Chapter 11

19K 427 39
                                    

      Semalam tidurku tidak nyenyak, setiap 2 jam aku terbangun. Memantapkan hati dan pikiranku untuk memilih Thomas sebagai calon suamiku. Kamu tanya apa aku masih ragu? entahlah, ini mungkin dikarenakan aku belum siap menyakiti hati orang. Tapi itu resiko, salah satunya harus ada yang tersakiti. Dengan begitu hidup bisa berjalan dengan normal lagi tanpa ada keraguan.

      Pagi ini aku sudah mandi, dan turun ke lantai satu, menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Diruang makan ini masih sepi. Hanya aku dan beberapa maid menghidangkan makanan. Belum terlihat keluarga Roosevelt. Tapi hidangan sudah tertata rapi didepanku.

      "Dimana yang lainnya?" Tanyaku pada maid yang sedang menuangkan susu putih digelasku.

      "Kemarin malam Tuan besar dan Nyonya pergi ke negara lain untuk bekerja, Tuan Muda Jack masih dikamarnya dan Tuan Thomas sedang sakit." Kata maid dengan tutur kata yang sangat lembut. Sontak aku kaget, Thomas sakit? tapi kenapa? apa dia kecapean karena kencan kemarin?.

      Aku yang belum menyentuh makananku segera ke kamar. Mengambil denah rumah, (Untuk berjaga-jaga, kalau tersesat lagi.) dan pergi ke kamar Thomas.

      Tok tok tok.. "Thomas?"

      "Iya, masuk saja." Mendengar itu, aku membuka pintu perlahan. Kamarnya kelihatan simpel dan rapi, besar kamarnya juga sama dengan Zack. Bedanya tidak ada poster atau gambar disini, dan warna dinding kamar Thomas juga berbeda. Aku melihat Thomas yang masih memakai baju tidur, mengunakan selimut dan bersandar dengan bantal. Wajahnya agak pucat dan kelihatan lelah.

      Aku menutup pintu, berjalan mendekatinya, dan duduk dipinggir ranjang.

      "Kamu sakit apa?"

      "Hanya sedikit demam."

      "Apa karena kencan kemarin?"

      "Bukan,... kencan tidak ada hubungannya dengan sakit ini."

      "Lalu karena apa?"

      "Mungkin karena semalam aku lupa menutup jendela kamarku." Kata Thomas, Benarkah? tapi aku kok gak merasa yakin kalau sakitnya karena itu. Apa Thomas berbohong padaku?.

      "Tidak usah khawatir, besok juga sudah membaik." Katanya lagi, aku hanya mengangguk.

      "Kamu sudah sarapan?" Tanyaku. Thomas hanya menggeleng pelan. 

      "Mau aku ambilkan?"

      "Tidak usah."

      Lalu pintu terbuka, dan melihat seorang pria tampan berpakaian rapi. Itu adalah Thomas. Eeeh, wait a minute... Kalau pria tampan didekat pintu itu Thomas, lalu yang sakit ini siapa? apa aku salah kamar lagi?.

      "Bagaimana? sudah mirip belum?" Kata Thomas yang didekat pintu.

      "Perfect." Kali ini kata Thomas yang didekatku.

      "Kamu siapa?" Tanyaku pada Thomas yang didekat pintu.

      "Haha, aku? kamu benar-benar gak kenal aku?." Tanyanya terkejut tapi sedikit tertawa. Sekarang aku yakin bahwa dia adalah Zack.

      "Zack?"

      "Yupp, melihat reaksinya, aku yakin aku sudah menyerupai dirimu." Kata Zack. Aku masih terheran-heran, buat apa coba Zack meniru Thomas? dan rambutnya yang agak panjang dipotong seperti model rambutnya Thomas. KENAPA????

      “Huuuu, lagi-lagi aku potong rambut." Kata Zack kecewa, sambil memegang rambut coklat gelapnya itu.

      “Maaf ya, sekali lagi kamu terpaksa menggantikan aku."

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang