Chapter 3

22.8K 534 12
                                    

      Aku menoleh dan mendapatkan dua orang pria besar, yang salah satunya telah menahan tanganku. Lepaskan tangan menjijikanmu dariku dasar om-om jelek!!. Kataku dalam hati, menatap mereka garang. Iya, dua orang yang tidak aku ketahui ini adalah om-om tua berpakaian seperti preman, wajah kuli bangunan, mata belekkan, dan rambut ubanan!!.

      "Hey cantik~ kok sendirian aja malam-malam begini?." Tanya Si mata belekkan yang sedang memegang tanganku.

      "Bos, apa bos gak curiga tengah malam begini ada cewek cantik?" Kata Si rambut ubanan yang berbicara dengan Si belekkan yang dia panggil bos. Entah kenapa Si ubanan kelihatan sedikit takut.

      "Maksudmu apa? cewek ini hantu begitu?! siluman jadi-jadian?!" Kata Si belekkan yang menatap temannya kesal.

      "Sepertinya begitu,.. kan katanya disini..." Sontak Si belekkan memukul kepala Si ubanan.

      "Kamu terlalu banyak nonton filem horor! lihat saja dia, kakinya nempel ditanah dan lagipula aku bisa memegangnya!." Kata Si belekkan, sekali lagi memukul Si ubanan yang menundukkan kepalanya menahan sakit .

      "Dasar bodoh!!." Kalau saja aku tidak tegang sekarang mungkin aku akan tertawa mendengar percakapan bodoh mereka. Pada kenyataannya sama sekali tidak. Ayolah Zack dimana kamu?.

      Dan mereka pun kembali ke topik awal dimana mungkin aku akan diperkosa!. Oke aku bersyukur selamat dari razia dan tidak menjadi tersangka mabuk-mabukkan. Tapi, sekarang? aku mungkin akan menjadi korban pemerkosaan, dan koran pagi halaman utama berjudul 'Seorang gadis remaja diperkosa oleh dua pria di taman kota.' Dan kalau sampai itu terjadi, orang pertama yang aku teror adalah ZACK, karena dia telah membawaku dalam bahaya.

      "Daripada sendirian disini, mending temenin kita berdua iya gak?." Tanyanya Si belekkan padaku dan temanya mengagguk setuju.

      "Lepaskan tanganmu dariku!." Kataku sedikit teriak sambil berusaha melepaskan tangannya. Dan berhasil!, aku langsung mengelus-elus lenganku yang kelihatan memerah. Cengkramanya kuat sekali, membuat tanganku bergetar.

      "Aiiss, galak banget~ makin cantik deh kalau begitu." Kata Si ubanan sambil mencolek daguku. Iiiuukkh, jijik!! ingin rasanya aku menghajar mereka. Tapi sayangnya sakit kepalaku kambuh dan lagipula aku pasti kalah. Satu cewek melawan 2 om-om gak laku ini. Seketika Si belekkan mengisyaratkan sesuatu pada pada Si ubanan. Dan mereka langsung menyeretku dengan paksa.

      "Lepaskan aku dasar om-om mandul!!." Kataku teriak pada mereka, tapi mereka hanya tertawa.

      "Tolong!! tolong aku!! Lepaskan!!, tolong!!!!." Teriakku sekuat-kuatnya yang ternyata aku sudah keluar air mata yang selama ini ku tahan.

      Aku menangis karena pertama keperawananku diambil secara paksa, kedua tidak ada yang mendengar teriakanku, ketiga yang membuatku paling kecewa kenapa aku begitu mudah terjerumus? kalau saja aku tidak bertemu dengan cowok itu? kalau saja aku tidak minum? tidak ke disotik? tidak bertemu dengan teman sialan itu. Mungkin,.. Mungkin aku akan hidup tanpa ada masalah. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri.

      Pandanganku mulai kabur dan kosong, aku pasrah dengan pertolongan yang tak kunjung datang. Tidak akan ada yang menolong orang nakal sepertiku.. tidak ada.... Jika aku berhasil lolos dari ini, aku akan berubah... menjadi gadis yang baik dan penurut. Mungkin hal pertama yang aku lakukan adalah menerima perjodohan itu.

      "Katerin!!!!." Seseorang berteriak, seketika itu aku mulai tersadar. Aku menyadari bahwa aku hampir pingsan.

      Buukkk!! Seketika Zack menghajar Si ubanan dan sukses terjatuh. Lalu Zack masih menghajar Si ubanan dengan membabi-buta. Si belekkan melepasku, dan menghampiri Zack. Aku dengan segera melayangkan tendangan diselangkangannya!. dan sukses membuat dia kesakitan.

      "Zack! ayo kita pergi dari sini!." Kataku menarik lengan Zack, sambil berusaha menghentikan pukulannya. Si ubanan sudah tak sadarkan diri tapi Zack masih terus memukulnya.

      Dia seperti memukul bantal yang empuk dan lembek, kapuknya sampai keluar. Tapi ini bukan kapuk yang keluar, melainkan darah dan kulihat daging yang sobek. Aku takut Zack telah membunuhnya dan seseorang melihat kejadian ini. Aku tidak mau berada dikoran pagi besok! tidak dengan kasus apapun!! apalagi kasus pembunuhan.

      "Zack!, dia sudah gak sadarkan diri, ayo kita pergi dari sini sebelum ada orang yang melihat!." Kataku panik, dan akhirnya Zack berhenti memukulnya, lalu berdiri menggandeng tanganku. Menghampiri Si belekkan yang masih kesakitan.

      Buukkkk!! Zack lalu memukul Si Belekkan. Dan darah segarpun keluar dari mulut Si belekkan. Aku menahannya untuk tidak bertindak lebih jauh lagi. Berlari sambil menggandeng Zack menjauh dari om-om mesum itu.

      Buukkk!!, suara itu bukan suara pukulan tapi suara aku jatuh. Karena kesandung batu, high heels sialan!, aku mencoba bangun tapi auuu!. Kakiku sakit, kulihat kakiku yang berdarah.

      Baru saja mau minta tolong pada Zack untuk menolongku berdiri. Tapi dia malah menggendongku seperti putri. Aku ingin protes tapi mukanya masih kelihatan marah. Jadi aku urungkan niatku dan memeluknya supaya tidak jatuh. Dia menggendongku sambil berlari tau!!. Untuk pertama kalinya aku merasa nyaman pada seseorang.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

      "Mana yang sakit?." Tanyanya begitu sampai dimobil.

      "Kakiku, tapi... aku masih bisa jalan kok, jadi kamu gak perlu menggendongku seperti itu." Kataku hati-hati karena kulihat marahnya belum reda. Dia hanya diam dan melihat kakiku berdarah.

      "Harus segera diobati." Katanya datar. Lalu dia menyalakkan mobil,

      "Jadi kita ke apotik? atau ke rumah sakit?." Tanyaku,

      "Gak, kita ke tempatku." Jawabnya, dan mobil pun melaju dengan cepat meninggalkan taman kota.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

sekali lagi makasih yang sudah ngasih commen dan vote :D

Picture is Jenny Elfana

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang