Part 20:Pilihan hati

3.5K 154 1
                                    

Memilih

Menanti dan berjuang itu hal yang berbeda

Saat kamu memilih menanti,siapkanlah satu tempat

Untuk menaruh kecewa bila suatu saat

Ia yang di tunggu tak kunjung datang.

Dan ketika kamu memilih berjuang

Yakinilah kembali apa ia memang

Pantas untuk di perjuangkan.

***

"Gue mau pulang sekarang"ucap Rania.Wajahnya masih terlihat pucat dan tubuhnya juga masih lemah.

"Yaudah kalau lo maksa buat pulang sekarang.Ayuk gue bantu"Zaskia membantu Rania untuk turun dari rangjang.

Reza dan Devano yang sejak tadi duduk di ruang tunggu segera bangkit setelah melihat Rania dan Zaskia keluar dari ruang pemeriksaan.Zaskia dengan setia menuntun Rania yang masih tidak berdaya untuk jalan sendiri.

"Ra gimana kondisi lo?udah baikan atau gimana?"tanya Reza.

"Iya,gue udah agak baikan kok.Yah....masih sedikit lemes aja"

"Gue minta maaf kalau bukan gue yang bawa lo ke sini"ucap Devano.Kali ini ia bicara sambil melihat wajah Rania.Terihat rasa bersalah di raut wajahnya.

"Iya.Gue ngerti kok"

"Biar gue aja yang antar Rania pulang.Kalau nunggu Devano kelamaan"

"Enggak usah Za,bentar lagi ada yang datang kok"ucap Zaskia.

"Ha?siapa?abangnya Rania?atau bokapnya?"

Sebuah mobil berwarna putih terparkir di depan klinik kampus mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah mobil berwarna putih terparkir di depan klinik kampus mereka.Kemudian keluarlah seorang pria dari pintu kemudi.Jas yang ia pakai membuatnya seperti baru saja dari kantor.

"Rania,kamu baik-baik saja kan?saya khawatir banget.Setelah tahu kamu pingsan saya langsung meninggalkan meeting dan segera kesini"

Narendra menghampiri Rania tanpa menghiraukan kalau Devano yang juga berada di sana.

Rania menatap tajam kearah Zaskia.Ia tahu kalau sahabatnya itulah yang memberitahu Narendra.Hal itu membuat dirinya canggung dengan situasi yang ada.

"Lo kok bisa ada di sini?"tanya Rania.

"Karna aku sangat mengkhawatirkanmu"

"Dia siapa Ra?"tanya Reza yang sejak tadi bingung dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Saya calon suaminya"Narendra langsung menjawab pertanyaan Reza tanpa membiarkan Rania menjawabnya terlebih dahulu.

"Ha?!"Reza begitu syok mendengar pernyataan Narendra.Sementara Devano hanya diam saja.

"Yaudah gih cepat pulang sana!nanti lo tambah ngedrop.Obat lo nanti gue yang tebus"

"Terus mobil gue gimana?"tanya Rania.

"Mana kuncinya?biar Reza aja yang antar ke rumah lo"

Lalu Rania mengeluarkan kunci mobilnya dan memberikannya kepada Zaskia.

"Lah?kok gue?"tanya Reza tak terima kalau ia lah yang harus mengantar mobil Rania.

"Cepat gih pulang!!"

Narendra menuntun Rania berjalan.Bahkan Narendra memegang pinggang Rania.Kemudian Narendra membawa Rania untuk masuk ke dalam mobilnya.

Rania pov'

Apaan sih maksud Zaskia nyuruh Narendra datang?jadinya sekarang gue merasa bersalah.Terutama sama Devano.Tempo hari gue menerima lamarannya tapi sekarang gue malah pergi sama pria lain dan tepat di depan dia.Pasti dia nyangka gue cewek yang enggak bener.Gue enggak lagi buat dia cemburu dengan pulang bareng Narendra,tapi kondisi gue lah yang memaksa buat pulang bersama Narendra.

Narendra pria yang baik.Gue bingung mau jelasin gimana ke dia.Sementara gue enggak bisa kayak gini terus.Ini sama aja gue mempermainkan hati mereka.Tapi sekarang bukan saat yang tepat buat gue bilang ke Narendra melihat kondisi gue yang lagi enggak memungkinkan.

Akhirnya gue dan Narendra sampai dengan selamat di depan rumah orang tua gue.Narendra memaksa untuk menuntun gue sampai ke dalam rumah.

"Lo pulang aja.Bukan maksudnya ngusir ya.Gue masih bisa jalan sendiri.Lagian udah sore juga"

"Saya akan memastikan kamu baik-baik saja sampai di dalam rumah.Please izinkan saya"gue paling enggak bisa lihat orang lain memohon.Akhirnya gue luluh dan membiarkan dia menuntun gue sampai di depan pintu rumah.

Tok...tok...tok...

Gue mengetuk pintu dan pintu pun terbuka.muncullah abang gue dari balik pintu.Pasti pembaca heran ya kenapa abang gue selalu ada di rumah sementara dia ngakunya kerja di perusahaan papa.Yah,sebenarnya gue juga bingung sih.Nyatanya dia hanya seorang pengangguran yang kerjanya main game hampir setiap hari.

"Tumben lo pulang cepat?"tanya nya.

"Enggak usah banyak tanya.Minggir!gue mau lewat"

"Eh,ada Narendra.Ada apa ini?"

"Tadi dia pingsan di kampus,terus karna saya khawatir makannya langsung datang ke kampus Rania"

"Lo emang suami idaman ya,beruntung banget kalau Rania punya suami kayak lo"

"Apaan sih bang!rese' deh.Kan gue udah di rumah,lo pulang aja.Gue udah mendingan kok"

"Yaudah,saya pulang dulu ya.Kalau kamu kangen telpon aja"ucap Narendra sebelum dia pergi.

Sejak kapan dia jadi suka gombal gitu?.





Gimana part kali ini?makin greget atau biasa aja.Semoga makin greget ya...

Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya

Ana uhibbuka Fillah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang