“Akan ada festival antar kampus dan kampus kita akan menjadi Tuan Rumah. Aku meminta Jimin bergabung untuk menjadi salah satu pembuka dan Taehyung bisa membuatkan baju untuk Jimin dan mungkin beberapa anggota lain dengan dibantu senior. Bagaimana?"

"Wah, aku mau!" Taehyung tampak sangat tertarik, dia pikir mungkin ini bisa menjadi batu loncatan untuk belajar lebih banyak dengan senior. "Bagaimana denganmu, Jim?"

"Berarti aku akan ikut dengan kelompok penari ya?"

Baekhyun mengangguk. "Ya, kau akan masuk dalam kelompok tari bersama Kai, Taemin, dan lainnya. Ah, sebenarnya aku juga sedang mencari seseorang yang bisa menari sekaligus menyanyi. Apa kalian mengenal seseorang yang memiliki dua talenta itu?"

"Memang kapan festivalnya digelar?"

"Bulan depan. Maka siapkan mental dan fisik kalian karena sebulan ini kita akan sangat sibuk. Mengerti?" Baekhyun mengacungkan telunjuk pada Taehyung dan Jimin bergantian dan mendapat anggukan kompak dari keduanya.

"Kalau begitu adakan audisi saja. Umumkan di radio, kumpulkan beberapa panitia untuk menyeleksi mereka siang ini. Kurasa masih ada cukup waktu."

Baekhyun memekik kegirangan. Kedua tangannya terulur untuk mencubit pipi Jimin gemas. "Astaga, selain lucu kau juga pintar! Aku jadi semakin gemas!"

"Hyung, lepas! Sakit!"

"Oops! Sorry!" Baekhyun hanya nyengir polos. Sedangkan Jimin menangkup pipinya yang sudah memerah sampai bibirnya mengerucut, menatap sengit pada Baekhyun yang ditanggapi tawa dari sahabatnya.

"Kau lucu sekali, pantas kalau Baekhyun Hyung gemas." Taehyung mengusak rambut Jimin, membuat sahabatnya semakin terlihat lucu.

"Kau tahu, Minnie, rasanya aku ingin membawamu pulang dan menjadikanmu adikku." Baekhyun berucap dengan dramatis.

Jimin mencebik, "Aku tidak mau memiliki kakak yang suka melakukan kekerasan. Sudah, ah, aku mau ke kelas saja."

"Hei, Minnie, jangan merajuk begitu!" Baekhyun ikut beranjak ketika Jimin bersiap pergi.

"Hyung, jangan menghalangiku atau aku tidak akan ikut dalam festivalmu."

Baekhyun mau tidak mau berdiri kaku ditempat. Menatap Jimin dengan mata berbinar-binar minta dikasihani. "Minnie~" katanya sambil mengulurkan dua tangannya pada Jimin.

"Aku akan ke kelas. Temani Taehyung makan saja. Kau juga harus mengurus audisi yang kita bicarakan tadi. Sampai nanti."

"Minnie~ Chimmynnie!!" Baekhyun masih saja menggoda Jimin. Dia tertawa ketika Jimin berlari kecil sambil menutup kedua telinganya. "Lucu sekali, aku jadi makin gemas."

Taehyung menoleh pada Baekhyun yang kembali duduk di sampingnya. Ah, mereka duduk dimeja untuk empat orang. "Terimakasih, Hyung." Taehyung berucap kemudian.

"Eh? Untuk apa?" Baekhyun menatap dengan rasa ingin tahunya.

"Karena kau memberi kesempatan padaku untuk belajar bersama senior dan membuat Jimin lebih ceria." ucapan terakhir Taehyung memelan, tatapan sendunya terarah pada mangkuk yang menyipan sumpit yang dipatahkan Jimin tadi.

Baekhyun mengerutkan kening, lalu matanya mengikuti arah pandang Taehyung." Astaga, siapa yang mematahkan ini?"

"Jimin, tentu saja." sahut Taehyung polos.

"Apa?! Kau bercanda?! Kenapa dia melakukan ini?" matanya melotot dengan bibir menganga tidak percaya. "Apa dia sedang ada masalah?"

Taehyung mengangguk pelan. "Patah hati." dia buru-buru menutup mulut ketika sadar apa yang dia katakan. "Astaga, Hyung, jangan katakan apa pun padanya, ya?!"

Sebagai seseorang yang menyayangi Jimin, Baekhyun tidak terima dengan semua itu. Manusia jahat mana yang berani menyakiti hati makhluk seperti Jimin yang lucu dan menggemaskan?!

“Dengan satu syarat.”

“Apa?”

“Ceritakan semua padaku.”

“Asal Jimin tidak tahu. Dia akan membunuhku.”

“Deal!”






•﹏•






Yoongi disana, berdiri mengabaikan si gadis yang terus mengoceh tentang projek musik yang biasanya akan dia dengarkan dengan seksama, kali ini dia justru memilih memerhatikan sosok lain yang mencuri perhatiannya sejak tadi. Dia melihat bagaimana tubuh mungil itu setengah berlari, rambutnya yang hitam lurus bergerak lucu, dan tubuhnya agaknya lebih kurus dari terakhir dia lihat. Dia pun melihat bagaimana si mungil itu tersenyum, cemberut, dan kesal. Ah, jantungnya menghentak lagi.

Yang Yoongi pikirkan, apakah si mungil itu masih menyimpan rasa padanya? Karena jika pertanyaan itu ditujukan padanya, maka dia akan menjawab lantang; "Ya, aku masih menyayangi Jimin seperti dulu."

Hal bodoh yang Yoongi lakukan selama berbulan-bulan dan berakhir tragis dengan tidak bisa melupakan sedetik pun tentang Park Jimin. Si mungil yang begitu rapuh dan harusnya dia lindungi. Sayangnya, dia memilih untuk egois. Meninggalkan Jimin karena dia sama sekali tidak mengerti akan bagaimana menghadapi Jimin sedangkan dirinya sendiri tidak bisa membahagiakan Jimin.

Jimin takut padanya. Jimin tidak suka disentuh olehnya. Jimin trauma karena ayah tirinya. Pun sama seperti Yoongi sendiri yang trauma akan kehilangan dan dia justru memilih meninggalkan dengan alasan konyol tidak ingin membuat Jimin semakin trauma dengan keberadaannya yang tidak bisa menolong keadaan Jimin sama sekali.

Karena sungguh, setiap berada di dekat pria mungil itu Yoongi tidak bisa mengendalikan keinginannya untuk sekedar menciumi dan merengkuh dengan dua lengannya. Dia menjauh karena tidak ingin melukai Jimin untuk ke sekian kali. Percayalah, Yoongi hanya tidak bisa menghadapi Jimin yang selalu tampak ketakutan setiap kali bersamanya.

"Hei, Min Yoongi!!"

Yoongi menoleh dengan cepat karena terkejut. "Apa?"

"Kau melamun, sialan! Kenapa? Kau menyukai pemuda manis tadi?" Min Goowon, gadis yang sejak tadi menempeli Yoongi menopang dagu dengan senyum jahil tersemat dibibir. "Ah, siapa ya namanya? Oh, Chimmy namanya Chimmy. Kudengar itu panggilan yang mereka berikan untuknya saat masa orientasi. Dia jadi kesayangan semua senior fakultas seni, omong-omong."

"Kenapa begitu?"

Goowon mengedikkan bahu santai sambil menyuap nasi ke dalam mulut. "Dia lucu, manis, menggemaskan, dan dia tampil dengan kostum anak ayam kuning yang membuatnya jadi bahan rebutan antara Luhan dan Baekhyun. Astaga, Baekhyun bahkan mengatakan jika Chimmy adalah anaknya bersama Chanyeol." jeda dengan sebuah tawa geli. "Tidak heran jika tadi Baekhyun begitu bersemangat saat memanggil anaknya. Eh, kenapa kau bertanya? Biasanya kau 'kan tidak peduli?"

"Tidak ada. Cepat habiskan, aku masih ada kelas."

"Ah, Yoongi-ku yang sibuk. Menyebalkan!"




Fin!
•﹏•


Gue emang nggak mewajibkan kalian buat komen, but
Wahai para sider tolong kasih VOTE.
Thanks!



GIGI
AUGUST 27, 2018

Daily LoveWhere stories live. Discover now