PROLOG

95 8 5
                                    

Ditengah koridor, seorang pemuda yang berpakaian rapi dengan pakaian berwarna coklat senada, ditambah aksen atribut WOSM, dan kacu merah putih tergantung di lehernya, juga sepatu PDH berwarna hitam mengkilat. tengah berjalan dengan gagah nya. Menghampiri pemuda lain nya.

Athar Aufa Ismail
Athar begitu lah mereka memanggil nya. Pemuda berkisar umur 17 tahun itu sangat lah aktif disekolah nya, terutama dalam ekskul nya yaitu pramuka. Ayah nya ialah seorang Army AD, maka tak dihiraukan lagi jika ia seorang pemuda berjiwa disiplin yang amat sangat tinggi. Ibu nya? Hanya lah seorang guru sejarah di sekolah nya sendiri.

Ia anak terakhir dari tiga bersaudara, kedua abangnya telah lulus sekolah dan sedang belajar di sebuah fakultas tinggi ternama di Bandung. Ia juga lahir dari keluarga yang berada. Maka tak heran bila kedua orang tua nya sangat memanjakan nya. Walau begitu, ia tak ingin dimanja oleh kedua orang tuanya. Ia ingin menjadi pribadi yang mandiri.

Pemuda itu menghampiri pemuda lainnya.

"Damar, tolong umumin di piket, suruh anak anak kumpul di sanggar sepulang sekolah."
Perintah Athar pada seorang pemuda yang bernama Damar tersebut. Damar pun meng-iya kan perintah dari Athar.

Damar Bagaskara.
Tak berbeda jauh dengan Athar, Damar ini juga seorang berjiwa patriot yang sopan dan kesatria. Ayah nya hanya seorang kariawan kantoran, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Ia anak ke dua dari dua bersaudara. Kakak nya Della ,hanya berbeda dua tahun umur dengan nya. Maka tak heran bila mereka berdua sering bertengkar dengan hal yang kecil.

Saat Damar berumur 10 tahun, ayah dan ibu nya bercerai. Setelah adanya tragedi perceraian itu, Damar dan Kakak nya Della, tinggal bersama kakek dan juga nenek dari pihak sang ayah. Rumornya sang ayah telah menikah lagi, sedangkan sang ibu tidak diketahui.

Walaupun keadaan nya seperti ini, Damar tidak pernah terlihat sedih. Justru ia adalah tipe orang nya periang dan happy virus, siapapun dia bila di dekat nya ini, kpasti selalu terukir senyuman yang manis diwajah nya. Menurutnya kesedihan tak perlu di umbar, dan dia tidak ingin orang lain merasakan kesusahan, cukup diri nya dan kakak nya yang merasakan hal yang seperti itu.

Sulit sekali untuk mendeskripsikan watak Damar ini, sepertinya ia adalah person yang hampir tidak memiliki kekurangan sedikit pun.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SPRING DAYWhere stories live. Discover now