Jung Hoseok adalah sahabat sekaligus tetangga apartemen Yoongi. Seperti yang pernah dijelaskan bahwa mereka adalah teman menghabiskan waktu bersama. Yoongi mengakui jika Hoseok adalah sosok yang begitu ramah, baik, ceria, dan selalu diterima dimana pun lelaki Jung itu berada. Dimata Yoongi, Hoseok dan Jimin cocok karena memiliki karakter yang nyaris sama. Mereka bisa saling mengerti, mendukung, dan melengkapi satu sama lain. Apa yang dibutuhkan Jimin sebagai anak bungsu yang kesepian dan manja, Hoseok bisa memberikannya dengan mudah. Maka tidak heran ketika kali pertama bertemu mereka langsung akrab.

Disisi lain dari semua perasaan itu, yang lebih Yoongi takutkan adalah; jika Jimin suatu saat benar-benar jatuh pada Jung Hoseok, sebab bukan suatu hal sulit untuk mencintai lelaki baik seperti sahabatnya tersebut.

Riuh tepukan tangan serta sorak sorai yang menggema di studio tari itu menarik atensi Yoongi yang tanpa sadar sudah melamun. Dia melihat bagaimana Pelatih Kim tersenyum bangga pada Jimin, juga anggota lain yang tidak kalah heboh. Ah, dia datang untuk melihat latihan tapi justru melamun dan melewatkannya dibeberapa sesi.

"Wah, Jiminie memang hebat!!" jelas, teriakan itu muncul dari tenggorokan Jung Hoseok. Anggota klub tari yang cukup disegani karena talentanya. Lelaki itu merangkul bahu sempit Jimin, menepuk-nepuknya penuh kepuasan yang ditanggapi senyum malu dari yang lebih muda.

"Melihat kemampuanmu rasanya kau tidak perlu berlatih setiap hari. Kurasa empat atau tiga hari dalam seminggu pun cukup." wanita berambut bob itu berkata sambil menyeka keringat yang sedikit membanjir di pelipis.

"Terimakasih, Coach. Aku akan berusaha lebih baik lagi." Jimin menundukkan kepala sekilas sebagai bentuk keseganan.

"Aku masih ada keperluan, latihan kalian lanjutkan sendiri dan kau, Jung Hoseok, tolong awasi adik-adikmu."

"Siap, Coach!" Hoseok mengangkat tangan, memberi sikap hormat layaknya tentara militer.

"Tidak salah mereka memilihmu, kau memang hebat!" tiba-tiba Taemin sudah berdiri disamping Jimin, membuat lelaki mungil itu berada diantara keduanya.

Jimin kembali tersenyum malu. "Jangan begitu, Hyung. Aku tidak sehebat itu dan masih harus belajar banyak."

"Omong-omong, aku tadi iseng membuat koreo bersama Pelatih Kim, kau mau coba berduet denganku?"

Hoseok melirik Taemin setelah mendengar ajakan itu, "Hey, apa-apaan kau itu? Jimin harus istirahat." itu bukan alasan utama, Hoseok hanya mencoba mencari celah untuk memberitahu Taemin bahwa ada singa jantan di pojok sana yang mengawasi mereka sedari tadi.

"Kenapa?" Taemin seolah lupa, padahal dia sendiri dan Kai yang berspekulasi tentang cinta segitiga antara Jimin, Hoseok, dan Yoongi. Tidak ada jawaban langsung, Hoseok hanya menggerakan bola matanya ke arah satu sudut dimana Yoongi berada. Spontan saja Taemin meneguk ludah dan mengelus tengkuknya kikuk. "Ah, besok saja kalau kau tidak latihan. Lagi pula ini hanya iseng saja."

Kening Jimin mengerut, menatap Taemin bingung, "Aku tidak lelah kok, Hyung. Aku tertarik untuk-"

"Tapi aku lelah, Jiminie." Taemin berdeham saat sadar jika Yoongi menatapnya sengit. "Aku cari minum dulu."

Jimin mengedikkan bahu tidak peduli, belum sadar dengan apa yang sedang terjadi. Irisnya bergulir menatap Hoseok. Maafkan, Jimin benar-benar lupa jika Yoongi juga berada disana. "Hyung, pulang nanti temani aku makan es krim ya?"

Cukup!

Sampai disini saja kesabaran yang dimiliki Yoongi. Dia tidak mau mendengar atau melihat Jimin bermanja-manja pada Hoseok.

"Jimin," suara Yoongi mengiterupsi, lelaki itu sudah berdiri disamping Jimin untuk mencekal lengannya. "Aku sibuk, jadi kau harus latihan lebih awal."

Daily LoveWhere stories live. Discover now