bagian enam

12 0 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan jam enam malam. Namun tanda-tanda Jungkook akan segera pulang tidak kunjung pulang.

Apakah Jungkook akan menginap disini? Tapi ayolah. Tidak mungkin sekali kakakku menawarkan seseorang untuk menginap dirumah ini. Jikalaupun iya, itu sangat aneh.

Pasalnya, kakakku bahkan aku sendiri tidak pernah menawarkan seseorang untuk menginap. Entahlah, alasannya tidak begitu jelas. Yang terpenting akan menjadi tanda-tanya untuk kak Yoongi.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar. Namun disaat aku membuka pintu, sesosok lelaki berdiri tepat dihadapanku sambil membawa snack dan segelas susu.

Dan sontak aku terkejut, "Apa ini?" Tanyaku spontan.

"Kakakmu menyuruhku untuk membawakan ini untukmu." Jawab Jungkook dan sudah terbukti dia akan menginap disini. Toh, dia sudang mengganti bajunya.

"Dimana kakakku?" Tanyaku.

"Dia sedang pergi karena sudah merindukan kawasan Seoul. Jadi dia akan pulang jam delapan. Tapi tolong kau terima ini dulu. Tanganku sudah pegal." Ucapnya membuatku refleks mengambil nampan tersebut dan meletakkannya dimeja yang tak jauh dari posisinya kini berdiri.

Aku kembali lagi diambang pintu untuk menunggu Jungkook bertanya sesuatu hal lagi kepadaku.

"Kau tidak mengizinkan aku untuk masuk dikamarmu?" Tanya Jungkook dan sontak kedua mataku membulat sedikit.

Mendengar apa yang dikatakannya membuat jantungku entah mengapa berdegub sangat kencang. Bahkan inilah pertama kalinya jantungku berdetak hanya berhadapan dengan Jungkook saja. Aneh.

Aku menggeleng dengan cepat. Wajar saja aku menggeleng pertanda menolak. Lagipula aku ini adalah seorang gadis. Tidak pantas bila aku mengajaknya kekamar. Apalagi berduaan.

"Di ruang tamu saja." Ucapku melewatinya dan Jungkookpun mengekoriku.

"Jadi? Oleh-olehmu tidak kau buka?" Tanya Jungkook hendak duduk disofa.

Aku menggeleng sambil menyalakan televisi dengan remot kontrol, "Tidak. Aku akan menunggu kakakku, baru aku akan membukanya." Ucapku memandang layar televisi yang sudah menyala.

"Anggap saja aku kakakmu." Ucapnya enteng membuatku menoleh.

"Kau bukan kakakku. Kau kakak kelasku." Ucapku apa adanya dan memang benar kan?

"Sifatmu sama seperti kakakmu hahahaha. Tapi setidaknya bukalah satu oleh-oleh pemberian kakakmu. Toh, oleh-olehnya tidak hanya satu." Ucap Jungkook itu lagi.

"Tetap saja tidak seru. Tidak ada yang menemaniku membuka oleh-olehnya." Ucapku.

"Biarkan aku menemanimu. Tapi jika kau mau, aku akan menemanimu untuk selamanya."

Sialnya aku blushing dan membuat kepalaku langsung membuang pandangan kesegalah arah.

Apa alasan dia mengatakan itu? Apa benar dia menyukaiku? Tapi aku sama sekali tidak tertarik dengannya. Oh ayolah... mengapa dia harus menginap disini hingga dia menggombalku seperti itu?

"Aku menyukaimu... Jeyna."

You're My EverythingUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum