Chp2: Sepeda Baru

3.7K 427 97
                                    


"Ci Lili, ini ditaluh dimana?" tanya Anthony sambil membawa hiasan bendera merah putih untuk ditaruh di ruangan kelas mereka.

"Kasih ke Owi aja. Nanti dia yang taruh di mejanya. Kamu bantuin Sinyo aja buat hiasin sepeda buat nanti parade sama Fajar sama Rian," Jelas anak perempuan berambut pendek menerima bendera dari Anthony.

Kemudian Anthony menyusul ke arah Marcus, Rian, dan Fajar yang sedang menghias sepeda mereka untuk parade karnaval esok hari.

Kepala Fajar menengok ke kanan dan kiri, seperti mencari seseorang.

"Pajal nyali siapa?" tanya Rian.

"Mpin, Yan. Kok dia ga keliatan," Fajar kemudian menghampiri Marcus yang sedang membantu Anthony menghias sepedanya. "Koh Sinyo, Mpin mana?"

"Katanya mau ambil sepeda dulu,"

"Pa Ahsan! Ini anaknya nabrakin meja kantin terus pak," Ma Widya atau bocah-bocah TK Tepuk Bulu Angsa memanggilnya Ma Widwid adalah juru masak kantin sekolah yang selalu dikerjain oleh anak-anak. Terutama oleh Kevin dan Fajar.

"Ih, aku kan mau pamel kalo sepedaku balu," kata Kevin. Dia mengayuh sepeda roda tiganya ke arah Marcus. "Koh Sinyo! Sepedaku balu liaat,"

"Wah iya. Kok besal tapinya? Sepeda kamu kemalin kan lebih kecil," tanya Marcus.

"Kan aku udah gede. Sepedaku ini ga bakal jatuh loh,"

"Keleeen," puji Fajar dan Jonatan yang juga baru datang.

"Hias dong biar cantik juga," ujar Pa Ahsan.

"Gamau ah. Mpin mau keliling keliling aja,"

"Lian ikut doong!"

"Fajal jugaa!"

"Ga boleh. Wleee," balas Kevin sambil menjulurkan lidahnya kemudian mengayuh sepedahnya menjauhi kelas dan teman-temannya.

"Mpin pelit," Rian protes sambil memajukan bibirnya.

Aduh imut banget pasti.

"Bialin, nanti jatuh tau laca," jawab Fajar sambil mengelus punggung Rian.

Marcus hanya memandang Kevin yang menjauh dengan wajah sedih. Biasanya Kevin selalu mengajak dirinya pergi kemanapun. Jika Marcus punya makanan, ia akan membagikannya pada Kevin. Jika Kevin punya mainan baru, dia akan membiarkan Marcus untuk memainkannya lebih dulu ketimbang teman-temannya yang lain.

Marcus sedih.

Tapi wajahnya tetep datar.

***

"Ayo, anak-anak," panggil Pi Hendra memanggil semua anak-anak TK Tepuk Bulu Angsa baik yang TK Kecil maupun TK Besar. "Terima kasih ya sudah menghias kelas dan sepedanya buat tujuhbelasan besok. Kalian sudah bekerja keras!"

"YEAAAYYY!!" sorak sorai anak-anak sambil bertepuk tangan.

"Semua alatnya sudah dicuci bersih?" tanya Pa Ahsan.

"SYUDAAAH!"

"Sudah dikembalikan pada tempatnya?"

"SYUDAAAH!"

"Oke, kalo gitu ambil tas kalian lalu siap-siap pulang ya. Besok jangan terlambat,"

"Pi!" Marcus mengangkat tangannya

"Kenapa Marcus?"

"Mpin gak ada," jawabnya dengan suara memelas.

Pi Hendra refleks langsung menghitung jumlah anak-anak kelasnya. Hanya ada 6. Kurang 1. Kevin tidak ada.

TK Tepok Bulu AngsaWhere stories live. Discover now