5.

122 14 0
                                    


"Assalamualaikum," seru saya dari teras setelah membayar ojek online yang mengantar saya. Karena tak ada jawaban, akhirnya saya mengetuk, "Ibu?"

"Adek ya?" suara Ibu dari dalam. Ibu ini lulusan tata busana dan sekarang sudah membuka butik kecil sendiri dengan beberapa karyawan di dalamnya. Tapi biasanya ibu di butik hanya dari pagi sampai dzuhur sedangkan urusan butik dari siang hingga malam di handle oleh para karyawannya.

"Iyaaa bu." Kemudian pintu depan mengayun terbuka yang diikuti oleh sosok ibu dengan pakaian kerjanya. "Baru banget pulang bu?"

"Iya dek, ini belum sempet ganti baju. Tadi ibu buru buru pulang takutnya kamu sampe rumah ngga ada orang."

"Ih biarin aja kali bu, kan adek bawa kunci."

"kan nggak ada makanan."

"Aku bisa beli kalo nggak ada makanan kok."

"Yaudahlah ayuk masuk, ngapain ngobrol di teras"

Saya pun mengikuti Ibu masuk kedalam. Kalian bisa lihat kan bagaimana saya sebagai anak tunggal diperlakukan. Kadang saya merasa terlalu dimanja, namun terlebih lebih saya merasa bersyukur.

"Bu adek ke kamar ya, mau istirahat sebentar."

"Iya. Kamu udah laper belum? Bentar ya, ibu ganti baju dulu baru masak."

"Belummm, ibu istirahat aja dulu."

Setelah berkata demikian, saya pun melenggang ke kamar yang hanya diisi setiap akhir pekan ini. Tepat ketika saya menutup pintu, sebuah notifikasi pesan dari Samudera muncul.

Samudera[13:17]

La kamu udah sampe?

Olla P[13:18]

Udah Sam, baru aja nih. Kamu udah?

Samudera[13:18]

Ini baru di tol Cikampek

Kamu mau ikut ke citayem nggak?

Mama nyuruh kamu weekend an dirumah tuh

Lagi rame katanya

Saya memang sudah beberapa kali menginap di rumah Samudera semata mata karena saya memang sudah kenal dengan keluarganya. Awalnya ayah pernah menolak, namun akhirnya ia luluh juga. Saya menginap toh bukan untuk macam macam, biasanya Samudera mengajak saya menginap karena memang ada sebuah acara

Olla P[13.19]

Kok sambil main hape sih kamuu

Emang ada acra apa?

acara*

Bentar ya aku izin sama ibu dulu

Tanpa menunggu balasan dari samudera, saya keluar dari kamar dan menghampiri ibu yang sedang berada di dapur.

"Bu, adek nginep di rumah Sam ya?"

Yang ditanya kemudian berbalik dari kesibukannya memotong bawang, "Yaudah, tapi inget ya jangan ngerepotin. Emang Sam lagi di Citayem dek?"

"Sam masih di jalan sih bu. Kalo adek bilang iya berarti nanti Sam mampir kesini dulu."

"Mending kamu beres beres sekarang, terus kabarin ke Sam. Kalo udah, bantuin Ibu masak sini. Jadi nanti sebelum ke rumah Sam, kamu udah makan."

"oke bu, adek beres beres dulu ya"

Saya kemudian kembali ke kamar dan ketika membuka ponsel, Samudera telah menjawab pesan saya sebelumnya.

Samudera[13.20]

Hehe ini abisan macet

Acara ulang tahun Oma

Kemudian saya membalas,

Olla P[13.31]

Boleh kata Ibu

Kamu berati mampir kesini dulu kan?

Aku beres beres baju dulu nih

Samudera[13.35]

Iyalah. Oke tunggu ya

(read)

--

Sekitaran pukul 3, mobil Samudera memasuki pelataran rumah saya. Saya yang saat itu tengah berada di dapur buru buru menuju teras untuk menyambutnya.

"hei" sapa Samudera begitu keluar dari mobil. Sebulan sudah sejak terakhir kali saya dan Samudera berjumpa. Sebulan sudah sejak terakhir saya dan Samudera bertatap wajah (secara langsung). Sebulan sudah sejak saya terakhir melihat mobilnya terparkir di pelataran rumah saya. Sebulan sudah sejak saya memendam rindu yang membuncah terhadap sosoknya yang kini tengah berlari kecil untuk memeluk saya. Sebulan sudah sejak saya dan Samudera saling merasakan kehangatan masing masing.

"heiiii" Saya tersenyum kemudian merengkuh tubuhnya yang tinggi itu sekuat yang saya bisa. Merasakan tubuhnya yang juga merengkuh tubuh saya dan menciumi wanginya. Satu yang ada dipikiran saya saat itu adalah fakta bahwa saya ternyata kelewat rindu terhadap sosok Samudera.

"Kayanya ada yang kangen banget ya?" Samudera berbicara sambil menciumi puncak kepala saya.

Saya tertawa, "Kamu ngomongin diri kamu sendiri ya Sam?"

Kini Samudera yang tertawa, "peraasaan bukan aku yang meluknya kenceng," saya kemudian melepaskan pelukan saya terhadap Samudera, "gapapa deh kan aku jadi enak"

Buru buru saya memukul pundaknya (pelan), yang menjadi sasaran hanya melanjutkan tawanya namun kali ini dengan lebih lepas. "Dasar ya kamu"

Detik berikutnya Ibu keluar dan menghampiri kami di teras. "Sam masuk dulu ya? Udah makan belum kamu, nak?" Samudera merenggangkan jarak diantara kami untuk menghampiri Ibu dan memberinya salam. "Adek, Samnya baru sampe loh, kenapa ngga kamu suruh masuk sih. Pasti pegel kan tadi di jalan."

Saya meringis sambil nyengir kearah Ibu.

"belum tante, nggapapa gampang saya mah bisa makan nanti dijalan"

"Ih tante sama Olla udah masak tadi. Makan dulu lah ya, sekalian nemenin Olla makan. Belum makan dia katanya abis pulang dari kosan tuh."

Saya meringis untuk kedua kalinya, namun kali ini menghadap Samudera. Saya tahu Samudera biasanya marah marah kalau saya lupa makan meskipun alasan saya saat itu adalah 'tadi buru buru nemuin dosen, jadi ngga sempet deh' atau 'deadline aku mepet banget, jadi gabisa mikirin makan.'

"ah yaudah kalo gitu, saya ikut makan deh. Tante udah makan belom? Jangan ikuta ikutan Olla ya Tan, dia makan aja sering lupa."

"wah tante mah ngga perlu kamu ingetin udah makan sendiri Sam," sekali lagi teras rumah saya dipenuhi dengan tawa. "Iya emang nih si Olla susah banget makannya. Kamu jangan bosen bosen ingetin dia Sam. Bantuin tante, itung itung ngurangin kerjaan."

"Siappp."

Saya yang menjadi oknum 'bersalah' ini hanya bisa diam. Dalam diamnya saya itu, lagi lagi saya bersyukur karena disekelilingi oleh orang orang yang peduli dengan kesehatan saya ini. Aduh, iya nanti Olla kurang kurangin deh lupa makannya Bu, Sam!

Sejam kemudian, mobil Samudera dengan saya dan tentunya juga sang empunya mangkir dari pelataran rumah. Dari kursi penumpang, saya melihat Ibu melambaikan tangan kemudian ketika mobil yang dikemudikan Samudera ini mulai menjauh, dari kaca spion saya melihat Ibu masuk.

Well, weekend ft Sam dimulai!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HIMWhere stories live. Discover now