Terbukti setelah beberapa saat kemudian pintu ruangan aku di ketuk lalu masuklah asisten yang selalu membantu aku selama ini, Ainun.
"Bu, klien kita sudah ada di bawah," beritahu Ainun dengan sopan.

Aku menganggukkan kepala. "Oke, Ai.  Bawa saja mereka ke ruang meeting. Sebentar lagi saya turun."

Ainun pamit undur diri, keluar dari ruanganku setelah Ainun menghilang dari pandanganku. Aku mengambil katalog yang biasa aku pakai untuk di perlihatkan paket-paket pernikahan pada klienku, kemudian aku keluar menyusul Ainun yang sudah lebih dulu menuju ke ruang meeting.

Begitu sampai ke ruang meeting aku langsung menyapa kedua orang yang akan menjadi klienku. "Selamat pagi Mbak Kinara dan Mas Galih," sapaku langsung begitu aku masuk dalam ruangan ini, meraka menyambut uluran tanganku dengan senyum sopan.

"Selamat pagi juga, Bu Shalu," balas mereka kompak.

"Mari, silahkan duduk."

Mereka duduk di depanku, kami lalu membahas apa yang yang mereka inginkan tentang konsep pernikahan sedangkan aku mencatat di buku note yang biasa aku pakai ketika membahas pernikahan mereka. Sambil terus melihat-lihat katalog yang aku bawa tadi, sedangkan Ainun sudah berlalu dari ruangan ini.

"Bisa nggak ya, katering dari rekomendasi dari saya saja?"

Aku tersenyum. "Boleh kok, Mbak. Nanti saya bisa ke restoran tersebut segera."

Kinara memberikan sebuah kartu nama sebuah salah satu restoran yang cukup terkenal, aku menerimanya lalu sejenak membacanya. Aku tersenyum meletakkan kartu nama tersebut di atas meja. "Baiklah, saya akan segera datang ke restoran itu secepatnya."

Mereka mengangguk kompak, karena tak ada lagi yang akan di bahas. Akhirnya mereka pamit pulang, aku mengantarkan mereka sampai depan kantorku.

"Ya udah, sampai bertemu saat fitting baju pengantin nanti ya, Mbak Shalu?"

"Iya, Mbak Kinara," aku menyambut tangan pasangan kekasih ini, "Kalau ada yang perlu di tambahkan lagi, Mbak bisa hubungi saya kembali."

"Pasti, Mbak Shalu, kalau begitu kami jalan dulu." Aku mengangguk, akhirnya mereka pergi dari kantor. Aku kembali masuk ke dalam kantor menuju ruanganku, ketika akan masuk ke ruangan aku berpapasan dengan Ainun di tangga lantai dua.
"Ai, tolong buatkan saya teh hangat ya lalu bawa ke ruangan saya."

"Baik, Bu."

Aku kembali melanjutkan jalan menuju ke ruanganku, begitu masuk ke dalam suara dering ponselku menggema di ruangan. Aku berjalan cepat kearah meja kerjaku mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, lalu melihat kearah layar untuk tahu siapa yang menelepon. Rupanya nama Eno yang muncul, dengan cepat aku segera mengangkatnya. "Halo," sapaku langsung.

"Halo, Sha, lo di mana?" tanyanya, membuatku memutar bola mata.
"Gue kan di kantor, ada apa menelepon?"

Terdengar cekikikan dari seberang sana. "Gue cuma mau bilang kalau lo harus ikut ke acara reunian sekolah kita."

Aku menghela napas lelah. "Udah gue bilang, gue nggak mau ikut."

"Ayolah, Sha. Masa lo biarin gue pergi berdua sama Ummi doang sih. Trio Angel's nggak akan ramai kalau nggak ada lo."

Suami Settingan (PINDAH KE DREAME)Where stories live. Discover now