PP 11~Tulip Putih~

Mulai dari awal
                                    

Dengan susah payah aku berusaha menggapai ponselnya. Dan yup...dapat,setelah ku lihat ternyata kak Riyan yang menelepon kak alan. Dengan segera aku menetralkan suaraku kemudian  mengangkat telvonnya,mengingat kak Riyan adalah sekertaris kak alan.

"Halo lan,lo dimana sih,jadi bos kok gak ada disiplin disiplinnya" kata kak riyan di sebrang sana.

"Hal...halo kak,ini aby"kataku sambil berusaha menjauhkan jamahan kak alan di tubuh bagian atasku. Namun,bukan alan namanya jika dia tak semakin menjadi jadi.

"Oh...suami lo mana by,bisa minta tolong kasihin telvonnya,soalnya penting ini"

"Oh...oke kak,ben...Ahkk...kak Alan"kataku kesal,karena kak alan dengan sengaja menggigit salah satu aset penting di tubuh atasku,dan ah...mungkin saja desahanku sampai ditelinga kak riyan,oh..malunya.

Setelah itu,aku langsung mendorong tubuh kak alan,yang tengah mengurung tubuhku.

"By,lo gak papa kan?"

"Iya kak ri,gue baik baik aja kok"kataku.

"Nih,kak riyan nelvon,penting katanya"ucapku kesal sambil memberikan ponselnya.

Dia langsung saja menyambar ponselnya dengan muka datarnya,aku tau pasti dia kesal karena kegiatannya sudah diusik,tapi mau bagaimana lagi,sudahlah masa bodo saja.

"Apa"kesalnya pada kak Riyan.

"Dimana lo,lo lupa kalau satu jam lagi kita meeting sama Athala grup?lo dimana sih dari tadi di telvonin gak nyautnyaut,ledes ni kuping gue..."katanya kak Riyan tak kalah sewot.

"Gue di rumah,udalah lo batalin aja meeting hari ini,gampang kan"ketus kak alan.

"Gak bisalah Alan ku sayang ku cinta ku permata hatiku,masalahnya kemaren lo udah batalin tu pertemuan secara sepihak tanpa alasan yang jelas,lagi pula gue denger kalau bokap lo bakalan ikut rapat hari ini,"jelas kak riyan sedikit lebay.

Kulihat wajah kak alan yang sedari tadi datar berubah menjadi panik,dan segera bangkit dari duduknya.

"Kenapa lo gak bilang dari tadi sih nyet,"maki kak alan.

"Eh..nyuk,gue itu udah nelvonin elo sekitar 20 an kali,tapi elonya aja yang gak mau angkat"

"Iyadeh terserah,ya udah 30 menit lagi gue tiba di kantor"kata kak alan,kemudian mematikan telvonnya dan membuang asal ponselnya keatas tempat tidur.

Aku sangat ingin tertawa melihat kak alan yang tengah terburu buru memakai pakaian kantornya.

"Aby....kenapa diam aja sih,bantuin pasangkan dasi,aku gak bisa"rengeknya bagai anak kecil.

Dengan malas aku bangkit dari dudukku kemudian memakaikan dasi kak alan,tak perlu waktu lama karena dulu aku pun sering sekali memakaikan dasi ayah.

"Aku berangkat dulu,salam buat mama,aro sama ayah juga ya,nanti pulang kerja aku jemput,terus kita pulang kerumah"kata kak alan,kemudian mencium puncak kepala ku lumayan cukup lama,kemudian dia dengan segera pergi ke kantornya.

***

Siang ini aku merasa sangat bosan,mama dan aro belum pulang dari panti,sedangkan ayah,sedang di kantor.inilah nasip istri yang gak punya kerjaan,emang benersih semua perempuan setinggi apapun sekolahnya,pasti ujung ujungnya jadi ibu rumah tangga,tapi ada bagusnya juga seorang perempuan itu sekolah tinggi,kenapa? Satu,supaya anak anak yang dia lahirkan juga berpendidikan dan yang kedua agar tidak kesepian seperti aku,saat semuanya sibuk dengan urusannya maka akulah yang paling menderita di sini.

Tak lama tiba tiba aku merasan ada sebuah pesan yang masuk di ponselku,dan ternyata itu dari kak Alan.

Gletser
Sibuk tidak?

Pengantin penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang