about a yellow box

3K 331 7
                                    

Udara di seoul saat ini sudah lumayan lebih dingin.  Ya,  musim dingin telah datang,  lebih tepatnya awal musim dingin.  Karna kalender masih menunjukkan tanggal satu bulan desember tahun ini.
Dan tepat pada tiga bulan yang lalu,  di tanggal yang sama, sebuah berita pahit dan duka telah jimin terima. Kedua berita itu yang selama ini membuatnya terlihat lebih sering melamun dan berdiam diri.

Sekarang,  ia sedang di sekolah,  tempat dimana jimin biasanya bisa melepas tawanya dan melontarkan lelucon yang bahkan dia pun tak tahu,  dimana letak lucunya,  lalu mereka semua tertawa bersama.

Mereka.

Dan sekarang,  ia hanya sendiri,  mendudukkan dirinya di kursi bawah pohon taman sekolahnya.
Dalam udara dingin.  Tapi ia tak peduli,  malah ia berharap,  ia akan mati kedinginan.  Itu lebih baik daripada apapun.
Mungkin orang lain akan mengganggap itu semua adalah hal gila,  tapi jimin tidak mengganggapnya begitu. 

Orang mana yang tidak sedih dan frustasi,  dan berasa ingin membunuh dirinya sendiri, saat mengetahui orang yang kau sayangi dan cintai dalam hidupmu malah meninggalkanmu? Tanpa sepatah katapun ia pergi,  tanpa salam perpisahan ia pergi, dan pergi,  tanpa pernah melihatmu lagi. Tapi ia tak sanggup,  ia tak bisa, ia tak bisa membunuh dirinya sendiri,  karna ada satu tanggung jawab yang dititipkan padanya. Dan itu harus ia sampaikan dengan baik dan selamat.

Andaikan,  tiga bulan yang lalu ia tak berbohong,  akankah itu dapat mengurangi biarpun hanya sedikit, rasa menyesal di hatinya saat ini?

Tiga bulan yang lalu
Jimin telah mencoba menghubungi yoongi puluhan kali,  dan puluhan kali juga,  telfonnya tak dijawab hingga akhirnya yoongi mungkin memutuskan untuk mematikan ponselnya.

Dan segera sesaat jimin sedang mencoba untuk menghubungi yoongi,  tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat mendekati ruang operasi,  tempat dimana taehyung sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana,  ponselnya yang tadinya menempel di telinganya dalam sekejap langsung jatuh ke lantai marmer rumah sakit tersebut.
Ia masih belum mengerti apa yang baru saja dia lihat,  pikirannya dan waktu disekelilingnya berubah melambat, hanya air mata yang terus mengalir tanpa terkendali. Dan saat semua pikirannya tersadar dan terkumpul kembali, kedua kakinya terasa tak sanggup lagi untuk berdiri,  dan dalam seketika dirinya jatuh berlutut di lantai lorong depan ruang operasi itu.

Cobaan apa yang telah Tuhan berikan padanya?  Jungkook,  sahabatnya,  telah koma dan entah sampai kapan akan bangun kembali. 
Baru sekitar beberapa jam yang lalu jimin telah mendapatkan ingatannya kembali,  dan kebahagiaan itu tak bertahan lama,  saat ia ingat bahwa taehyung,  seseorang yang selama ini ada di sekelilingnya adalah adik yang selama ini ia lupakan.  Tidak,  ia tak bahagia,  bahkan pertemuan keduanya setelah dua belas tahun berpisah sangat tak diharapkan olehnya sendiri.  Taehyung mengalami kecelakaan,  dan lihatlah,  apa yang sebenarnya telah membuat seorang park jimin jatuh berlutut disana? 
Sebuah ranjang rumah sakit dengan sesorang yang berbaring diatasnya,  dan telah tertutup oleh kain putih. Benda itu baru saja keluar dari ruang operasi dan juga ada seorang wanita paruh baya yang tengah menangis di samping benda tersebut,  air mata kesedihan,  air mata kehilangan,  dan air mata kesepian.

Entah sampai kapan kau selalu mendapat cobaan seperti inieomma
Sudah cukup dengan aku meninggalkanmu selama initidak lagi dengan taehyung juga.

Yoongi hyungmianhae...  Aku bukanlah adik dan kakak yang baikAku tak akan bisa menjadi sepertimuaku tak sekuat dirimu yang bisa bertahan hingga saat ini.
Aku membutuhkanmuhyung.

FIRST SNOW ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora