63. Akhir Mimpi Indah Yang Menjadi Nyata

Mulai dari awal
                                    

"Hime... Aku akan segera pulang...." Gumamnya pelan seraya memegang dadanya yang bergemuruh. "Aku merindukanmu....."

Tiap musim yang kujalani tanpa kehadiran mu...
Tak pernah sedikitpun melunturkan rasa cintaku padamu
Akan ada saatnya saat takdir mempertemukan kita
Menjalin kita dalam ikatan abadi
Kau akan menjadi milikku selamanya...
Hime ..

🌸🌸🌸

Nun jauh di belahan paling timur dunia, di Jepang, Hinata yang kini terjebak dalam permainan konyol keluarga calon suaminya tampak tengah duduk di salah satu bilik bianglala. Ia nampak duduk sendirian di sana, hingga ada seseorang yang mengenakan jaket kulit Hitam dan topi navy yang duduk di depannya.

Manik lavender Hinata memperhatikan orang yang duduk di hadapannya dari ujung rambut sampai ujung kepala, sekelebat rasa curiga muncul di benaknya. Orang itu menunduk dan enggan menunjukkan wajahnya dan hal itu membuat rasa takut di hati Hinata semakin membuncah. 'Apa yang akan dia lakukan pada ku...' Hinata menjauhkan duduknya dari pria aneh yang tengah memasukkan tangan ke dalam jaket kulit miliknya seolah akan mengambil sesuatu.

'Apa dia akan mengambil senjata, dan akan mencelakakan ku....???' Hinata ketakutan dalam hati. Namun tiba-tiba matanya membulat saat pria asing itu malah menyodorkan dua lembar lipatan kertas. Menggerakkan tangannya seolah-olah mengajak bersalaman, pria asing itu menyelipkan dua lembar surat di tangan Hinata.

Tak ingin buang waktu, pria asing itu langsung berlalu meninggalkan bilik bianglala dan menyisakan Hinata sendiri. Baru saja Hinata akan mengejar pria asing itu namun gagal, bianglala itu mulai bergerak ke atas dan membuat Hinata mengikuti permainan roda berputar itu.

...

Teruntuk Gadis Nakal yang mampu mengalihkan duniaku....

Hime....
Apa yang sedang kau lakukan disana? Merindukanku kah? Ataukah kau tengah sibuk bersama teman-temanmu itu...

Aku tahu kau marah padaku....

Tapi yang perlu kau ketahui, bahwa aku sangat mencintaimu...

Terimakasih karena mau menungguku...

Ini adalah surat pertamaku, tahukah kau bahwa aku begitu takut untuk mengirimkan surat ini padamu...?

Aku akan berada jauh darimu dalam waktu lama, tapi satu yang harus kau ketahui, hati ini cinta ini adalah milikmu seutuhnya.

Penantianmu tak akan sia-sia, tunggu aku Hime....

Namikaze Naruto

27 November 2016

Hinata diam terenyuh, air mata menetes dari mutiara ungu mudanya. Dipeluknya erat sepucuk surat yang ia peroleh dari orang asing itu. Ada rasa kecewa terselip di hatinya kala membaca bagian bawah surat itu, dimana disana tertera tanggal surat itu ditulis, dua tahun lalu beberapa bulan setelah kepergian Naruto, dia sempat mengirimkan surat pada Hinata, tapi mengapa ia baru menerima surat itu.

Kembali ia membuka surat itu, membaca berulang kali, dan meneliti tulisan itu. Ia tidak salah, itu tulisan Narutonya.

Tulisan yang amat ia kenali. 'Naruto-kun mengirimkan surat untukku, dua tahun yang lalu dan aku tak pernah menerimanya, dan Pria tadi apa hubungannya dengan Naruto-kun dan penculikan Sasuke-san...?'

Sweet DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang