"P-pakai bolpoinku saja!" gagap Naruto sambil tangannya mengulurkan bolpoin yang ia ambil paksa dari tangan Sai yang sedang menulis.

Sosok tersebut terlihat kebingungan, matanya beralih dari Naruto, lalu ke Sai, dan beralih lagi ke Naruto. Barulah ia menerima bolpoin yang disodorkan Naruto.

"Arigatou."

Naruto tersenyum semringah. Merasa dirinya sebagai pahlawan bagi pujaannya yang sedang kesusahan, dan dengan ini Naruto yakin akan menjadi awal kedekatan mereka. Sedangkan Sai yang melihat kelakuan menyebalkan temannya tersebut, hanya bisa menghela napas panjang lalu memilih mengambil bolpoinnya yang lain.

Setelah beberapa menit berada dalam zona tak nyaman, akhirnya sang pujaan pun telah selesai mengisi formulirnya. Tanpa menunggu lama, ia segera menyerahkan lembar formulir kepada Sai dan mengembalikan bolpoin yang ia pinjam.

"Baik, sekarang kau akan diantar Naruto untuk mengikuti tes fisik di lapangan. Siap, Uchiha?"

"Ha'i, Senpai," jawab sosok yang diketahui bermarga Uchiha tersebut mantap.

Selanjutnya, Naruto dengan segala kesenangan hati dan senyum lima sentinya, segera berjalan di depan Uchiha untuk menunjukkan jalannya. Jika boleh jujur, sosok tersebut sangat risi dengan segala kelakuan Naruto yang terlihat sangat mesum, tapi ia berusaha bersikap biasa saja mengingat Naruto adalah seniornya.

Sampailah mereka di sudut lapangan basket yang tidak sedang digunakan peserta lain untuk tes fisik. Di sana telah menunggu dua orang senior yang tengah duduk di kursi pinggir lapangan.

"Oke, nama?"

"Uchiha Sasuke."

"Baik, Uchiha. Kau bisa memulai dari pemanasan dulu," perintah salah satu senior pada pemuda bernama Sasuke tersebut.

Naruto yang telah menyelesaikan tugasnya mengantar, masih terus berdiri di dekat para juri berada, di luar garis lapangan. Sasuke yang sedari tadi memakai jaket, segera melepasnya dan meletakkan jaketnya di bawah.

Mata Naruto semakin berbinar kala dilihatnya Sasuke yang hanya mengenakan seragam tanpa lengan berwarna biru, kontras dengan kulitnya yang seputih susu ibu, em, maksudnya seputih susu full cream.

Membuat Naruto terus bergumam sambil matanya tak lepas dari Sasuke yang kini mengangkat kedua tangannya ke belakang kepala dan menampilkan ketiak mulus dengan bulu-bulu halus yang hampir tak terlihat.

Sasuke, hmm, oh, yeah. Aku memuja ketiak mulusmu, Sasuke. Yeah ... aku pikir, aku ingin menjilatnya, Sasuke-chan! pikir Naruto kotor sambil mendesah-desah tak wajar.

Namun nahas, tanpa disadari oleh Naruto, kini semua pasang mata yang berada di tiap sudut lapangan ikut memandang aneh ke arahnya. Bahkan, kedua senior di samping Naruto berdiri, juga ikut memandang tajam ke arahnya. Jangan tanya Sasuke, ia bahkan ikut mengeryit heran saat memandangnya. Naruto diam dan menjadi salah tingkah sendiri, memangnya apa salah Naruto?

"Naruto, kau?" kalimat tanya menggantung di langit-langit lapangan tertutup ini. Membuat Naruto mengeryit ke arah seniornya yang akan mengatakan sesuatu padanya.

"Kenapa?"

"Kau berteriak tak jelas sambil mendesah, Goblok!"

***

Yaaa, dan inilah kegajean saia di hari ultah Papi Naruto~

Tanjoubi Omedetou Uzumaki Naruto.

*Ini hanya kumpulan ficlet dengan format buku harian tokoh Naruto mode eror, Naruto si mahasiswa kampus seni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Ini hanya kumpulan ficlet dengan format buku harian tokoh Naruto mode eror, Naruto si mahasiswa kampus seni. Dan work ini dibuat karena Zhee dalam mode eror parah juga, kalo udah balik normal Zhee hapus aja 😂

Oct 10, 2018 🎉

ERROR 404 ✔Where stories live. Discover now