sama seperti dulu. Terlalu menggoda Doyoung untuk mengeluarkan umpatan-umpatan dari mulutnya.






"Berani-beraninya si brengsek itu...," umpat Doyoung dalam diam.






"Pak..."

Doyoung mengalihkan pandangan menuju orang yang memanggil namanya dari kasur ruang kesehatan. Sosok laki-laki manis itu memberikan senyum lucunya pada Doyoung hingga mampu membuat rasa kesalnya sedikit menguar ke udara.

Hanya sedikit.






"Kau sudah bangun Jungwoo?"






Melangkah mendekati pemuda bernama Jungwoo itu setelah meletakkan ponselnya di atas meja kerja. Memposisikan diri di hadapan Jungwoo yang sekarang duduk di tepi kasur, tepatnya di antara sepasang paha terbuka milik Jungwoo yang selalu menggoda. Doyoung mengulurkan tangan untuk mengusap helai oranye halus itu, lalu perlahan tangannya bergerak turun untuk menjamah tengkuk—tempat titik sensitif Jungwoo berada.

Dilihatnya Jungwoo masih mengembang senyum, lengannya melingkar di leher Doyoung manja. "Apa lagi yang membuat wajahmu tertekuk masam kali ini, Pak?"

Bibir Doyoung tidak terbuka untuk menjawab, malah bergerak menyusuri leher putih jenjang milik Jungwoo. Mengecup, menjilat, menghisap dengan lembut, menanti desahan keluar dari mulut Jungwoo yang menjadi penenang baginya. Begitu lembut, bagai alunan surga.


"Aaah..."


Lalu tanpa ragu Doyoung melumat bibir Jungwoo, melahapnya sampai habis. Menyalurkan semua emosi yang ada dalam hatinya. Kekesalannya, rindunya. Tak peduli lagi pada siapa yang dicumbunya sekarang, dalam pikirannya hanya ada sebuah nama tersimpan.
















About That Jung - JaeDo✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon