Chapter 01 : Lucifer Bersaudara

3.5K 241 10
                                    

Pic di atas itu rumah Lucifer bersaudara ya. Anggap aja itu bagian belakang rumahnya.

●●●●🌷●●●●

Seorang gadis cantik berambut Pirang kecoklatan, bergerak-gerak gelisah di atas ranjang berukuran king size. Perlahan mata gadis itu terbuka dan memperlihatkan sepasang bola mata besar. Gadis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela kamar. Ia beranjak dari ranjang dan melangkah untuk mendekati jendela. Jemari lentiknya segera terulur untuk menyibak gorden.

"Aku dimana?"

Gumam gadis itu sembari masih menatap keluar jendela yang memperlihatkan indahnya taman belakang rumah tersebut. Gadis itu adalah Xilena. Sepertinya ia melupakan fakta bahwa ia tidak lagi berada di rumahnya. Sedetik kemudian ia tersentak saat mengingkat kejadian di malam itu yang mengakibatkan ia berakhir di tempat asing bernuansa klasik.

Sepertinya, pemilik rumah besar itu sangat menyukai apapun yang bernuansa klasik. Xilena memang terlahir di jaman modern, tapi ia juga tidak menyangkal kalau yang berhubungan dengan benda atau rumah bernuansa klasik maka ia juga termasuk salah satu penyuka hal-hal seperti itu.

Xilena mulai melangkahkan kaki mungilnya, keluar dari kamar itu. Setelah itu ia lantas menggerakan kakinya untuk menyururi lorong rumah besar tersebut. Xilena juga melihat rumah tersebut yang di dominasi bercat putih. Rumah itu memang berhasil membuat gadis cantik itu terpesona dan kagum.

 Rumah itu memang berhasil membuat gadis cantik itu terpesona dan kagum

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Xilena mendekti sebuah patung berbentuk manusia. Mata gadis itu berbinar kagum dengan apa yang di lihatnya. Xilena terlihat seperti anak kecil yang tengah berlibur di sebuah musium kuno. Xilena bahkan tidak menyadari atas kehadirannya seseorang yang berdiri di belakang tubuhnya. Ia terlalu antusias dengan apa yang di lihatnya sampai-sampai tidak memperdulikan sekitarnya.

"Mengagumi apa yang kau lihat nona?" bisik seseorang tepat di telinga Xilena, membuat gadis itu tersentak. Xilena segera memutar tubuhnya dan mendapati empat pria tampan bermata aneh tengah menatapnya dengan pandangan berbera-beda. "Cantik!" pujinya.

Beberapa detik kemudian, tubuh Xilena menegang. Kebanyakan gadis jika bertemu mereka sudah pasti akan menjerit histeris hanya karena terpesona. Begitu juga dengannya tapi entah kenapa ia merasa bulu kuduknya merinding saat matanya bertatapan dengan mata mereka. Ada aura aneh yang menguar dari tubuh mereka dan itu membuat, Xilena merinding.

"Eh... i.itu... a.anu... aku sungguh tidak bermaksud-- " entah hilang kemana suaranya? Tiba-tiba saja, bibirnya menjadi kelu dan sulit untuk menjelaskan sesuatu yang tidak penting. Xilena merutuki dirinya yang gugup saat bertatap mata dengan sepasang mata aneh berkilat merah dan menyorotnya tajam.

"Sepertinya benturan keras di kepalamu kemarin malam membuatmu mendadak menjadi bodoh seperti sekarang. Apa aku perlu membenturkan kepalamu kembali agar otakmu bisa normal seperti sebelumnya?" perkataan pria tampan berambut Silver yang kemarin malam menolongnya benar-benar membuat darahnya mendidih seketika itu juga. Xilena melototkan matanya marah.

Falling In Love With Demons [Ongoing]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora