Bagian 13 : Pertarungan

135 22 2
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

"Hah, Sinister?"

"Sharga ngeri juga ya? Kamu harus halangin Alan! Kamu tau kan nama geng itu Za? Apalagi yang udah kita tau, Sharga punya kekuatan aneh. Bisa-bisa sekali serang doang, Alan langsung Wassalam." Aiza langsung memukul pelan lengan Cia.

"Kamu kok gitu sih ngomongnya! Sharga nggak mungkin buat Alan sampek begitu, yang seharusnya kita halangi itu Alan. Karna dia itu orang keras kepala banget, nggak ada capeknya kalau lawan belom kalah. Kamu bantuin aku ya Ci. Sekarang aku pinjem hpmu sini buat hubungi Alan." Cia mengangguk setuju, lalu memberikan ponselnya pada Aiza.

Sambungan terhubung namun tak ada jawaban dari pria itu, membuat Aiza semakin khawatir jika nanti mereka saling bertemu dan akhirnya sama-sama tidak bisa mengatur emosi.

"Kalok nggak bisa, coba kamu telpon Haidan, Za." Aiza mengangguk lalu mencoba menghubungi Haidan.

Sambungan terhubung sebentar, lalu panggilan terima mulai terdengar.

"Halo? Ada apa Ci, tumben telpon. Kangen ya?"

"Aku Aiza. Alan mana?"

"Eh Aiza. Alan tadi kan nggak masuk, bukannya tadi pulang bareng kamu ya?"

"Kamu tau nggak sekarang dia dimana?!" Kesal Aiza karna Haidan tak langsung pada intinya.

"Mana aku tau. Kan kamu pacarnya."

Dengan sekali tekan, sambungan terputus. Bicara dengan Haidan hanya membuatnya emosi. Tak heran Alan sering emosian juga berteman dengan pria itu.

"Terus gimana dong Ci. Kamu punya nomernya Sharga kan?" Cia mengangguk, Aiza segera mencari kontak Sharga dan menghubunginya.

Nomor tak bisa di hubungi.

Membuat Aiza mengkerutkan kening, bingung. "Nomer Sharga bener yang ini? Kok nggak bisa di hubungi?"

"Nggak tau deh. Dia yang masukkin nomornya sendiri pas aku minta awal itu." Balas Cia yang kini merasa dirinya tak sefanatik dulu saat awal Sharga menjadi siswa baru, malah kini ia jadi merasa ngeri dan was-was.

"Terus gimana dong? Mana hpku masih di resto tadi. Udah ancur juga, ngapain aku ambil lagi. Aku udah bingung banget Ci, ini kan udah mau maghrib juga." Cia ikit bingung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya gimana ya. Aku juga jadi ikut bingung. Kenapa kamu nggak tanya ayahmu aja buat minta nomor Sharga lewat orang tuanya." Aiza menghela nafas.

"Kelamaan lah. Belom nanti responnya, di jawab cepet apa enggak. Mana malu kan kalok di tanya ayah aneh-aneh." Jawab Aiza yang merasa sudah pasrah.

"Ya terus kamu mau cegah gimana lagi? Kalok satu-satunya dapettin kabar salah satu dari mereka cuma dengan minta nomor Sharga dari orang tuanya sendiri." Aiza menghela nafasnya lalu mengangguk.

The Lost Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang