PP 7~Rumah Baru~

23.6K 803 5
                                    

Anggaplah Aku walau hanya sesaat
-Aby-

Tepat seperti yang di katakan oleh kak Alan tadi pagi.sore ini kami akan segera pindah ke rumah pribadi milik kak alan.

Aku menuruni anak tangga dengan kesal,kalian tau kenapa? Alasannya hanya satu,aku belum ingin pindah, tapi si manusia beku itu selalu saja memaksaku dengan alasan,supaya kami bisa hidup mandiri,lagi pula jarak rumah ayah jauh dari perusahaan utama dan bla...bla...bla..masih banyak alasan lain,dasar raja alasan.

"Bukannya ini terlalu cepat kak,Aby masih ingin disini"tanya ku sesaat setelah tiba di ruang keluarga,tempat di mana semua anggota keluarga ku berkumpul.
"Tidak,ini kita lakukan supaya kita dapat hidup mandiri,lagi pula jarak rumah ini ke kantor lebih jauh dibandingkan rumah kita"katanya lembut.

Cisss...lembutnya kalau ada keramaian aja.

"Tapi aby masih ingin tinggal kak...."kataku sedih.
"Aby......gak boleh ngelawan suami lo,apa yang di katakan Alan itu benar,kalian harus belajar mandiri,apa lagi kamu,masa istri manja terus."kata mama.

Tak terasa air mataku mengalir begitu saja,saat mendengar ucapan mama. Apa mama bosan dengan ku,apa mama sudah tak sayang lagi pada ku,banyak spekulasi muncul begitu saja.

"Ya sudah,hari ini kita tetap pindah,tapi kita akan sering berkunjung kemari bagai mana?"kata kak alan lembut sambil merangkulku.
Aku hanya tersenyum getir menanggapinya.

Ini cukup aneh,entah mengapa aku merasa kak alan agak sedikit berbeda dari sebelumnya,dan ini membuatku ya..sedikit lega pula.

Setelah berpamitan aku dan kak alan langsung menuju ke kediaman baru kami. Di perjalanan hanya keheningan yang mendominasi, kak alan sibuk dengan kegiatan menyetirnya,dan aku sibuk dengan alam fikiran ku sendiri.

"Turun,kita sudah sampai"kata kak alan dingin yang membuyarkan semua lamunanku.
Kulihat kak alan sudah terlebih dahulu turun,kemudian akupun segera turun dan mengambil koper ku,karena dia tak mau membawakannya.
Di dalam rumah,kami di sambut oleh seorang pekerja rumah tangga,namanya mbok minah,dia sudah tak muda lagi,kira kira usianya sekarang menginjak 58 an, dan ya mungkin nantinya hanya dia teman ku satu satunya di rumah ini ketika kak alan ke kantor.
"Sini non,saya bawakan kopernya"katanya ramah.
"Ah...gak usah mbok,mbok kerjakan yang lain aja,sayaa bisa sendiri kok"kataku takut,karena mendapatkan tatapan tajam dari kak alan.
"Kau tidur di kamar tamu"kata kak alan dingin,setelah kepergian mbok minah.
"I...iya kak"kata ku takut takut.

"Ya mungkin tidur di kamar tamu lebih baik ketimbang harus tidur di lantai" pikir ku dalam hati sambil tersenyum getir,kemudian ku langkahkan kakiku menuju kamar di sebrang ruang keluarga.

Sesampainya di depan pintu kamar,aku bingung mengapa pintunya di kunci,apa aku salah kamar?kemudian ku langkahkan kaki ku ke pintu di sebelahnya,namun hasilnya tetap sama,hingga pintu terakhir pun tetap di kunci.

Karena mungkin kak alan lupa membukanya,akhirnya ku putuskan untuk meminta kunci kamar pada kak alan.

"Kak......"kata ku sambil mengetuk pintu kamarnya.
Namun tak ada respond dari dalam.jadi tanpa basa basi aku langsung memasuki kamar kak alan yang sangat rapi untuk lelaki seusianya.ku akui seleranya juga bagus tidak terlalu norak.

"Aaaaa"pekik ku dan kak alan bersamaan.
Aku sangat kaget melihat kak alan keluar dari kamar mandi hanya menggunkan anduk sepinggang.
"Kalau masuk ketuk dulu bisa gak sih,asal masuk sesuka hati lo,lo kira ini kamar lo"gentak kak alan padaku.
"Ma..af"lirihku sambil tak kuasa menahan air mata.
"Nangis mulu,apa lo gak capek dari semalem nangis,inilah yang gue malesin nikah sama bocah ingusan kaya lo...gak ada dewasanya,buat jenuh doang"kata kak alan yang sukses menohok hatiku.
"Ma...af kak,ab...by....cuman mau minta kunci kamar,kamarnya gak bisa di buka..."kataku perlahan sambil menunduk.
"Aghht...nyusahin aja bisa lo,"kesal kak alan,kemudian menuju nakas di samping tempat tidurnya,yang ku tebak pasti untuk mencari kunci kamar ku.
"Lo yakin,itu di kunci semua"tanya nya tak percaya padaku.
"Iya kak,aby udah coba ke 4 kamar itu tapi semuanya sama di kunci"jelasku.
"Hufff ...pasti ulah bunda."kesalnya.
"Ya sudah,lo tidur di sini,ambil koper lo"katanya padaku.

Tak menunggu lama,aku langsung bergegas keluar untuk mengambil koper ku,tapi aku sangat kaget,karena melihat keberadaan mbok minah di depan pintu kamar kak alan.
"Non,ini kopernya,kok gak di bawa ke atas,jadi mbok anterin"katanya halus.
"Ah...iya mbok,makasih ya"kataku tak enak.
"Iya sama sama,ya sudah mbok mau siapkan makan malam dulu ya,"katanya padaku
"Iya mbok"kataku kemudian aku masuk kedalam kamar.

Setelah membereskan pakaian ku ke dalam lemari yang masih kosong,aku langsung bergegas membersihkan tubuhku,setelah itu aku berencana untuk kedapur membantu mbok minah menyiapkan makan malam.

***
Di dapur kulihat mbok minah tengah sibuk memotong sayuran,ah...rasanya aku jadi rindu mama,oke nanti malam sebelum tidur akan ku sempatkan untuk menelefonnya.

"Mau masak apa mbok"kataku sambil tersenyum.
"Ah...enon aby to rupanya,mbok kira siapa,ini mbok mau masak sayur lodeh sama ayam goreng"kata mbok minah.
"Biar aby aja yang masak ya mbok"pintaku dengan semangat 45.
"Emangnya non bisa masak"tanya mbok minah ragu ragu.

Aku yakin,pasti menurutnya anak pengusaha sepertiku ini tak pandai memasak,oke akan kutunjukkan nanti mbok.

"Hahaha...mbok nantang aby,oke siapa takut"kataku sambil bercanda.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Aku dan mbok minah,sudah menyelesaikan acara memasak kami,ternyata cukup seru memasak dengan mbok minah,akan ku lakukan setiap hari.

Kulihat kak alan,datang dan duduk di meja makan bersama ku.
"Kakak mau makan sama apa,biar aby ambilin"kataku dengan semangat.
"Mbok....gorengin saya telur dadar ya"kata kak alan mengacuhkan ucapanku.
"Tapi den,non aby tadi su..."
"Saya bilang saya mau telur dadar mbok"kata kak alan penuh dengan penekanan.
"Ba.baik den"kata mbok minah,kemudian mengambil sebutir telur dari kulkas.
"Biar aku aja ya kak,"kataku seraya menyentuh bahu kak alan.
"Jauhi tangan lo dari bahu gue,gue gak sudi di sentuh sama lo,apa lagi nyentuh makanan lo,"katanya sambil menghempaskan tanganku kasar.
"Kak,percaya sama aby,aby masaknya bersih kok,gak ada racun di dalamnya"kataku sambil menangis.

Rasanya sedih saja,bayangkan jika suami mu tak menghargai usahamu untuk berbakti padanya,apa perasaanmu? Itulah yang aku rasakan saat ini.

"Lo kira gue percaya,gak by gak....gue gak mau ambil resiko untuk makan masakan lo ini,liat ni masakan yang lo sanjung sanjung itu" kata kak alan sambil menarik kain penutup meja makan.

PRANG......
Hancur semua masakanku. Saat ini aku hanya bisa menangis melihat nasib masakanku, terlebih lagi kaki ku terkena goresan pecahan kaca,belum lagi rasa sakit dan kecewa di hatiku atas perlakuan kak alan.

"MAKSUD KAKAK APA HAH.....KENAPA KAKAK TEGA KE ABY,KENAPA KAKAK LAKUKAN INI KE ABY,APA SALAH ABY KAK...."teriakku sambil menangis.
"udah berani ya lo sama gue"kata kak alan sambil menarikku dengan paksa ke kamar.
"Sakit kak,lepasin aby"kataku sambil terus berusaha memberontak.

Sesampainya di kamar,kak alan menghempaskan tanganku hingga aku terjatuh kelantai.
"Lo tadi nanya kan,apa salah lo?salah lo itu udah masuk ke dalam kehidupan gue"katanyanya penuh dengan kemarahan.
"Lo tau,bocah kaya lo itu seharusnya sekolah,bukannya nikah,mau aja sih lo di suruh jadi pengganti kakak lo"katanya lagi.sejauh ini aku hanya terdiam sambil terus menangis,aku sangat takut,sangat sangat takut.
"Dan satu yang harus lo ingat,jangan pernah cinta sama gue,lo itu dimata gue cuma sebatas bocah,camkan itu di kepala lo"kata kak alan sambil mendorong kepalaku menggunakan telunjuknya kemudian pergi meninggalkanku yang sedang menangis.

"Ya Allah kuatkan hamba atas cobaan mu ini,hamba yakin hamba pasti bisa melewatinya ya Allah,dan berilah hamba kesabaran atas cobaanmu ini ya Rob,dan hamba mohon,bukakanlah pintu hati suami hamba agar mau menerima hamba sebagai istrinya" doaku dalam hati,sebelum semuanya menggelap.

***

Pengantin penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang