sholat sunnah.

388 15 2
                                    



Seperti biasa, jika bel istrahat telah berbunyi tiga sahabat itu akan menuju satu tempat yang menjadi tempat menuangkan lelah mereka setelah bertarung dengan buku dan penjelasan guru, tempat itu adalah mushola sekolah. Namun kali ini, salah satu dari mereka memilih untuk mampir di kantin terlebih dahulu untuk membeli beberapa cemilan, sementara lainnya berjalan deluan.

Nabila Adhitya, nama yang cantik sesuai orangnya. Yang paling sabar diantara mereka bertiga, yang paling pesimis juga. Bersama Sitti Humairah, yang paling kalem dan yang paling pintar diantara mereka bertiga, jangan heran predikat anak emas guru ada di genggamannya. Kini mereka berdua sudah berada di dalam Mushola sekolah yang tidak terlalu ramai, maklumlah ini jam istrahat siswa-siswi akan memilih pergi di kantin terlebih dahulu, lagipula ini bukanlah jam sholat.

Sekitar lima menit kemudian, yang satunya menyusul. Rismayani namanya, yang paling keras kepala dan bawel, kadang bijak kadang ngoceh tentunya yang paling cerewet, eiiitss setelah Nabila Adhitya tapi.

"Assalamualaikum" ucap Risma memberi salam.

"waalaikum salam," jawab keduanya berwajah masam.

"eh? Ira kenapa?".

Siapapun akan mengajukan pertanyaan yang sama jika melihat keadaan Ira, ia seperti sedang dirundung keresahan padahal tadi baik-baik saja.

"tadi ketemu sama Arsyil," jawab Nabila.

"terus?"

"dia minta kepastian"

"kepastian apaan?"

"hedehhh pasti lupa lagi, kan? Arsyil kan suka sama ira daridulu, dia minta kepastian katanya kalau Ira terima dia jadi pacarnya bilang dari sekarang dan kalau nolak juga cepetan bilang, biar dia nggak rasa digantung!"

"oooh, yaudah terima aja Ra!"

"huss, kamu gila? Mau menjerumuskan sahabatmu dalam zina? Pacaran kan dosa, Risma!"

Risma cengengesan, "heheh, becanda ahh. Lu mah baperan amat"

"jadi menurut kalian saya mesti gimana? Arsyil itu baik sama saya, saya takut kalau nolak dia malah nggak mau tegur saya lagi" kata Ira bingung.

Risma dan Nabila berfikir sebentar, "jelasin aja Ra kalau kamu memang nggak mau pacaran, bilang juga kalau pacaran itu dosa biar dia juga tahu dan mengerti. Kalau perlu kamu jelasin ayatnya sekaligus, biar dia tambah paham dan nggak maksa-maksa kamu lagi buat jadian sama dia" kata Nabila menjelaskan.

"bilang juga, kalau serius nanti datang aja ke rumah temuin ayah kamu itu juga kalau batin dan hatinya udah beneran siap" lanjut Risma menambahkan.

"jangan, masih SMA kali Rismaa, kalau Arsyil beneran datang di rumah Ira trus ngelamar, gimana?"sela Nabila mulai auto panik.

"kan saya bilang 'kalau siap' nahh bocah tengil gitu mana berani ketemu langsung sama ayahnya Ira, lagian zaman sekarang itu laki-laki kebanyakan mental banci beraninya cuman bilang 'I love you, i miss you' coba diminta menghadap sama orang tua, lah mana berani!"

Nabila nampak cengengesan, "iya juga sih"

"trus?" Ira menyela.

"apa?"

"saya mesti gimana?"

"to-lak" jawab keduanya serempak.

"karena perkara hati, bukan hal yang bisa dijadikan permainan!" ucap lagi nabila bersamaan dengan Risma.

"tapi.."

"udaaah, ayo Dhuha sebelum bel masuk bunyi, intinya yah gitu tolak aja. Maksiat kok ngajak-ngajak" celoteh Risma mendapat anggukan setuju dari Ira dan Nabila.

Pejuang Cinta Allah.Where stories live. Discover now