°Jalan Bareng !?°

Start from the beginning
                                    

Keringat sudah mulai membahasi dahi Naya,sesekali ia membersihkan keringat dengan saputangan yang digenggamnya, "Gawat deh ini kalau sampai gue telat." katanya sambil terus berjalan terburu-buru.

Naya terus berjalan tanpa mempedulikan hiruk piruk ibukota. Tanpa melihat kanan kiri,gadis ini langsung saja menyebrangi jalan. Tidak peduli dengan seorang pria yang saat ini sedang mengklaksonnya.

"Woy ! Mau mati ya,Lo." umpat seorang pria itu dari balik helmnya.

Naya berbalik dan melihat sejenak. Pria ini asing dimatanya. Jadi,ia memilih untuk mengabaikan dan meneruskan jalannya.

Merasa tidak diperhatikan. Pria ini langsung turun dari motor dan berjalan menyusul Naya, "Woy, lo budeg atau gapunya telinga?"

"Aduh,Mas. Saya banyak urusan nih. Kapan-kapan aja kalau mau kenalan." ujar Naya kelewat polos.

Sontak saja,pria ini bingung dengan apa yang dikatakan Naya. "Ha? Siapa juga yang mau kenalan sama gadis absurd semacam lo."

Memilih untuk tidak menjawab,Naya meneruskan langkahnya. Tapi, pria ini terus saja membuntuti dari belakang.

"Gue Banyu. Banyu Pradipta." ujar Pria yang ternyata bernama Banyu itu. Secara tiba-tiba.

Naya tersenyum simpul dan menoleh kearah Banyu, "Katanya gamau kenalan sama cewek absurd. Kenalin, Aku Kanaya. Panggil aja Naya." jelas Naya.

"Siap. Lo ngapain kok buru- buru banget? Abis nyolong,ya? " ceplos Banyu asal.

"Gak. Aku lagi ngejar waktu. Takut telat masuk kerja." jawab Naya.

"Lah gabilang. Yaudah gue ambil motor yang gue tinggal nanti lo bisa bareng gue." tawar Banyu.

Naya menggelengkan kepala. Bukannya menolak,cuma...... Ya, tahu sendirilah. Naya harus ekstrak hati-hati. Apalagi sama orang yang baru ia kenal seperti Banyu.

Banyu menautkan alisnya. Bingung,kenapa tawaran baiknya berujung tolakan, "Kenapa? Gue bukan cowok brengsek kok."

"Aku tahu kok. Cuma gamau ngerepotin orang baru aja." jawab Naya santai, masih dengan langkah cepatnya.

"Nanti juga bakal jadi orang lama." ujar Banyu.

"Bisa aja kamu. Yaudah, temenin aku jalan aja sampai cafe. Gausah naik motor,hitung-hitung ngurangin polusi motor di Jakarta." cerocos Naya sudah seperti emak kos di tempatnya.

Banyu melongo dengan ucapan Naya yang menurutnya aneh, "Hah. Terserah deh cewek absurd."

"Aku ga absurd." bela Naya ke dirinya.

"Gue minta nomor biar bisa ngehubungin boleh gak?" tanya Banyu hati-hati. Takut ditolak lagi.

"Nomor apa? " tanya Naya polos.

"Ktp." Banyu menjawab asal.

"Oh. Tunggu." Dengan sigap Naya membuka dompet didalam slipbag dan mulai mengeluarkan KTPnya. "Yang mana?" tanyanya sambil memegang kartu KTP.

Polos sekali gadis ini. Banyu tak habis pikir, bisa gila dia kalau harus punya istri seperti Naya.

"Astaga,Naaaaayyy. Nomor hape lo. Masa gitu aja gapaham." ulang Banyu.

Gadis RantauWhere stories live. Discover now