"Astaga, Yoongi, kau benar-benar tidak bisa diam ya?" Seokjin menegur, melirik Yoongi yang sama sekali tidak bisa duduk tenang.

"Jimin yang akan tampil kenapa juga kau yang bertingkah seperti cacing kepanasan?" Namjoon ikut berkomentar, diiringi tawa geli yang lagi-lagi diabaikan Yoongi.

"Diam kalian." Yoongi tidak mengerti kenapa dia seperti ini. Perutnya mulas, tapi seperti ada kesenangan sendiri di hatinya. Jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Bahkan kedua tangannya sudah berkeringat. Pikir Yoongi, ini mungkin karena dia kelewat bahagia karena pada akhirnya bisa melihat Jimin.

Saat MC menyebutkan nama lelaki manis itu, tubuh Yoongi sigap menegak. Matanya yang tajam fokus mengintai panggung yang mulai gelap. Musik intro Serendipity milik Baby J mengalun dibarengi dengan kemunculan Jimin di panggung. Dengan setelan serba hitam, atasan yang bermanik membuat lelaki itu berkilau diatas panggung, serta rambutnya yang kembali berwarna blond jatuh lurus menutupi kening.

Yoongi meremat kedua lututnya, meneguk ludah kasar setiap kali Jimin meliukkan tubuhnya. Belum lagi suaranya yang halus dan merdu, sukses membuat bulu kuduknya meremang.


Astaga..


Lelaki pucat itu membatin penuh iba, tidakkah Jimin kasihan padanya? Yang mendadak gagu dan melongo terpesona atas penampilannya yang sungguh luar biasa?

Tidak sampai disana.

"Brengsek! Apa-apaan itu?!" desisan itu terdengar jelas oleh Jungkook dan Seokjin yang kebetulan duduk dikanan-kirinya. Dua orang itu hanya diam, tidak tertarik untuk berkomentar.

Min Yoongi merasa dipermainkan. Apa Jimin memang sengaja? Apa Jimin sedang mengetes seberapa jauh dia akan bertindak dan bertahan? Karena demi Tuhan, gerakan memutar tubuh, menyentuh lantai, tangan yang masuk ke dalam baju, pamer ABS, dan sederet gerakan yang tidak termaafkan oleh Yoongi, dengan santainya Jimin lakukan di panggung sana. Ingin rasanya Yoongi berteriak, 'Keparat, itu propertiku!', saat penonton bersorak bahagia mendapat tontonan langka itu.

Oh, satu lagi yang tidak ditolerir Yoongi, senyum cantik Jimin dengan rona kemerahan dipipi ketika menggoda penonton saat lelaki manis itu bermain-main dengan gelembung sabun. Yoongi berjanji, setelah acara ini selesai dia akan membuat perhitungan pada Lia Kim karena telah mengajari Jimin-nya jadi genit begitu. Oh, Jimin-nya yang polos~

Seolah belum cukup kejutan yang dia terima, Yoongi memicingkan mata ketika Jimin selesai tampil. Lelaki manis itu tidak langsung pergi dari panggung. Dia menatap keseluruh penjuru dan berhenti saat menemukan sosok dirinya. Tersenyum lebih lebar sampai matanya melengkung cantik sambil mencium sebuah kalung dan menggumam, I miss You.

Ah, Yoongi tersipu. Menunduk dengan bibir terkulum menahan senyum. Kikuk mengusap tengkuknya sendiri kemudian kembali menatap panggung. Baiklah, Yoongi akan pertimbangkan soal hukuman untuk Jimin yang sempat melintas di kepalanya.






=_=






Semua bersorak gembira. Saling memberi pelukan satu sama lain dengan binar puas. Festival berjalan lancar dan mendapat sambutan baik dari pihak tamu luar.

Meski sebenarnya tidak nyaman bersentuhan dengan orang lain, Jimin berusaha menahannya. Toh disini ramai, jika ada yang macam-macam dia hanya perlu berteriak.

Kelewat fokus dengan keadaan yang begitu ramai dan membahagiakan serta berpuluh orang yang saling bergantian untuk memeluk, Jimin sampai tidak sadar sudah berpelukan dengan seseorang setelah menarik bahunya agar mereka berdiri berhadapan.

Jimin sempat terkejut sebab pelukan itu kelewat erat sampai tubuh bagian depan mereka tidak berjeda sama sekali, bahkan napas orang itu mengusik lehernya. Tapi, saat mengenali aroma seseorang itu, perlahan-lahan tubuhnya yang sempat menegang kembali tenang.

"Kau semakin pintar." katanya dengan suara rendah, nyaris menggeram.

Jimin terkekeh halus. Mengelus punggung lelaki yang memeluknya saat pelukan itu semakin erat. "Hei, aku tidak bisa bernapas!"

Min Yoongi, lelaki itu mengecup pucuk kepala Jimin lalu memeluknya lagi. "Ini hukuman karena kau benar-benar membuatku rindu."

"Bagaimana penampilanku? Apa sudah memenuhi standard seorang Min PD-nim?" Jimin memilih mengabaikan pengakuan Yoongi dan lebih tertarik untuk mendengar pendapat lelaki pucat ini.

"Terimakasih sudah bertanya, itu mengingatkanku tentang hukuman yang akan kuberikan padamu."

Jimin mendorong dada Yoongi sampai mereka bertatapan. "Apa maksudmu?"

Dengusan kasar serta raut tidak suka itu tidak bisa dielak Yoongi. Dia kembali emosi jika mengingat teriakan heboh penonton saat melihat aksi panggung Jimin yang terlalu sensual dimatanya. "Rasanya aku ingin mencongkel mata mereka semua. Lagi pula kenapa kau bisa-bisanya menampilkan tarian seperti itu?!"

"Dasar posesif!" ini bukan Jimin, ini Hoseok yang tiba-tiba muncul disebelah mereka. "Apa-apaan dengan tingkah kalian?" tanyanya melihat kedua tangan Yoongi melingkar posesif di pinggul Jimin, dan dua tangan Jimin yang bertengger manis di leher Yoongi.

"Jadi kalian memutuskan untuk kembali?" Seokjin menyusul, tertarik mengikuti perkembangan hubungan memusingkan antara Yoongi dan Jimin.

"Ya, begitulah." Yoongi berujar apa adanya. Lalu raut wajahnya kembali keruh, "Hei, pergi kalian semua! Jangan berpura-pura muncul untuk bertanya, aku tahu kalian hanya ingin menghalangiku untuk-"

"Menghukumnya?" Baekhyun muncul dibelakang Jimin dengan tangan bersedekap di dada. "Kami semua tidak akan membiarkanmu melukainya. Sekali saja kau buat Jimin menangis atau kecewa, aku tidak akan segan-segan menjauhkan kalian. Mengerti?!"

Tawa sinis Yoongi berikan sebagai balasan. "Siapa yang kau andalkan jika kakaknya sudah berada dipihakku?" Kemudian dia menunduk menatap tepat pada mata Jimin, bibirnya tersenyum miring. "Ingat, Baby, kau sudah menjadi tanggung jawabku."

Kedua bahu Jimin mengedik tidak peduli. "Tapi wali resmiku disini adalah Jin Hyung."

"Tapi Kakakmu sudah menyerahkanmu padaku."

"Jangan lupa kalau kakakku menyuruhmu untuk bekerja lebih keras untuk mendapatkanku."

Semua orang mengerutkan kening, menatap penuh minat pada dua orang yang saling menggoda tanpa tahu tempat itu.

Saling menatap dengan senyum saling meremehkan, tapi posisi intim masih bertahan.

"Kau sudah memakainya." dagu Yoongi mengedik, menunjuk kalung berinisial LYS yang melingkar apik dileher Jimin.

"Aku belum bilang setuju."

"Setidaknya aku tahu kau sudah yakin dengan perasaanmu."

"Jangan besar kepala, aku hanya memberi kesempatan yang kau minta seminggu lalu."

"Astaga!" Yoongi tidak kuat, jadi dia merengkuh kepala Jimin untuk di dekap. "Kau semakin pintar bicara. Aku jadi gemas!"

Semua orang yang melihat serta mendengar hanya memutar bola mata jengah atau memasang facepalm. Jimin sendiri justru terkikik manis, balas memeluk tubuh Yoongi dan menikmati kecupan yang menghujani kepalanya.

Lagi-lagi tanpa mereka sadari, ada hati yang masih dan selalu iri. Sebab mereka sudah bertemu pada titik temu yang pasti sedang dirinya masih menanti-nanti serta menata hati.





Fin!
=_=

Alur dipercepat karena pengen liat YoonMin bermanis-manis manjaaa 😄😄😄




GIGI
OCTOBER 6, 2018

Daily LoveWhere stories live. Discover now