6. Terjangan Badai

1K 175 9
                                    

Ayo divote, gengs!!
aku sedang mempertaruhkan nilai utsku loh dengan update ini🙃🙃

enjoy, enjoy...💚





[Maaf, Jaem. Ada kelas tambahan hari ini.]

[Tidak apa, hyung. Aku bisa pulang sendiri.]

Jaemin memasukan ponselnya ke saku setelah mengirim balasan pada Mark.

Jaemin menghela nafas panjang. Mark kan sudah di tingkat akhir, jelas akan sibuk. Tapi...Jaemin merasa kesepian. Walau hubungan mereka baru akan memasuki dua tahun, tapi mereka sudah dekat dari tingkat menengah pertama. Sejak mereka kenal hingga sekarang, ini pertama kalinya Mark menjadi sesibuk ini. Iya, Jaemin paham, ini pasti karena mereka juga akan menghadapi ujian masuk universitas, tapi tetap saja, Jaemin merasakan kehampaan itu.

"Jaem!" Jeno duduk di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Nanti pulang sama Mark hyung?"

Jaemin menggeleng sambil menunduk.

"Kalau begitu temani aku ya?" Jeno berujar dengan semangat.

"Ke mana?" Jaemin pikir lebih baik dia pergi dengan Jeno kan daripada tinggal di rumah tidak tahu harus berbuat apa.

"Ta-dah!" Jeno menunjukan dua kupon salah satu kedai es krim dekat sekolah mereka.

"Wah!" Dengan cepat Jaemin menyambar kupon ini. "Bagaimana kau bisa mendapatkan ini?"

"Ada triknya," Jaemin melihat Jeno dengan pancaran mata penasaran saat Jeno menggantung perkataannya. "Tapi tidak akan ku beritahu,"

Jaemin mendengus mendengar lanjutan Jeno. Kalau tidak mau kasih tahu kan tidak perlu dibuat penasaran. Jeno hanya tertawa, dia menikmati wajah kesal Jaemin.

"Ya sudah, ayo!" Jeno sudah berdiri dan menyampirkan ransel di pundaknya.

"Ke mana?"

"Tentu saja ke kedai es krimnya,"

Jaemin menatap Jeno bingung.

"Bel pulang sudah berbunyi dari tadi,"

"Apa?" Jaemin langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, kosong. Astaga, selama itukah dia meratapi nasibnya karena ditinggal Mark yang sedang sibuk?

"Ayoo!" Jeno yang gemas melihat wajah blank Jaemin, langsung menarik Jaemin dan memegang tas Jaemin di tangannya yan kosong.

♤♤♤

"Ada apa, sunbae?" Haechan bertanya begitu mereka sudah sampai di atap. Beberapa saat setelah bel berbunyi tadi, Jungwoo mendatangi kelasnya, yang hanya berisi dia dengan Renjun, dan mengajaknya bicara. Haechan yang tahu pembicaraan ini tidak mungkin jauh-jauh dari Yukhei menyetujuinya, dia memang harus memperjelas semuanya kan. Akhinya dia menyuruh Renjun menunggu sebentar karena Jungwoo ingin mereka bicara empat mata.

Tapi hingga saat ini, yang ditanya tidak kunjung membuka suara.

"Kalau tidak ada yang penting, aku akan kembali," Haechan baru saja akan membalik badannya saat suara Jungwoo memecah keheningan di antara mereka.

"Apa alasanmu menerima Yukhei?" Jungwoo membalikan badannya menghadap Haechan.

Haechan baru saja ingin menjawab saat Jungwoo kembali berbicara. "Jangan katakan padaku karena cinta. Itu akan menjadi alasan paling tidak masuk akal,"

HOME [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang