Hansol Vernon Chwe - [Phone Number]

3.9K 361 34
                                    

Bawa request Vernon nih~

Ada yang nungguin? :')


Happy reading!^^



~°~°~



Vernon. Pria dengan paras campuran Amerika-Asia itu duduk di sebuah kursi taman. Matanya tak pernah lepas dari satu titik, seorang wanita dengan kaus putih lengan pendek. Wanita dengan rambut hitam sebahu yang diikat setengah itu terus menunjukkan senyuman ramah. Tangannya tak pernah berhenti bergerak, membagikan lollipop-lollipop berwarna putih dan merah muda pada anak-anak yang bermain di taman.

Seorang anak kecil dengan wajah campuran serupa yang duduk di pangkuan pria itu mengerjap pelan. Ia menatap wajah ayahnya lekat-lekat, lalu mencoba mengikuti arah pandangnya.

"Daddy..." Anak laki-laki itu menarik lengan kemeja yang dikenakan ayahnya untuk menyita perhatian. Tapi, pria itu terlalu fokus pada objek pandangnya sampai tak menyadari panggilan itu.

"Daddy... Daddy sedang lihat apa?" tanyanya. Ia kembali melirik arah pandang ayahnya. "Daddy lihat Noona itu ya?"

"Ehh apa?"

Vernon yang baru menyadari anaknya berbicara itu menunduk. Ia bertemu tatap dengan anaknya untuk beberapa waktu sebelum anak itu melompat turun dari pangkuannya dan berlari.


Di sisi lain, wanita berkaus putih itu mengusap peluh di dahinya dengan punggung tangan. Ia menatap keranjang piknik yang dibawanya. Menatap lima buah lollipop yang masih tersisa di keranjangnya.

"Hya... (Y/n)."

Ia menoleh ketika seseorang memanggilnya. Lee Chan, sahabat karibnya itu berjalan menghampiri.

"Kalau lelah, istirahat dulu saja," ujarnya.

Wanita itu menggeleng pelan. "Aku tidak lelah kok. Aku kan menyukai anak kecil. Membagikan lollipop pada mereka itu menyenangkan."

"Kalau kau menyukai anak kecil, punya sendiri. Jangan melihat anak orang terus."

Matanya membulat. Ia memukul bahu sahabatnya itu keras-keras. "Jangan bicara sembarangan!"

"Maksudku kan menikah dulu! Kau yang sembarangan!" sungut Lee Chan.

Wanita itu memutar bola mata. "Skripsiku saja belum diterima, bagaimana bisa menikah?"

"Yang benar itu, kekasih saja belum punya, bagaimana bisa menikah?" celetuk Lee Chan.

"Lee Chan!" pekiknya. Ia bersiap untuk kembali melayangkan pukulan. Tetapi, sahabatnya itu sudah lebih dulu lari.

"Annyeong! Aku mau menemui Sena dulu! Ohh iya! Dia kekasihku loh!" serunya dari jauh, berniat meledek wanita itu.

Wantia itu tertawa sinis. Sahabatnya itu menyebalkan. Tapi dia adalah orang pertama yang akan berada di sisinya jika sesuatu yang buruk terjadi. Karena itu, ia tidak bisa benar-benar marah pada Lee Chan.

"Noona!"

Ia menoleh karena merasa terpanggil. Seorang anak kecil dengan tampang blasteran berlari kecil ke arahnya.

Imagine with SeventeenWhere stories live. Discover now