23. Nyaman

6.5K 628 59
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Inspektur Namikaze, berjalan gontai menggapai pintu kediamannya. Ia hampir mengelilingi seluruh penjuru kota Tokyo sejak tadi sore. Tapi hasilnya nihil. Wanita yang ia cari tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Satu-satunya yang bisa ia harapkan sekarang hanyalah informasi dari kesatuan polisi yang terjunkannya demi mencari keberadaan sang calon istri. Langkahnya kian gontai meraih knop pintu rumahnya yang tinggal sejengkal lagi di gapainya.

"Tadaima... eh..." Sepi. Itulah suasana yang di dapatinya di rumahnya sendiri. Tak biasanya rumah kediaman Namikaze begitu tenang. Jeritan melengking sang ibu biasanya menggema hingga terdengar ke halaman.

Apalagi mereka sedang kedatangan sepasang kakek nenek heboh dari utara Jepang. Tidak mungkin tiba-tiba rumah itu menjadi sangat tenang seperti sekarang. Naruto melepaskan pantofelnya di genkan. Dan mulai berjalan pelan menuju ruang keluarga. Pasti semua penghuni rumah itu berda disana.

'Dia tidur sangat lelap sekali...' Samar-samar Naruto mendengar suara sang ayah yang setengah berbisik.

'Kasihan menantuku dia pasti sangat kelelahan sekali, kalian jangan berisik, nanti dia terbangun...' Lalu suara ibunya yang terdengar kesal tapi masih dalam volume rendah.

'Kau keterlaluan sekali Tsunade menjahilinya, dia sampai kelelahan begitu...'

'Anak muda jaman sekarang perlu di uji Jiraiya. Lagi pula dia lahir di keluarga kaya, ah... Hiashi dan Hikari memang tak pernah melupakan adat istiadat, masakannya sangat enak sekali, sepertinya dia tak semanja kelihatannya.'

Sraakkkkkkk

Pintu geser itu terbuka paksa. Empat orang tua yang sibuk dengan kegiatan masing-masing tiba-tiba tersentak.

"Naruto! Kau pulang tak memberi salam!" Omel Kushina pada sang anak yang berdiri diambang pintu geser.

Naruto mengabaikan ocehan ibunya. Safir birunya kini tertuju pada sosok mungil nan cantik yang terlelap di pangkuan ibunya.

...

Hinata berjalan gontai melalui trotoar di jalanan distrik Itabashi. Ia tersenyum kecut memandangi para pasangan yang berlalu lalang di jalanan sambil bergandengan tangan. Ia menghela nafas kasar. Lalu pikirannya kini menerawang pada kekasihnya yang hilang di telan bumi. 'Aku ini sebenarnya punya kekasih tidak ya...'

Tangannya merogoh tas tangan Hermes yang dibawanya. Mengambil ponsel pintar yang ia simpan disana. Mutiara lavendernya memandang wallpaper ponselnya. Disana terpampang fotonya bersama Toneri. Hinata sedikit mengerucutkan bibirnya. "Baiklah aku akan belajar untuk melupakanmu...., aku berhak bahagia Otsutsuki-san."

Ia membuka fitur galeri yang ada di dalam ponsel pintarnya. Berniat mengganti tampilan layar depan ponselnya? Ya sepertinya begitu, karena kini ia tengah memilah foto yang cocok untuk mengganti fotonya bersama Toneri. Mungkin foto bersama mendiang ibunya, atau foto bersama adik bungsunya yang kini tengah mengenyam pendidikan di negeri seberang.

Ah... atau mungkin foto bersama kedua sahabatnya yang tak lama lagi akan melepas masa lajang.


Sweet DreamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora