Tidur Siang

55 0 0
                                    


Siang itu panas menghampiri, seakan matahari sedang bergembira hingga membuat seisi bumi terasa panas karena terlalu bersemangatnya. Rasa panas itu hampir seperti panasnya panggangan yang membuat semua anak saat itu ingin sekali cepat masuk rumah dan rebahan di depan Tv sembari menikmati es teh manis. Namun itu tidak bisa dinikmati oleh kedua gadis kembar tersebut yaitu Alisya dan Alifa. Karena sepulang sekolah mereka harus tidur siang.

Dirumah yang tak begitu besar, serta tata letak rumah yang bertema minimalis. Diruang tengah setelah melewati ruang tamu yang cukup luas, mereka berdua asik menikmati acara anak-anak di TV sampai enggan untuk berpindah tempat.

"ah ayo dong jangan diem aja kalau dijahatin orang, lawan dong." Seru Alifa saat asik menonton tayangan bertema bawang merah dan bawang putih saat itu.

"Alisya, Alifa ayo tidur siang dulu kalian. Habis pulang sekolah wajib tidur, kasian badannya butuh istirhat. Ayo matiin Tv nya!" Seru seorang perempuan yang saat itu Alisya masih kaku untuk menyebutnya "MAMA".

"Alifa enggak mau tidur ma, bosen tiap hari kita selalu tidur siang, siang ini Alifa mau nonton aja sampe ketiduran." dengan suara manjanya Alifa. "Aku juga enggak mau tidur." Seru Alisya

"Iya nanti sore kita bangun tidur bisa nonton lagi ya sayang." Sembari mecium dan menggendong Alifa dan membawanya ke kamar mereka dengan penuh cinta dan kasih. "Lalu bagaimana denganku?" dalam hatinya ia bertanya. Tak lama kemudian ada rasa sakit yang ia dapatkan didaerah pinggang, sakit teramat sakit yang rasanya ingin sekali dia teriakan, ternyata cubitan mamanya. "Ayo masuk kamar, tidur dipojok!" Bentak sang mama kepada Alifa dengan sembari mencubit pinggang Alifa.

Dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu shalawat oleh sang Mama tercinta, tapi itu bukan untuknya, melainkan hanya untuk Alifa sang adik yang sangat disayangi mamanya. Alifa hanya bisa menangis dipojokan kasur berukuran 183cm x 203cm. Dia selalu tidur dipojok, Alifa ditengah dan sang mama dipinggir. Tangisan Alisya yang dalam itu yang selalu disembunyikan dibalik bantal. Sembari menatap sebuah dinding besar tepat didepan wajahnya yang menjadi curahan hatinya.

"Mbah aku kangen, kangen tidur siang dimanja seperti Alifa, apa salahku Ya Allah sampai mama enggak mau sekali pun meluk dan manjain aku, aku kangen mbah Ya Allah, aku ingin sekali ketemu mbah dan cerita apapun yang bisa aku ceritakan padanya dan ingin sekali bertanya pada budeh apa yang terjadi dengan aku dan mama sampai-sampai mama jadi kaya gini." Isak tangis Alisya yang begitu dalam, karna hampir setiap hari saat ia tidak ingin tidur siang, dia selalu dicubit oleh sang mama. Hingga akhirnya dia pun tertidur lelap dalam tangisannya yang penuh dengan tanda tanya.

Siang yang begitu kejam ia rasakan, bahkan bukan hanya siang ini yang terjadi. Hampir setiap hari tak pernah rasa cinta itu memenuhi hari-harinya. Yang membuat Alisya selalu ingin hidup di alam mimpinya. Yang selalu ingin membuat Alisya bertumbuh dewasa lebih cepat agar ia bisa keluar dari rumah tersebut. Sosok seorang ibu yang seharusnya memberikan kehangatan di dalamnya tetapi berbanding terbalik dengan cerita yang sering ia dengar dari teman-teman sebayanya. Dia tak tahu apa itu ibu, siapa ibunya dan sesayang apa ibunya kepadanya. 

Aku merindukanmuWhere stories live. Discover now