° ° ° D - D A Y ° ° °

3.3K 215 15
                                        

Disc © MK

SasuHina Pairing

Fiksi sejarah; (Minor) romance

Tema diambil dari Perang Dunia 2 di Stalingrad, Rusia.

By: SafrinaLina

P.s: alur cerita tidak mungkin sama dengan kisah sebenarnya!

"Happy Reading"

.

.

.

...
Moscow, Rusia 25 Oktober 1942

Suara bom itu terdengar samar. Padahal medan pertempuran bermil-mil jauhnya dari tempat ini. Moscow masih aman, untuk saat ini. Masih utuh, tak ada bom ataupun tembakan timah panas di kota ini. Hanya waspada, kalau-kalau ada granat ataupun roket yang dilemparkan dari udara.

Tak ada kota di Rusia yang tidak hancur karena Perang dunia ini. Moscow tinggal menyusul saja. Sudah banyak darah yang jatuh, para tentara yang luka berat akan dilarikan ke Ibu Kota. Makanya, tenaga medisnya pun lebih terlatih.

Swuzhh ...

Angin berhembus sepoi-sepoi, menerbangkan surai indigo yang tergerai tanpa halangan. Sang pemilik tampak tak acuh, kedua tangannya terlipat di depan dada. Mata indahnya menatap lurus ke arah di mana samar-samar terdengar suara ledakan. Jas putihnya berkibar-kibar di permainkan angin. Pikirannya tertuju pada satu hal, janji yang di ucapkan Sang pujaan hati sebelum pergi.

"Tunggu aku, 20 hari saja. Aku akan kembali lagi." ucap seorang pria dengan pakaian tentara Uni Soviet.

Matanya terpejam, pernapasannya teratur. Berbeda pada degup jantungnya yang menggila.

'Apakah dia akan kembali?'

Tak ada yang menjamin. Jenderal sehebat apapun tak akan terjamin keselamatannya jika sudah berada di medan pertempuran. Jangan lengah! Atau timah panas itu akan menembus jantungmu.

Kedua matanya kembali terbuka. Batinnya mengais-ngais harapan jika Sang pria akan kembali. Meski ia adalah sosok orang yang tak suka berharap, biarlah kali ini dirinya berharap demi keselamatan Sang pria.

"Hinata,"

Wanita bersurai indigo itu menoleh kala namanya di sebut. Mendapati rekan kerjanya berdiri di belakangnya dengan tatapan tertuju padanya.

"Ada apa, Meggie?" tanyanya pada wanita bernama lengkap Margareth Eudia itu.

"Pasukan dari Staligrad yang dipimpin Marsek--"

Belum selesai Meggie bicara, Hinata sudah terlebih dahulu berlari menuju markas. Meninggalkan wanita berkacamata itu yang sedang menghela napasnya.

"Lain kali aku akan mengatakannya lebih singkat," gumam Meggie lalu berbalik menyusul Hinata menuju markas.

...

《Oneshoot SasuHina》Donde viven las historias. Descúbrelo ahora