Hansol Vernon Chwe - [Phone Number]

Mulai dari awal
                                    

Wanita itu kembali memasang senyuman ramah. Ia berlutut di tanah, berusaha menyamai tinggi badan anak berusia lima tahun itu.

"Annyeong, adik kecil! Siapa namamu?" tanyanya ramah.

Anak itu tersenyum lebar. "Sammy!"

"Salam kenal, Sammy. Panggil aku (y/n) Noona ya?"

"Baik (y/n) Noona!" serunya riang.

Wanita itu tersenyum. Ia mengeluarkan sebuah lollipop dari keranjang piknik lalu menyodorkannya pada Sammy. "Mau lollipop?"

Anak itu menggeleng. "Aku mau nomor telpon (y/n) Noona."

"Ehh?" Wanta itu terdiam. Ia menajamkan telinganya, takut salah dengar. "Nomor telpon?"

"Iya, Noona. Aku akan memberikannya pada Daddy karena sejak tadi Daddy-"

"Sammy!"

Keduanya menoleh ketika mendengar suara berat seorang pria. Vernon berlarian ke arah mereka. Sammy menghela napas.

"Yah... Ketahuan deh," ujarnya.

Wanita itu mengerjap. Ia menatap pria itu dan juga Sammy bergantian. Vernon segera menggendong Sammy dan membungkuk.

"Maaf kalau anakku merepotkanmu. Abaikan saja jika dia bicara yang macam-macam," ujarnya sopan.

(Y/n) segera berdiri. Ia tersenyum canggung dan menggeleng. "Tidak kok, Sammy anak yang manis. Ohh iya, ini lollipop untukmu."

Ia menyodorkan lollipop pada Sammy. Anak itu mengerjap dalam gendongan ayahnya sebelum mengambil lollipop itu.

"Kalau nomor telponnya... Noona mau memberiku tidak?"

"Sammy, jangan begitu. Tidak sopan kalau-"

"Aku tidak keberatan," potongnya. Wanita itu menengadahkan tangan, mengisyaratkan Vernon untuk memberikan ponselnya. "Untuk Sammy kan?"

Vernon menatap tangan itu dan wajah pemiliknya bergantian. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tapi tubuhnya tak bisa menolak. Tangannya spontan mengeluarkan ponsel dari dalam saku.

Wanita itu mengetikkan nomor ponselnya lalu mengembalikan ponsel pada Vernon. "Namaku Shin (y/n)."

"Ahh... ya," ujar Vernon. Ia meraih kembali ponselnya. "Aku Vernon. Kalau begitu, permisi. Terimakasih dan maaf merepotkan."

Ia segera berbalik pergi. Sammy yang berada di gendongannya berbalik dan tersenyum lebar. Ia melambaikan tangan. "Annyeong Noona! Nanti kita ketemu lagi ya!"

(Y/n) tersenyum. Ia membalas lambaian tangannya sebelum akhirnya berbalik. Ketika itu juga, ia menemukan Lee Chan menghampirinya. Mata pria itu menatap punggung Vernon yang mulai menjauh.

"Nugu?" tanyanya.

"Hanya pengunjung taman."

Chan menatapnya. "Kau memberikan nomor ponselmu?"

"Iya. Anaknya meminta nomor ponselku. Ya sudah kuberi saja," balasnya.

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang