°Jalan Bareng !?°

115 34 33
                                    


---

Sebuah kos berukuran minimalis. Dengan cat tembok warna putih yang sudah mengelupas,kini lebih terlihat seperti cream kusam. Cukup untuk satu orang saja,mau dua? Dijamin napas kalian akan saling hirup-menghirup.

Seorang gadis asli Solo. Saat ini sedang serius membentuk kucir kuda pada rambutnya yang panjang. Sesekali ia bersenandung ria. Cukup 2 menit,kucir kuda hasil karyanya tidak cukup buruk.

Kanaya.Gadis yang saat ini sedang asik memoleskan lip tint keluaran merk hijabers tertentu. Sesekali mengatupkan bibir atas dan bawah agar rata.

"Muah muah." Naya berucap di depan cermin sambil meratakan lip tint.

"Ah. Sudah cantik. Gue berangkat naik angkot sama aja jelek jadinya." dengus Naya. Lalu bergegas mengambil slip bag miliknya,dan berlalu keluar kos.

Naya terus berlari. Jakarta tidak bisa santai kalau menurut Naya. Prinsipnya,siapa cepat dia dapat. Siapa tepat dia selamat.

Untung saja angkot dengan nomor 19A masih bertengger disana. Sesekali,supir angkot menghisap batang rokoknya lalu berbagi asap ke semua penumpang.

Sial! Asap lagi.

Supir ini masih saja menghisap batang rokoknya. Padahal,kuota penumpang sudah melebihi batas. Mau nunggu penumpang lain lagi?

"Pak,buruan berangkat dong." ujar seorang ibu yang berada di sebelah Naya.

"Sabar atuh. Masih cukup buat 2 orang lagi inimah." jawab supir tanpa berpikir 10×.

"Cukup darimananya,Mang. Ini sudah kaya apa aja dempel-dempel. Mana sempit lagi." kata Naya,sesekali mengibaskan tangannya karena udara benar-benar panas.

"Buruan berangkat atau saya turun nih." ancam ibu-ibu dan diikuti lainnya.

Terpaksa,supir angkot harus menjalankan aktivitasnya. Alhamdulillah,akhirnya jalan juga angkotnya.

Baru setengah perjalanan,tiba-tiba angkot berhenti. Sontak saja,seluruh penumpang kebingungan.

Terlihat supir angkot cukup kebingungan untuk memberi tahu kabar ini kepada penumpangnya, "Maaf,Pak,Bu. Ini angkot saya tiba-tiba mogok. Jadi.... cari angkot lain saja."

"Ah,gimana sih,Amang. Kalo mau cari kerja teh yang niat biar ga mogok." cerocos seorang ibu yang tadi duduk di dekat Naya.

Satu persatu penumpang memilih turun dari angkot,termasuk Naya. Gadis ini sebenarnya ingin mengkata-katai supir angkot itu. Tapi,niatnya cukup ia simpan sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 07 lewat 50 menit. Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke tempat ia bekerja. Itu artinya,gadis ini akan terlambat datang ke cafe.

Naya terus menyusuri jalanan ibukota yang memang macet. Ia tidak berhenti untuk menyumpah serapahi supir angkot tadi. Entah bagaimana nasib pekerjaannya, yang pasti gadis ini siap menerima resiko jika harus dipecat atau diberi surat teguran.

Jarak antara kos dengan cafe tempat Naya bekerja memang cukup jauh, ditambah lagi kemaceten Jakarta yang sulit dihindari. Jadi, angkot adalah pilihan yang pas untuk manusia rantau semacam Naya. Tapi,apa boleh buat. Mesin angkot hari ini tidak berpihak pada Naya.

Gadis Rantauحيث تعيش القصص. اكتشف الآن